Auckland, April 2016
Dear you.
Ini adalah postingan dari orang yang tidak bisa tidur lalu akhirnya memutuskan menulis di blognya. Mungkin karena segelas cola yg kita share tadi sore, mungkin karena kerumitan yg kini mengeliling hidup, mungkin karena rencana masa depan kita begitu exciting dan membuat aku tak bisa tidur karenanya. Entahlah, yang jelas, here I am typing in front of my laptop, almost midnight in Auckland time.
Aku ingin menulis bahwa aku bahagia bersamamu. Terlepas dari kerumitan yg mengelilingi hidupku, kau memberikan rumah untuk jiwaku yg tak pernah beristirahat sejak aku kehilangan kapal rumah tanggaku. Kau menerima masa laluku, berusaha membuatku bahagia, kau melamarku berkali-kali, hingga akhirnya aku menerima mu.
Saat ini sebenarnya aku bingung apa rahasia Allah mengirimku kesini. My PhD kelihatannya tidak berjalan baik, meski bagaimanapun aku berusaha. Dan entah mengapa aku memulai semua perjalanan PhD ku itu tahun lalu. Lalu tiba tiba merubah rencana keberangkatanku dari Februari 2016 menjadi Oktober 2015 yang akhirnya membuat aku transit di Rockland. Seandainya aku berangkat Februari 2016, aku pasti akan langsung masuk unilodge dan tidak akan pernah transit di Rockland. Dan entah mengapa juga, di minggu ketiga aku disana, aku memasak untuk buka puasaku dan kau menemukanku disana. Di dapur, saat kau juga sedang memasak.
Sejak saat itu, kau mengejarku, dan perlu ku akui kau adalah pemburu ulung. Kau begitu fokus dengan buruanmu dan aku hampir hampir tidak mampu menolak berbagai tawaranmu. Entah hanya sekedar berbagi kue, belanja bersama ke supermarket, atau pun hal lain seperti mengunjungi tempat tempat di Auckland atau menjemputku dari kampus. Kupikir saat itu kau mesti berpikir sedang memburu seorang perawan, karena aku tak pernah membuka sisi gelap hidupku pada orang lain, terutama laki laki. Tidak, aku tidak malu atas status sendiriku, namun aku tidak mau lelaki iseng memanfaatkanku dan menganggapku wanita jablay yg murahan dan bisa diajak apa saja. Well, sebagai wanita sendirian, aku harus bisa menjaga diriku.
Tiga minggu setelah kita berkenalan di dapur itu, kau sudah melamarku melalui guru mengajimu. Aku marah saat itu. Aku pikir kau pasti lelaki tua yg kesepian dan mengira bisa mendapatkan seorang wanita Indonesia dengan lamaran murahan. Aku bahkan mem blok guru mengajimu dari facebookku, namun akhirnya aku sadar bahwa kau benar-benar ingin menghabiskan sisa hidupmu, menemaniku.
Lalu tibalah malam saat Jon habis habisan memarahiku di lab.Aku menangis di mobil saat kau menjemputku. Aku ingat Najwa dan rindu sekali padanya malam itu. Saat itu aku berterus terang padamu tentang masa laluku. Kau terkejut dan kupikir kau pasti lari dari perburuanmu. Kau akan menyesal telah menghabiskan waktumu mengejar seorang perempuan yg ternyata punya masa lalu kelam. Namun, aku salah. Kau memilih tetap bersamaku, melamarku lagi malam itu, dan memohon aku untuk menerimamu.
Lalu kau membawaku naik helikopter di sekitar Sky Tower. Kau juga melamarku di helikopter itu. Tapi masih dengan rikuh, aku menolaknu dan mengatakan bahwa aku masih nyaman sendiri dan aku tidak ingin melibatkan siapa pun dalam kerumitan hidupku. Hidupku rumit, itu benar sekali. Dan perlu seseorang yg berhati besar dan mulia untuk menerimaku lengkap dengan paket rumit di belakangku. Ah, betapa aku begitu besar hati menerimaku.
Kau melamarku lagi di Hobbiton, lalu setiap saat kita bersama, kau pasti menyelipkan betapa indahnya jika aku mengizinkanmu menemaniku. Aku masih terus menolak meskipun kau selalu berhasil membuatku tersipu malu saat kau mengatakan betapa menawannya aku di matamu.
Hingga aku masuk rumah sakit. Disitu pula, kau masih berusaha melamarku. Aku masih tak mau mengizinkanmu, aku masih berusaha kuat, meskipun aku akui perjuanganku di Auckland mulai menanjak dan aku mulai lelah dengan segala hal yang menekanku di lab. Yang aku takjub adalah keyakinanmu bahwa aku, adalah takdir Allah untuk mu. Atas keislaman mu, aku adalah kado Allah untukmu. How can you be so sure?
Hingga akhirnya aku jatuh dalam depresi ini. Dengan segala kekuatanmu, kau melamarku lagi. Dan akhirnya aku mengiyakanmu. Aku menerima mu dan kau begitu bahagia saat itu. Dan mulailah rencana masa depan itu kita rancang, meski dengan segala kerumitan yang mengelilingiku.
Yang membuatku terharu adalah, kau begitu memuliakanku seolah olah aku adalah perawan suci yang turun dari surga. Hari ini kau membawaku mencari cincin indah untuk jari manisku. Sepotong berlian bertahta disana, lengkap dengan berlian mungil di sekelilingnya. Kau habiskan hampir 20 juta rupiah untuk cincin itu. Ah, bahkan si pramuniaga pun begitu terharu saat mengetahui betapa kau menabung untuk membelikanku cincin yg sesuai dengan kehendakku. Itu pun saat aku memilih yang murah, kau menyuruhku memilih yg lebih mahal, karena anggaranmu belum melewati apa yg kupilih. Setelah itu kau masih memikirkan bagaimana suasana yg sesuai untukmu berlutut untukku di hadapan orang banyak agar aku tahu itulah cara seorang westerner memuliakan wanitanya. Aku masih belum tahu kejutan apa yg menantiku beberapa minggu ke depan, namun kau berjanji akan memberikanku lamaran yg jauh lebih romantis dari yg sudah kau lakukan untukku. Ah, Barokah Allah untukmu, my lovely old man, terima kasih telah begitu memuliakanku, membanggakanku meskipun aku gagal dalam sekolahku, membahagiakan wanita yg telah berjuang begitu lama sendiri.
Dan malam ini, aku tak bisa tidur lagi memikirkan betapa hebatnya kisah hidupku dirancang Allah SWT. Bertemu Jon melalui email, dibawa ke Auckland untuk PhD, dan malah bertemu denganmu, dan kita sedang merencanakan masa depan hebat bersama. Aku bahkan sudah mulai terbuka untuk memiliki bayi lagi bersamamu. Kau, begitu membahagiakanku. Terima kasih.
Dan dengan ini, Auckland, aku mengizinkanmu menemaniku. Aku ingin hidup bersamamu. Kau adalah lelaki romantis hebat yg pernah kutemui dalam hidup. Dalam sehari, jarang sekali kau memanggilku dengan namaku. Kau selalu memanggilku dengan SWEETHEART, DARLING, BABY, atau MY LOVE. Dan aku begitu kagum dengan cara bercanda khas western yg kau punya, yg membuatku bisa melupakan keteganganku. Dan hampir setiap malam, kau menelponku, sebelum kau tidur disana dan minta aku mendoakanmu. Kau berterima kasih padaku hampir setiap detik, karena aku mencintaimu, kau minta maaf malam ini jika cicnin yg kau belikan belum memenuhi seleraku dan kau masih berharap kau bisa membelikan yg lebih besar. Ah, bagaimana aku tak mencintaimu?
Malam ini, Auckland, aku nyatakan aku mencintaimu. Aku mengizinkanmu menemaniku. Dengan segala kerumitanku, maka mari kita bersama mengarungi hidup ini. Tua bersama, berlibur di tempat-tempat yg sudah kita rencanakan. Dan jika PhD ini tidak berhasil juga, maka ku tunggu kau menjemputku disana. Di sebuah tempat ribuan km jauhnya dari asalmu. Saat kita akan bertemu kembali dan merencanakan seremoni indah untuk kita berdua dihadapan keluargaku.
Auckland, I love you. Aku, mencintaimu.
With love,
-NK-
Dear you.
Ini adalah postingan dari orang yang tidak bisa tidur lalu akhirnya memutuskan menulis di blognya. Mungkin karena segelas cola yg kita share tadi sore, mungkin karena kerumitan yg kini mengeliling hidup, mungkin karena rencana masa depan kita begitu exciting dan membuat aku tak bisa tidur karenanya. Entahlah, yang jelas, here I am typing in front of my laptop, almost midnight in Auckland time.
Aku ingin menulis bahwa aku bahagia bersamamu. Terlepas dari kerumitan yg mengelilingi hidupku, kau memberikan rumah untuk jiwaku yg tak pernah beristirahat sejak aku kehilangan kapal rumah tanggaku. Kau menerima masa laluku, berusaha membuatku bahagia, kau melamarku berkali-kali, hingga akhirnya aku menerima mu.
Saat ini sebenarnya aku bingung apa rahasia Allah mengirimku kesini. My PhD kelihatannya tidak berjalan baik, meski bagaimanapun aku berusaha. Dan entah mengapa aku memulai semua perjalanan PhD ku itu tahun lalu. Lalu tiba tiba merubah rencana keberangkatanku dari Februari 2016 menjadi Oktober 2015 yang akhirnya membuat aku transit di Rockland. Seandainya aku berangkat Februari 2016, aku pasti akan langsung masuk unilodge dan tidak akan pernah transit di Rockland. Dan entah mengapa juga, di minggu ketiga aku disana, aku memasak untuk buka puasaku dan kau menemukanku disana. Di dapur, saat kau juga sedang memasak.
Sejak saat itu, kau mengejarku, dan perlu ku akui kau adalah pemburu ulung. Kau begitu fokus dengan buruanmu dan aku hampir hampir tidak mampu menolak berbagai tawaranmu. Entah hanya sekedar berbagi kue, belanja bersama ke supermarket, atau pun hal lain seperti mengunjungi tempat tempat di Auckland atau menjemputku dari kampus. Kupikir saat itu kau mesti berpikir sedang memburu seorang perawan, karena aku tak pernah membuka sisi gelap hidupku pada orang lain, terutama laki laki. Tidak, aku tidak malu atas status sendiriku, namun aku tidak mau lelaki iseng memanfaatkanku dan menganggapku wanita jablay yg murahan dan bisa diajak apa saja. Well, sebagai wanita sendirian, aku harus bisa menjaga diriku.
Tiga minggu setelah kita berkenalan di dapur itu, kau sudah melamarku melalui guru mengajimu. Aku marah saat itu. Aku pikir kau pasti lelaki tua yg kesepian dan mengira bisa mendapatkan seorang wanita Indonesia dengan lamaran murahan. Aku bahkan mem blok guru mengajimu dari facebookku, namun akhirnya aku sadar bahwa kau benar-benar ingin menghabiskan sisa hidupmu, menemaniku.
Lalu tibalah malam saat Jon habis habisan memarahiku di lab.Aku menangis di mobil saat kau menjemputku. Aku ingat Najwa dan rindu sekali padanya malam itu. Saat itu aku berterus terang padamu tentang masa laluku. Kau terkejut dan kupikir kau pasti lari dari perburuanmu. Kau akan menyesal telah menghabiskan waktumu mengejar seorang perempuan yg ternyata punya masa lalu kelam. Namun, aku salah. Kau memilih tetap bersamaku, melamarku lagi malam itu, dan memohon aku untuk menerimamu.
Lalu kau membawaku naik helikopter di sekitar Sky Tower. Kau juga melamarku di helikopter itu. Tapi masih dengan rikuh, aku menolaknu dan mengatakan bahwa aku masih nyaman sendiri dan aku tidak ingin melibatkan siapa pun dalam kerumitan hidupku. Hidupku rumit, itu benar sekali. Dan perlu seseorang yg berhati besar dan mulia untuk menerimaku lengkap dengan paket rumit di belakangku. Ah, betapa aku begitu besar hati menerimaku.
Kau melamarku lagi di Hobbiton, lalu setiap saat kita bersama, kau pasti menyelipkan betapa indahnya jika aku mengizinkanmu menemaniku. Aku masih terus menolak meskipun kau selalu berhasil membuatku tersipu malu saat kau mengatakan betapa menawannya aku di matamu.
Hingga aku masuk rumah sakit. Disitu pula, kau masih berusaha melamarku. Aku masih tak mau mengizinkanmu, aku masih berusaha kuat, meskipun aku akui perjuanganku di Auckland mulai menanjak dan aku mulai lelah dengan segala hal yang menekanku di lab. Yang aku takjub adalah keyakinanmu bahwa aku, adalah takdir Allah untuk mu. Atas keislaman mu, aku adalah kado Allah untukmu. How can you be so sure?
Hingga akhirnya aku jatuh dalam depresi ini. Dengan segala kekuatanmu, kau melamarku lagi. Dan akhirnya aku mengiyakanmu. Aku menerima mu dan kau begitu bahagia saat itu. Dan mulailah rencana masa depan itu kita rancang, meski dengan segala kerumitan yang mengelilingiku.
Yang membuatku terharu adalah, kau begitu memuliakanku seolah olah aku adalah perawan suci yang turun dari surga. Hari ini kau membawaku mencari cincin indah untuk jari manisku. Sepotong berlian bertahta disana, lengkap dengan berlian mungil di sekelilingnya. Kau habiskan hampir 20 juta rupiah untuk cincin itu. Ah, bahkan si pramuniaga pun begitu terharu saat mengetahui betapa kau menabung untuk membelikanku cincin yg sesuai dengan kehendakku. Itu pun saat aku memilih yang murah, kau menyuruhku memilih yg lebih mahal, karena anggaranmu belum melewati apa yg kupilih. Setelah itu kau masih memikirkan bagaimana suasana yg sesuai untukmu berlutut untukku di hadapan orang banyak agar aku tahu itulah cara seorang westerner memuliakan wanitanya. Aku masih belum tahu kejutan apa yg menantiku beberapa minggu ke depan, namun kau berjanji akan memberikanku lamaran yg jauh lebih romantis dari yg sudah kau lakukan untukku. Ah, Barokah Allah untukmu, my lovely old man, terima kasih telah begitu memuliakanku, membanggakanku meskipun aku gagal dalam sekolahku, membahagiakan wanita yg telah berjuang begitu lama sendiri.
Dan malam ini, aku tak bisa tidur lagi memikirkan betapa hebatnya kisah hidupku dirancang Allah SWT. Bertemu Jon melalui email, dibawa ke Auckland untuk PhD, dan malah bertemu denganmu, dan kita sedang merencanakan masa depan hebat bersama. Aku bahkan sudah mulai terbuka untuk memiliki bayi lagi bersamamu. Kau, begitu membahagiakanku. Terima kasih.
Dan dengan ini, Auckland, aku mengizinkanmu menemaniku. Aku ingin hidup bersamamu. Kau adalah lelaki romantis hebat yg pernah kutemui dalam hidup. Dalam sehari, jarang sekali kau memanggilku dengan namaku. Kau selalu memanggilku dengan SWEETHEART, DARLING, BABY, atau MY LOVE. Dan aku begitu kagum dengan cara bercanda khas western yg kau punya, yg membuatku bisa melupakan keteganganku. Dan hampir setiap malam, kau menelponku, sebelum kau tidur disana dan minta aku mendoakanmu. Kau berterima kasih padaku hampir setiap detik, karena aku mencintaimu, kau minta maaf malam ini jika cicnin yg kau belikan belum memenuhi seleraku dan kau masih berharap kau bisa membelikan yg lebih besar. Ah, bagaimana aku tak mencintaimu?
Malam ini, Auckland, aku nyatakan aku mencintaimu. Aku mengizinkanmu menemaniku. Dengan segala kerumitanku, maka mari kita bersama mengarungi hidup ini. Tua bersama, berlibur di tempat-tempat yg sudah kita rencanakan. Dan jika PhD ini tidak berhasil juga, maka ku tunggu kau menjemputku disana. Di sebuah tempat ribuan km jauhnya dari asalmu. Saat kita akan bertemu kembali dan merencanakan seremoni indah untuk kita berdua dihadapan keluargaku.
Auckland, I love you. Aku, mencintaimu.
With love,
-NK-
😍
ReplyDelete😍
ReplyDeleteAmiiin...smg Alloh mgijabah....dan mbuatx indah tepat di waktux...
ReplyDeleteTerima kasih sdh membaca yaa Hisyamalfah
ReplyDeleteAmiin, trmksh atas doanya yaaa Liliek, semoga barokah Allah untuk kita semua amiin
ReplyDelete