Saturday, 6 August 2016

DISNEY ON ICE: A MAGICAL SHOW!

Hey hey, selamat hari Minggu! 

Sudah lama saya tidak menulis di blog nih karena sudah mulai sibuk di education. Tapi alhamdulillah, hari ini saya pingin menulis tentang show yg baru saya tonton kemarin, Disney on Ice. Sebenarnya sebelum disney on ice, saya juga ditawari RC untuk nonton coldplay, yang juga bakal manggung di Auckland Desember nanti. Tapi gimana ya, saya tu gak doyan nonton konser, karena sumpek menurut saya jejal jejalan karena pangsa pasar konser jauh lebih banyak daripada Cuma sekedar pertunjukan disney. Dan saya lebih suka kartun dibanding konser dewasa hehe. Nonton kartun juga biasanya aman karena yg nonton banyak anak anak. Intinya jika disuruh memilih item orang dewasa atau anak anak, ya saya milihnya anak anak. Dan Anda tahu kaaan, saya lebih suka memilih apa yg saya suka ketimbang mengikuti apa yg disukai orang banyak hehehe.



Ok, anyway, show ini juga adalah perayaan kami dan RC. Saat saya nonton iklan show ini di TV sejak Maret lalu, saya sudah terpekik kegirangan dan bilang ke RC saya pingin nonton. Namun mengingat tanggal konser itu bulan Agustus dan jika saya tidak disetujui pindah oleh LPDP dan visa saya tidak dikabulkan, maka Agustus saya sudah tidak berada di NZ lagi. Pulang lah istilahnya. Karena itulah kami tidak langsung membooking tiket ini karena visa, izin LPDP masih belum pasti. Istilahnya saat itu kondisi hari hari saya benar-benar “gelap”. Bangun tidur aja nggak bisa, setiap hari kerjaan bengong di kamar sambil terus berdoa agar LPDP menyetujui permohonan saya. Dan saat itu kami berjanji, jika semua rintangan ini terlewati dan saya diizinkan belok ke education, kami akan merayakan ini, nonton disney on ice di bulan Agustus, merayakan winter, merayakan hari dimana saya masih bisa berdiam di NZ, merayakan kebersamaan kami melewati depresi. Dan yay, akhirnya hari itu datang kemarin.

Sejak pagi saya sudah kasak kusuk kayak anak TK yg mau nonton idolanya. Sms RC jangan lupa bawa tiketnya dan harus ganti baju yg ok karena kami mau foto foto dulu hehehe. Dia juga sibuk nge godain saya seharian, sebelum show. Ya katanya tiketnya dijual lah, tiket hilang lah, dia sibuk lah, senaaangg banget nge godain saya asem hehe. Dia saya wajibkan pakai baju baru yg saya belikan dg uang gaji pertama di NZ dan yay, he looks handsome!



Jam 5 kami sdh ngantri dan banyak banget anak anak. Sepertinya saya peserta tertua yg datang tanpa anak anak. Yang lain iya sih sdh tua juga tapi biasanya bawa anaknya atau cucunya. Tapi saya sudah bilang ke RC, mau sampai beuban pun, kartun tetap kegemaran saya. Itu tidak akan berubah.
Jam lima tepat pintu dibuka. Mulai deh jajanan disney itu menghiasi mata kami. Ada balon, ada es olaf, ada pop corn minnie, ada boneka ariel dan banyak kaos Elsa dan Anna. Waaah lapar mata jadinyaaa hehehe.


Dan kami duduk mencari nomor kursi kami dan saya tentunya foto foto lagi hehehehe. Lalu tepat jam 6 shownya dimulai. Awalnya yang muncul adalah Goofy, Donald, Mickey dan Minnie, ikon lama disney yang datang hanya sekedar membuka acara dan jadi host lah istilahnya. Meski bagaimana pun tenggelamnya ikon ikon itu saat ini, namun Donald, Miki, Minnie dan Goofy tetap sosok disney yang tidak lekang dimakan zaman. Tapi mereka paham lah anak anak lebih akrab dengan Rapunzel atau pun Elsa Anna saat ini. Jadi Cuma sebentar, mereka menghilang di balik layar.


Penampilan pertama adalah Sebastian, si udang yang terkenal dari film Ariel si putri duyung. Anak anak masih belum antusias karena Ariel pun masih terlalu baheula untu mereka. Itu pun disney tidak mengeluarkan Cinderella atau pun Snow White mengingat gap generasi yang sudah tidak terjembatani. Yang saya suka dari Ariel adalah pertunjukan under the sea si Sebastian dengan dekorasi bawah lautnya. Indah sekali. Lalu saat Ariel berganti dari sirip ikan duyung menjadi manusia. Itu magical sekali heheheh.


Setelah Ariel, muncullah Rapunzel. Yang sudah mulai akrab di mata anak anak. Tapi masih belum se magical frozen. Saya yakin mereka akan men save Frozen di akhir show apalagi dengan lagu fenomenalnya LET IT GO yang seolah olah jadi lagu kebangsaan anak anak di seluruh dunia. Dan benar saja, Rapunzel tidak terlalu menghipnotis anak anak. Yang saya suka dari Rapunzel adalah saat lampion diterbangkan, itu magical sekali karena ruangan langsung diterangi lampion, benar-benar indah. RC aja sampai menggenggam tangan saya saat lagu Rapunzel dinyanyikan. Indah sekali, terasa sekali aroma cinta nya hehehe.



Setelah Rapunzel muncul, show dihentikan 10 menit, untuk anak-anak yg ingin ke wc. Selain itu penjual makanan juga datang hehehe nawarin pop corn atau nawarin balon. Hampir lho hampiiirrrr, saya beli balonnya kalau gak ingat nanti mengganggu orang di belakang kalau balon saya nongol gitu selama acara terus mikir juga nanti gimana mau nge rekam yg selanjutnya hahaha. Itulah sudah, wanita tapi gayanya masih anak anak hehehehe.
Paruh kedua pun dilanjutkan. Yang muncul pertama adalah Belle. Anak-anak masih kurang ngeh itu adalah si beauty and the beast. Saya aja awalnya gak ngeh itu siapa. Disini juga bisa saya lihat teknik disney memadukan karakternya demi menjembatani gap generasi. Si Ariel yang zaman baheula digabung dengan Rapunzel yg sdh generasi bawah, supaya anak-anak gak bosan. Coba bayangin kalau si Ariel gabung ma Beauty and the Beast terus si Rapunzel dengan Frozen, apa gak mati kutu anak anak di paruh pertama hehehe.
Lalu setelah Belle menghilang, yak, muncullah si Kristov dengan rusa nya daaannn yaaakk si Olaf, manusia salju yang super terkenal itu. Dan saya sudah siap siap nih kalau si Elsa nyanyi Frozen saya akan record dari awal hehehe. Dan benar saja, itu memang inti dari show ini. Frozen pasti the starnya. Anak anak mulai kegilaan berdiri dekat arena es dan ikutan nyanyi, putar putar seperti Elsa yang menguasai panggung sendirian dengan ice skatingnya. Saya sebenarnya menunggu nunggu seperti apa istana Frozen nya karena pasti spektakular melihat istana dari es gitu. Tapi ternyata Cuma tangga saja, mungkin mengingat keterbatasan mereka membuat istana sungguhan heheh. Cukup lah bagi saya melihat itu. Yang menggumkan juga adalah saat air mancur berubah jadi es. Jadi tekniknya hanya dimatikan saja lampunya jadi seolah olah air mancurnya beku. Padahal Cuma lampu serinya saja yang dimatikan. Saat Arendelle kerajaan Elsa kembali hangat ya lampu serinya dijalankan lagi jadi seolah olah mengalir airnya heheh.

But anyway, Disney on Ice akan selalu jadi kenangan buat kami berdua. Ini adalah hari perayaan kami melewati depresi, merayakan keberhasilan saya memindahkan jurusan PhD dan merayakan kesenangan saya sebagai pencinta kartun abadi hehehe.

Well, happy weekend ya people. I hope you all have a blessful Sunday. Create magic in your own life, seperti halnya Walt Disney yang selalu memunculkan impian di hati anak anak bahwa mimpi itu bisa jadi nyata!

Auckland, 7 Agustus 2016

-NK-

Friday, 15 July 2016

DEAR LIFE, TERIMA KASIH...

Dear Life.

Tidak terasa sudah 4 tahun kita bersama dalam episode bernama kesendirian. Entah kenapa malam ini pikiran saya tidak focus untuk nge jurnal dan merasa ada yg harus dikeluarkan melalui tulisan. Mungkin hanya sekedar uneg uneg, mungkin sebagai perayaan bahwa saya survive, selamat dan baik baik saja.

Dear life.
Kau sempat kejam pada saya. Meskipun saya bukan orang jahat, tapi kau memposisikan saya seperti itu. Selama 4 tahun, saya diam. Ibarat ketapel, saya sedang mundur ke belakang. Menghilang, di India. Membangun hidup dari awal lagi. 4 tahun lalu itu, saya “dipaksa” keluar dari zona nyaman saya. Dari seorang yg SOCIALLY APPROVED saya tiba tiba jadi aneh. Saya sendirian, Najwa hilang dan yang tertinggal hanya saya dan kesendirian saya. Meskipun takdir itu tak akan terjadi jika tanpa trigger yang tidak akan saya buka meski sepedih apapun itu yg saya alami. Bagi saya, cukup saya yg tahu bagaimana saya diperlakukan dulu itu. Ah, sudahlah, itu masa lalu.

Dear life.
Saat ini kau seperti sedang berbaik hati padaku. Sesuatu yg agak menakutkan sebenarnya karena aku bukan pribadi yg percaya dengan kebahagiaan. Sejak kau melemparkan ku dalam kesendirian 4 tahun itu, aku belajar bahwa TIDAK ADA LAGI YG BISA DIPERCAYA. Aku timbul tenggelam dalam kerasnya hidup mengombang ambingkan kesendirianku. Dihujat, dtinggalkan, dihina, dianggap bejat, itu sudah biasa. Aku sampai tak bisa merasa pedih lagi saking banyaknya luka di tubuhku. Kenaifan ku berbalas kejahatan. Kebaikanku dianggap kelemahan. Pengertian dan toleransiku dimanfaatkan. Hingga akhirnya aku sadar, tidak suami, tidak sahabat, tidak siapapun di dunia ini, yg foreverly baik dengan kita. Kadang mereka hanya around saat ada perlunya. Dan aku sudah biasa dengan para oportunis itu dan biasanya aku melanjutkan hidupku dan melupakan mereka yg melupakanku. Aku tidak tumbuh menjadi orang jahat, tapi aku juga lebih hati hati dengan perasaanku. Karena terlalu banyak kehilangan, akhirnya aku memilih tidak memiliki lagi. Yg ku miliki hanya semangat, diri ini yg tidak akan bisa diambil oleh siapapun kecuali Allah.

Dear life.
Akhirnya aku belajar kuat dari kekejaman mu. Aku bangkit, aku membangun hidupku kembali meski dengan luka di sekujur tubuhku pasca perpisahan itu. Aku seolah gila, aku terus berlari berusaha menghilangkan luka di tubuhku. Lalu tanpa sadar, aku telah lari jauh sekali, meninggalkan banyak hal di belakang sana. Saat aku melihat diriku 4 tahun lalu itu, aku bahkan tak kenal siapa wanita itu. Ia wanita yg begitu sedih, begitu tertekan, berusaha me toleransi pilihan salahnya dan berusaha hidup dengan laki-laki yang kurang menghargainya. Hidup penuh perjuangan hanya untuk SOCIALLY APPROVED. Saat ini, aku melihat diriku 4 tahun lalu itu, aku hanya berkata “who are you?”.

Dear life.
Meski saat ini kau sedang ramah padaku, aku tak akan lengah lagi. Aku tak percaya siapapun lagi, bahkan ia yg saat ini sedang menyayangiku. Semua harus berdasar hukum, agar aku terlindungi. Selain itu, aku juga harus melengkapi diriku dengan ilmu bela diri sehingga jika ia menggunakan kekuatan laki-laki nya over me, aku tahu cara ampuh mempertahankan diri di dalam rumah tanpa ada saksi. Aku masih tidur dengan tangan terkepal, siap bangun jika ada bahaya tiba tiba menghadangku di kamar  super nyaman ini, meskipun seharusnya aku tak perlu se khawatir itu. Tapi jika kau jilati seluruh lukaku, kau akan tahu betapa perih hidup yg telah ku lewati.

So dear life.
Bahkan saat kau sedang beramah tamah denganku, aku tak kan lengah lagi. Aku tak akan naïf lagi dan jatuh pada kesalahan bodoh, percaya dengan orang lain yg akhirnya end up memanfaatkan kenaifanku. Siapapun itu, aku detach. Aku tak akan pernah meng attach dirku dengan siapapun itu. Yes, I am happy tapi bukan berarti lengah. Aku tetap waspada, in case keadaan berbalik dan bahaya kembali menghadangku. Meski aku hanya seorang wanita sendiri, aku belajar keras mempertahankan diriku.

So dear life.
Terima kasih atas pelajaran itu. Terima ksih telah membuat aku diriku hari ini. Terima kasih atas seluruh luka perpisahan itu, luka ditinggalkan itu, luka dimanfaatkan itu. Saat ini aku bahkan tak perlu lagi menjilati lukaku. Itu tak terasa pedih lagi. Aku sudah biasa dengan pedih itu dan terbiasa menelan semua sendiri. Dan malam ini, untuk pertama kalinya aku menangis di hadapan laki laki. Yang dengan sabar menggenggam tanganku sambil mengucapkan “you are a strong woman”.
Terima kasih atas seluruh kekejaman itu. Berkat luka luka itu, aku jadi diriku hari ini.

2.34 am. Auckland.
16 Juli 2016

-NK-




Saturday, 2 July 2016

MY TOP FIVE OF THE WEEK: BANGKIT!


Halo semua! Salam dari chilling Auckland.
Sudah 4 derajat saat ini, saya sudah menggigil hehehe. Amm, kali ini saya seperti biasa akan menulis tentang beberapa hal ajaiab yang terjadi pada saya minggu ini. Beberapa hal yang mungkin tidak pernah saya sangka akan terjadi pada saya. Well, here are the catch ups!

One, I GOT A JOB!
Ini adalah berkah paling luar biasa yang saya rasakan minggu ini. Ini seperti bayaran lunas atas depresi yang saya rasakan di sains lalu. Saya seperti dapat kekuatan baru di faculty of education. Saya melihat iklan ini per email untuk seluruh mahasiswa PhD di education. Iklannya sih hanya untuk casual role, istilahnya pegawai tidak tetap laah, itu pun hanya temporary, menggantikan personal asistan bu Dekan yg sedang on leave. Tanpa tahu bayarannya, yo wis lah saya tulis email bahwa saya tertarik dengan pekerjaan itu. Nothing to lose, mikirnya hanya yang penting kerja di kampus dan nggak merendahkan diri.
Ping! Email saya berbalas dengan telpon dari seorang wanita bernama MaMere. Dari namanya saya sudah mengira, ia pasti seorang Maorian, istilah untuk orang Maori. Dari suaranya saya dengar ia sangat antusias dengan ketertarikan saya dan mengundang untuk interview. TOMORROW! Dia bahkan minta saya untuk inetrview besok hehehe. Tapi saya lihat workshop saya padat banget sehingga saya memohon agar di interview Kamis. Ia pun setuju.
Kamis, sebelum jam 9.30 saya sudah bertemu MaMere. Benar, seorang wanita Maori. Ia terkesan dengan cara saya berpakaian, memuji warna jilbab saya lalu kami mulai berbicara. Basically, ia menjelaskan tentang apa yg harus saya kerjakan. Intinya sih menadampingi Fiona Ell, associate dean untuk ikut rapat dan mencatat apa yg diputuskan di rapat. Karena MaMere akan berangkat sehingga tidak bisa mengcover pekerjaan itu. Cuma duduk, mengetik, esoknya di google sharing ke tim. Kerjanya pun hanya 3 hari yang full day. Untuk 3 hari itu saya akan dibayar 25$ per jam, sweet! Total bayarannya adalah 600$ plus, tapi katanya akan ada potongan pajak. Lalu datanglah MaMere membawakan saya form pajak, kontrak, etc yang ia minta saya pelajari. Alamak, saya bahkan tidak tahu tentang IRD (seperti NPWP kalau di Indonesia). Dan alamak, saya juga belum punay nomer itu hehehe. Lalu MaMere berkata ia akan mencarikan saya cara agar segera dapat IRD number. Tapi tanpa bantuannya saya sudah belaja tentang itu dalam perjalanan saya pulang di bis. Efektivitas dan kemandirian, itu yang saya pelajari di Auckland. help yourself, tidak akan ada yang bisa membantu Anda. Itu sih intinya. Dan ia terkesan dengan kemandirian saya lalu berkata, well done. So, unbelievable, saya dapat pekerjaan di Auckland! Di Auckand, saudara saudara! Minggu depan, saya akan jadi temporary personal asistant dari Fiona Ell. Pejabat di Faculty of Education. Siapa yang tidak bahagia? Alhamdulillah!

Two, THE BIOPSY RESULT
Alhamdulillah, minggu ini saya juga mendapatkan hasil biopsi dari dua benjolan di dada saya. dan yay, alhamdulillah, memang bukan kanker atau kista, tapi hal lain yang masih ingin dikonsultasikan dokter spesialis dengan saya. Mungkin saja saya harus menjalani operasi pengangkatan hal itu, namun let me worry about it later. Yang jelas semua biaya ditanggung oleh asuransi dan itu sangat melegakan saya. Bayangkan saja, biayanya hingga 1050 NZD atau hampir 10 juta rupiah. Bagaimana saya bisa membayar coba, seandainya tidak ditanggung oleh asuransi. Tapi ya sekali lagi, bukan saya jika tidak berusaha ber negosiasi. Ini kualitas diri yang saya peroleh saat saya di India. Jadi lah saya dengan laptop dan english skill saya, mulai meng email perusahaan asuransi untuk mendapatkan pre approval. Dan yay, alhamdulillah, semua perawatan saya di Auckland, ditanggung oleh asuransi dan saya tidak keluar uang meski hanya satu dollar. That is the power of negotiation. Kalau saya tidak mengirim email dan berusaha, tentu hal ini tidak terjadi kan ya hehehe.
Well, meski itu bukan kanker, tapi saya masih harus bertemu Dr. Eletha Taylor lagi dan mendiskusikan kemungkinan bedah. Beliau akan ada di Auckland tanggal 15 Juli dan itulah saat dimana kami akan mendiskusikan proses dan biaya bedah.

Three, MY ENROLMENT
Ini adalah bukti bahwa saya sudah benar-benar meninggalkan sains dan bergabung di faculty of education. Setelah melewati banyak proses dan rintangan, saat ini saya sudah mulai cruising di Education. Saya sudah dapat time line dari supervisor saya apa yang harus saya lakukan. Dan jadilah saat ini, saya setiap hari belajar, membaca jurnal hingga tengah malam. Dan tanggal enrolment saya adalah tanggal 1 Juli kemarin, berbarengan dengan ditandatangani nya kontrak kerja saya dan aplikasi saya di IR office. Pokokya 1 Juli kemarin banyak sekali hal yang terajdi, meski itu hari Jumat. Saya tandatangan kontrak dengan MaMere, lalu IRD number saya terkirim, dan saya resmi di enroll di faculty of education. Senang sekali rasanya, saat hidup kembali on track. Meski banyak sekali rintangan yang saya hadapi disini, namun akhirnya semua teratasi. Saya merasa jauh lebih baik saat ini, saya sudah bangkit kembali, hampir setiap hari saya berolahraga, dan mood saya sudah jauh membaik. Saya sungguh bersyukur akan hidup saya saat ini. Saya bangkit, meski berkali kali dihantam kesulitan, alhamdulillah.

Four, MY LA
Yessss, ini niiih yang paling ok. Uang LA saya resmi dicairkan LPDP, juga tanggal 1 Juli. Sempat khawatir karena perubahan PhD direction ini, tapi akhirnya semua terselesaikan. Awalnya, LA saya sempat rejected karena dianggap belum bekerja di education dan saya diminta memperbarui kontrak. Namun, sekali lagi, thanks to the power of negotiation, akhirnya penjelasan saya di LPDP diterima. Karena memang benar, saya sudah memulai pekerjaan saya di Education, bahkan sudah punya progress report. Ini karena saya bukan mahasiswa yang baru datang, tapi saya sudah paham sistem PhD dari awal oktober lalu. Karena itu saya sudah punya progress report yang baru. Memang belum dianggap daftar ulang, tapi sudah informally mengerjakan proyek yang baru di education. Karena itulah saya sudah punya progress report. Berdasarkan penjelasan saya, yayyy, 6000 NZD mendarat di rekening saya kemarin. Really, life is so great right now. Saya diizinkan pndah jurusan, saya punya tunangan super baik hati, saya tinggal di negara maju, dapat perawatan gratis, dan sekarang, saya bekerja! How cool is that?

Five, MYSELF!
Yes, saya, Nurul Kasyfita. Saya hanya merasa saat ini saya sedang bangkit. Saat saya dapat pekerjaan minggu ini, saya menelpon RC dan meneteskan air mata. Ia adalah oarang yang melihat bagaimana saya jatuh bangun dengan depresi saya. Bagaimana saya hampir kalah dan pulang karena kesedihan yang saya rasakan. Ia juga tahu betapa saya pernah hancur di masa lalu saya. di abuse, dimanfaatkan, direndahkan, kehilangan banyak hal. Namun here I am, masih hidup, amsih waras, after all yang sudah terjadi pada saya. itu yang membuat RC begitu mencintai saya, katanya. You are such a strong woman.
Dan hari ini, saat saya nge gym, menarik alat alat gym, sendirian di unilodge, bangun sejak jam 5,  lalu bekerja keras, lari di treadmill, laru berlari lagi di luar, menghantam dinginnya udara luar. Padahal awal awal saya keluar kamar aja nggak berani karea dinginnya. Hari hari penuh kelemahan itu berakhir. Saya harus bangkit, dengan Allah bersama saya.
Dan dengan terlewatinya berbagai cobaan di negara orang ini, keberhasilan saya me lobby LPDP, Uni of Auckland dan akhirnya imigrasi, itu membuat rasa percaya diri saya kembali lagi. Dan satu lagi, saya dapat pekerjaan. Really, itu benar-benar melegakan.
Dan hari ini, saat saya jogging, saya duduk sebentar di taman. Saya menatap langit dan meneteskan air mata. Saya ingat hari itu. Saat saya pindah ke sebuah kamar kos sempit. Baju baju saya ada di kardus, saya duduk sendirian di kamar kos, kehilangan Najwa, kehilangan harta saya, hampir tidak punya apa apa. Lalu banyak orang menghujat saya dan mendukung siapa pun yang saat itu sedang bertikai dengan saya. Lebih mundur ke belakang, saya ingat betapa saya pernah bersimpuh di kakinya, memohon agar ia tidak menghancurkan karir yang saya bangun dengan nama saya, namun ia meninggalkan saya dan terus menyerang saya. Tidak puas telah menghancurkan nama saya, ia menyakiti keluarga saya. Lalu saya ingat saat saya pingsan di parkiran kampus, lalu beberapa orang menolong saya, namun salah satu di antaranya mencuri uang yang ada di tas saya. Saya kehilangan honor saya hari itu, uang yang sekiranya akan saya bayarkan sewa kos. Lebih mundur ke belakang lagi, saya pernah dikucilkan sebuah keluarga karena kesalahan kecil yang saya buat namun mereka anggap sebagai kesalahan besar. Dan mereka tidak ingin melihat wajah saya, hingga akhirnya itu menghancurkan hubungan saya. Damn, hidup benar-benar kejam saat itu.
Lalu, saya dapat beasiswa. Ke India. Saya berangkat. Masih dengan otak setengah waras, saya berangkat. Sekali lagi keluarga kami memohon agar Najwa bisa mengantar saya. Namun sekali lagi ia menolaknya. Berangkat lah saya. Lalu saya menghilang di India. Belajar banyak hal. Belajar survive. Ikut yoga, saya mulai membangun kekuatan diri saya. Dan saya kembali. Semua kaget melihat perubahan saya. Saya belum mati. Saya masih hidup dan waras dan pulang dengan gelar master saya yang kedua. Dan saya habiskan waktu setahun di Samarinda, dan saya bertemu Jon, yang meski saya tidak lagi bekerja untuknya, ia lah yang membawa saya kesini. Dan akhirnya, saya bertemu RC. Ia yang akhirnya berniat menikahi saya. Menghabiskan sisa hidupnya dengan saya. Meskipun begitu, say amasih tak percaya dengannya. Jika suatu saat saya berkomitmen dengannya, saya akan memintanya tandatangan perjanjian pra nikah. Semua yang saya miliki sebelum menikah, akan jadi milik saya, jika kami punya bayi, ia tidak akan menghalangi saya, dan saya bebas melakukan pekerjaan sosial yang saya inginkan di masa depan.
Saya tidak bodoh lagi. Saya bukan Cinderella lagi.
Jujur, saya merasa seperti petinju yang hampir kalah. Saya babak belur, dipukuli seorang laki laki. Ia hampir merasa menang, penonton mulai bersorak sorai. But there I am, meski berdarah darah, saya perlahan bangkit, mengepalkan tangan saya dan BOOM! Saya memukulnya dengan pukulan terakhir saya. Lalu saya berbisik “GAME OVER”. Lalu saya berlalu. Ia sudah terlalu menyakiti saya. dan itu cukup.



Well, itulah beberapa hal yang saya syukuri. Yang paling utama adalah kebangkitan hidup saya. Saya benar-benar bersyukur, setelah semua yang ia lakukan untuk menyakiti saya, saya masih hidup, masih waras, dan saya melakukan satu hal: BANGKIT!

Auckland, 3 Juli 2016


-NK-


Saturday, 18 June 2016

MY TOP FIVE OF TWO WEEKS


Hey there.
Ini saya lagi nih dengan postingan konyol saya heheh. Anyway, biasanya postingan ini saya posting tiap minggu tapi berhubung minggu lalu lumayan sibuk karena sudah mulai ada reading list dari education, jadilah saya lumayan stuck dan tidak menulis. So, here I am, hari ini saya putuskan menulis untuk hal baik yang terjadi selama dua minggu ini hehe. Apologized for combining two weeks hehehe.
Ini sebenarnya hanya bagian dari terapi depresi saya. saya di rekomendasikan dokter untuk menulis dan lebih banyak merasa positif. Yeah, siapa pun pasti tidak menyangkal bahwa hidup tu emang berat, gak ada hidup yg ringan hehe. Tapi dengan terus menggerutu toh juga tidak menyelesaikan masalah, jadi memang no way selain think positively and be happy of what you’ve got.
Ok, here are some of the things that I am grateful this two weeks:

One, my biopsy insurance: approved!
Hal baik yang terjadi sejak minggu lalu adalah perjuangan saya di asuransi berhasil. Saya sedang berusaha agar biopsy saya ditanggung oleh asuransi karena OMG itu mahal banget. Hampir 12 juta rupiah kalau di uang kita hehe dimana coba punya uang sebanyak itu. Dan alhamdulillah, saya dapat jawaban, permohonan saya di aprove, yang berarti saya tinggal datang, jalani pemeriksaan dan semua akan dibayar oleh asuransi. Itulah kenyamanan hidup di NZ menurut saya. Meski saya hanya student disini, dengan uang asuransi yang keci Cuma 500 dollar setahun, saya sudah dapat banyak benefit. Sejak saya kena depresi, lalu menjalani mammogram dan kini biopsy, dengan dokter ahli dan alat-alat canggih yang saya aja baru lihat saat ini, itu semua berkah. Saya merasa bersyukur dengan fasilitas ini dan merasa sangat diuntungkan meski saya hanya mahasiswa disini. Tapi NZ dan sistem kesehatannya benar-benar memperhatikan saya. Alhamdulillah. Akhirnya saya sudah didaftar untuk ikut biopsy hari Rabu minggu depan ini. Sedikit menakutkan, tapi well, I think I will get over it. Sebuah petualangan medis lagi yang bisa saya jalani di NZ, iya kan?

Two, my immigration visa: approved!
Yang kedua yang paling membahagiakan adalah visa saya yang di approve oleh imigrasi NZ. Terus terang ini adalah hal yang cukup mengkhawatirkan karena dengan PhD major saya yang berubah, otomatis izin tinggal atau visa juga berubah. Namun, I do see bahwa di lembaran visa saya itu tulisannya TO DO A PHD STUDY IN THE UNIVERSITY OF AUCKLAND, AUCKLAND. Jadi berdasar asumsi awam saya, saya tidak perlu apply visa lagi karena toh nama universitasnya sama, hanya jurusannya yang berubah. But you know, rule is rule. Yang perlu saya lakukan adalah mencari celah supaya saya bisa pass through. Dan itu yang saya lakukan, exactly. Saya tidak melakukan crime, saya hanya seorang mahasiswa yang memohon agar bisa mempertahankan visa. Cuma itu, toh nothing to lose untuk memohon. Begitulah pikiran saya. Meskipun hampir semua orang di International Office meragukan bahwa imigrasi bisa dilobby dengan surat sederhana saya, tapi you know me, saya keras kepala dan tidak ragu untuk mencoba. Dan itu yang saya lakukan, saya menulis surat, melengkapi dokumen yang mungkin mereka perlukan sebagai bahan pertimbangan, dan menuliskan alasan kenapa mereka bisa menolong saya dengan memperbolehkan izin visa saya. Uang yang harus saya bayar dengan di cancel nya visa yang sudah di approve dari Indonesia itu. Saya sudah di approve dari Jakarta bisa tinggal di NZ selama full 4 tahun. Tidak semua mahasiswa disni bisa dapat full 4 tahun, banyak yang terpaksa harus bayar lagi per tahun. Dan itu tidak murah, sekitar 250 dollar atau 2 juta lima ratus an setahun, lumayan kan ya hehehe. Nah uang itu yang sedang saya berusaha saya selamatkan. Toh, beassiwanya gak berubah, universitasnya gak berubah, Cuma jurusan yang berubah. Dan alhamdulillah, meski surat saya sederhana banget, imigrasi NZ mengabulkan permohonan saya dan saya bisa mempertahankan visa 4 tahun yang say abawa dari Indonesia. Alhamdulillah, benar benar sujud syukur akan barokah ini.

Three, my student recipe: WIN!
Hehe ini tu pengalaman tidak terduga di NZ. Awalnya pas saya kasak kusuk mengurus supaya visa tidak bayar itu, akhirnya saya bolak balik ke International Office. Dan disana lah saya lihat pengumuman tentang lomba student recipe. Terus saya mikir, menarik juga nih. Apalagi hadiahnya lumayan, alat alat masak gitu. Juara tiga bakal dapat rice cooker, juara 2 dapat slow cooker dan juara 1 dapat frying pan listrik. Lumyaaan, tapi ya gak ngarep juga sih. Pasti yang liat pengumuman ini kan bukan Cuma saya aja hehehe jdi ya sudahlah, nothing to lose, saya mulai nulis resep.
Awalnya saya nulis resep caramellized chicken atau ayam karamel, biasalaah bumbu biasa. Terus saya ingat resep saya yang saya adaptasi dari gobi di India. Gobi itu kembang kol yang dikasih tepung lalu dioseng dengan saos tomat ala manchurian. Karena saya tidak tahu cara buat saos manchuriannya ya jadilah saya adaptasi kembang kol nya saja. Saya kasih nama lah crispy cauliflower. Idenya sih biasa aja, Cuma kembang kol dipotong potong gitu terus diuleni telur, tepung, bumbu kaldu ayam, bawang putih bubuk, merica, ma garam, terus digoreng deh, udah gitu doang. Tapiii promosi saya doong yang kereen hehehe. Di awalnya saya kasih propaganda dulu hehehe. Saya tulis di awal IF YOU THINK CAULIFLOWE CAN ONLY BE STIR FRIED, THINK AGAIN. THIS RECIPE WILL HELP YOU TO PREPARE AN EASY DISH. CRISPY CAULIFLOWER, GREAT AS DISH, NYAM AS SNACK. Coba, keren kaan prolog sayaaa hehehe.
Dan yay, saya menang saudara saudara. Resep saya itu menang ya Allah, rejeki mahasiswa mah gak kemana. Coba kalau saya gak ngurus visa, gak akan saya ke international office. Terus juga gak akan saya liat tu pengumuman, iya kan. Jadi semuanya itu memang sudah diatur Allah Azza Wa Jalla. Akhirnya, menanglah saya slow cooker itu, meski saya belum tahu bakal masak apa. Tapi sudahlah, yang penting mah menang ya kan hehehe rejeki mahasiswa alhamdulillaaahhh.
Dan akhirnya saya mengambil hadiah itu dan di foto oleh si panitia bersama slow cooker saya. yay, benar-benar gak nyangkaaaa.


Four, doctoral skill program
Ini program yang memang disediakan untuk para calon PhD di University of Auckland.  Istilahnya ini life support mereka untuk para mahasiswa PhD. Sebenarnya program ini sudah ada sejak awal saya masuk kuliah disini, namun karena kesibukan di Kimia saya tidak pernah sempat menghadiri. Hanya ada dua yang saya hadiri waktu itu. Itu pun karena biasanya materi yang mereka sajikan kurang terlalu match dengan sains sehingga saya tidak terlalu mengikuti dan cenderung memikirkan pekerjaan saya di lab.
Nah karena saya sudah resmi pindah jurusan dan nature of work di education berbeda dengan nature of work di kimia, jadi saya pikir sekarang saatnya saya mulai membiasakan lagi dengan ritme juliah setelah selama 2 bulan bergulat dengan depresi saya. Mulailah saya bergerilya dengan daftar ke banyak workshop menarik. Mulai dari IT skill, literature review, bagaimana me manage referensi supaya rapi dan mudah di track back, lalu bagaimana mulai menulis tesis, pokoknya semua hal yang berhubungan dengan study doktoral saya di education selanjutnya lah. Berbeda dengan di kimia, karena ini gak ada labnya, jadi ya dari day one kerjaan kita ya membaca ma nulis. Gitu terus, ya tesisnya juga beda jauh ketebalannya dengan yg di kimia. Kalau di kimia tesis palingan 100 an ke atas kalau di education tesis bisa mencapai 300 lembar. Mungkin karena nature of work dan beban pekerjaannya yang berbeda yah hehehe. Jadi mulailah saya enjoy ikutan banyak workshop saat ini. Ditambah lagi, workshop workshop itu kebanyakan lokasinya di city campus, dekat banget mah dengan unilodge, jadilah saya bahagia ikutan workshop hampir tiap hari. Wong tinggal jalan kaki dan mumpung reading list yang saya punya dari education belum panjang, saya memanfaatkan waktu dengan ikutan workshop. Alhadmdulillah, senang banget dapat ilmu baru hehehe.

Five, Russell Church
Tentu ia adalah hal terbaik yang terjadi di hidup saya saat ini. Saya benar-benar menyesal telah begitu cuek dengannya di awal kami berkenalan. Tapi ya wajar lah say akan Cuma jaga diri ya kan hehehe. Daripada salah pilih dan cenderung dimanfaatkan, akhirnya saya memilih ketus bin judes dengannnya waktu di awal perkenalan kami. Hehe, saya ingat ia dulu sering banget nyari-nyari alasan biar bisa ketemu saya. ya mau ngasih kue lah, mau ngajak belanja lah, belikan kopi lah buat belajar, pokoknya selau adaaa aja alasannya hehehe. Dan setelah ketemu itu ia biasanya ng etext, IT IS SO WONDERFUL TO SEE YOU. Tapi ya tetap aja saya mikirnya yaelah laki laki mah sama. Jadi ya saya cenderung ignore dirinya hehehe.
Saya ingat saya pernah jahat banget dulu itu. Saya sudah janji mau jalan ma dia terus saya cancel dan krena saya gak tahu alasan apa yg musti saya bilang dan juga krena nggak enak juga karena keseringan nolak, akhirnya saya memilih matiin hape dan semua alat komunikasi. Jahat sih iya, tapi hari itu saya juga lagi bad mood dan bakalan nyemprot orang lain. Jadi saya pikir yah sudahlah, saya off aja semua alat komunikasi saya. Iyaa jahat bangeeet yaaa hingga saat ini saya masih nyesel lhoo pernah se jahat itu hehehe. Pas saya on in hape saat itu, banyaaak banget sms nya hingga akhirnya ia memilih pergi sendiri. Terus alasan saya apa coba pas ketemu, sorry yaaa, hape saya hang. Hahaha bener bener jahat.
Tapi saat ini, meski saya belum 100% percaya ma semua ucapannya, tapi seidaknya kadar percaya saya sudah jauh lebih banyak. Wong sudah tunangan juga, masa masih gak percaya 100%. Saya mulai melihat sisi lain darinya. Ia adalah lelaki yang bertanggung jawab. Not to mention betapa baiknya ia pada saya. ia benar-benar ber komitmen. Reall committed. Sampai sampai ia selalu mengirimkan sms di sela sela pekerjaannya. Lalu ia memahami saya yang lumayan aneh ini dan selalu mendukung saya. Mungkin Anda bosan dengan postingan saya tentang Russell Church which is understandable tapi saya memang tidak bisa bohong, he makes me really really happy. Orang yang awalnya say atoalk tolak bahkan sering saya biarkan menunggu dengan kejamnya, sekarang malah jadi orang yang begitu dekat, orang yang begitu mendukung dan segala hal yang tidak pernah saya bayangkan akan saya dapatkan darinya. Ia, adalah orang yg begitu berarti buat saya. ia adalah seorang kawan, seorang tunangan, seorang kekasih, seorang laki laki yg begitu menyayangi saya, dan untuk alasan itu, saya mensyukurinya.
Well, itulah my top five over two weeks, people. Tetap bersyukur, jangan kufur, tetap positif dan menerima hidup yang kita jalani masing masing sebagai bagian dari kasih sayang Allah pada kita semua. Insya Allah, semua akan terasa ringan.

Auckland, 19 Juni 2016
-NK-


Saturday, 4 June 2016

MY TOP FIVE OF THE WEEK (FIRST WEEK OF JUNE)

Hello everyone.
Selamat hari Minggu yaaa. Di Auckland sudah jam 1 saat ini dan suhu masih di bawah 10 hehe, 7 actually, saat ini. Brr banget buat saya, tapi alhamdulillah dengan dua heater di kamar saya, I am warm enough. Dan seperti biasa, jika tidak keluar dengan RC saya lebih senang menghabiskan waktu saya di depan laptop di kamar saya yang hangat dan nyaman. So here I am, typing to you, my blog readers, wherever you are.

Ok, seperti biasa, setiap hari Minggu saya akan posting tentang 5 hal yang saya syukuri minggu ini. Tentunya saya punya lebih dari itu, alhamdulillah, tapi untuk memudahkannya, saya me list 5 hal yang saya rasakan paling menyenangkan minggu ini. Here goes the list:

One, my great Fiance
Ia adalah seorang yang mungkin sangat saya syukuri saat ini. Ia adalah seorang laki laki gentle yang begitu mendukung, mencintai dan memuliakan saya. Ia begitu mencintai saya, itu yang sering saya tidak habis pikir. Come on, lihatlah, saya bukan seorang yang perfect tentu saja. Saya Cuma wanita sendiri yang pernah gagal dan bahkan masih berusaha membenahi PhD saya di University of Auckland. Tapi ia begitu memuja saya. Bahkan saat menyetir, ia seringkali berkata untung ada lampu merah sehingga ia bisa menghabiskan waktu menunggu lampu merah untuk mengagumi betapa cantiknya saya di matanya. Anda bisa bayangkan, betapa bahagianya saya. Tidak termasuk berbagai hal yang dibelikannya untuk saya. Saya bahkan tidak bisa menghitung lagi saat ini berapa banyak hal yang sudah ia berikan untuk saya. Russell Church definitely adalah seseorang yang begitu baik dan menyayangi saya. Ia truly a great fiance.

Two, my LOA
Setelah saya mendapatkan kabar dari Graduate Centre bahwa aplikasi saya sukses di education, saya pun mendapatkan LOA unconditional dari University of Auckland. Jon sudah mengetahui hal ini dan bahkan ia yang meng email saya karena email dari Graduate Centre sampai ke dirinya lebih dulu sebagai supervisor saya. Dan dengan email itu, akhirnya  minggu ini LOA saya resmi publish.
Sebagai seorang WNA di negara lain, saya benar-benar bersyukur akan keberhasilan saya mentransfer PhD saya ke education. Saya pikir ini adalah sebuah pencapaian dari seorang yang dengan kepala depresinya masih bisa menghadiri interview, menulis proposal hingga akhirnya resmi diterima. Saya benar-benar mensyukuri kekuatan diri saya saat ini. Saya benar-benar kuat. Tidak mudah tetap bisa berpikir waras di negara orang dengan aturan berlapis ini. Saya benar-benar akhirnya bisa melewati kesulitan besar yang melumpuhkan saya di NZ  ini. Keberhasilan ini membuat saya sedikit demi sedikit bisa bangkit dari depresi yang saya rasakan 2 bulan ini.

Tidak banyak orang yang berhasil melewati depresi saat mereka berada di negara lain. Tidak banyak juga yang berhasil mendapatkan LOA unconditional dari universitas dengan rangking 100 besar dunia. Juga tidak banyak yang bisa meraih hati supervisor dan melewati seleksi universitas dengan proposal yang dibuat dengan kepala depresi. Bahkan dengan ijazah master yang diselesaikan 7 tahun lalu. Itulah yang mebuat saya sangat bersyukur dengan pencapaian saya memindahkan PhD saya dan melobby LPDP selaku sponsor. Sekali lagi, meski ini hanya pencapaian kecil, namun bagi seorang yang depresi, ini adalah hal terbaik yang bisa terjadi. Saya menyelesaikan masalah saya dan melewati depresi secara bersamaan. Bahkan untuk pencapaian ini, konselor saya bahkan merekomendasikan saya untuk jadi model kandidat sebagai A DEPRESSION WARRIOR. Menakjubkan. 

Three, my LOG
Begitu LOA saya dapat, hal berikutnya yang saya lakukan adalah meng upload itu ke sponsor saya, yaitu LPDP. Saya perlu surat bukti finansial lagi untuk mengurus visa. Visa saya memang harus diperbaharui, berdasarkan perubahan bidang studi, meski masih berada di universitas yang sama. Dan saya bersyukur sekali dengan support yang diberikan LPDP. Bagi saya, LPDP bukan hanya sponsor beasiswa, tapi adalah sebuah dukungan kuat bagi saya, seorang wanita yang tidak punya apa apa ini, untuk bangkit dan meraih kekuatan saya kembali. Meski LPDP tidak memperpanjang kontraknya dengan saya, which is understandable, saya tetap didukung untuk pindah jurusan karena memang tidak memungkinkan bagi saya untuk meneruskan PhD saya di Kimia.

Dan yang paling membuat saya tertolong adalah kinerja LPDP yang sangat memuaskan. Hanya email mungkin yang perlu menunggu agak lama, karena memang email biasanya perlu dipertimbangkan. Tapi penerbitan LOG, LOS dari LPDP itu hanya memerlukan waktu SATU HARI, saudara-saudara. Begitu cepatnya proses persuratan di LPDP, itu adalah hal terbaik dari sebuah sponsor beasiswa yang jauh dari negara dimana saya berada saat ini. Sehingga Selasa saya dapat LOA dari universitas, sore saya upload, Rabu mereka proses dan resmi, Kamis pagi, saya dapat LOG dari mereka. Wow, what a great job, LPDP. Alhamdulillah, begitu besar dukungan mereka untuk anak bangsa sederhana seperti saya ini. Saya benar-benar bersyukur memilih LPDP sebagai sponsor saya. Begitu LOG sudah di tangan saya, berangkatlah saya memasukkan semua berkas ke imigrasi New Zealand melalui international office dan meminta kebijaksanaan mereka agar saya bisa stay di visa lama saya. jika pun saya harus membayar sebagai bagian dari resiko saya pindah jurusan, itu masih lebih baik daripada pulang dengan gagal ke Indonesia. Itu menurut saya. Memang, perjuangannya masih panjang, namun dengan semua dukungan ini, saya pikir insya Allah saya akan baik-baik saja.

Four, my Friday shopping date
Seperti yang Anda ketahui, tunangan saya yang bernama Russell Church itu, sangat senang membawa saya belanja. Kadang kami belanja setiap Sabtu atau kalau ia sedang off dari kegiatan menyetirnya, Jumat adalah hari favorit kami. Dan minggu ini, ia mengambil day off hari Jumat, dan kami pun pergi shopping hari Jumat.

Biasanya kami akan bertemu somewhere di kota sepulangnya ia dari shalat Jumat. Karena biasanya kami lebih suka naik bis karena parkir yang susah di kota. Namun Jumat lalu kami pergi ke St Luke Mall, tempat dimana ia berjanji akan membelikan saya perhiasan. Perhiasan, adalah hal yang paling ia sukai juga untuk saya. Selain pakaian untuk saya. Ah, tunangan saya ini memang sangat sangat baik hati. Ia selalu memanjakan saya. Benar-benar beruntung memilikinya setelah banyak hal yang terjadi pada saya. Saya hanyalah wanita gagal yang tidak punya apa apa. Saya hanya berpindah tempat dari satu negara ke negara lain dan hidup dari duit beasiswa dengan harapan bisa membeli rumah untuk tempat tinggal saya suatu saat nanti. Saya benar-benar tidak punya apa apa untuk dibanggakan atau untuk ia kejar. Tapi itulah Russell Church, selalu berusaha menyenangkan hati saya.

Dan kami benar-benar berkeliling toko perhiasan Jumat lalu. Karena gelang itu habis terjual, ia akhirnya menyuruh saya membeli banyak hal hingga budgetnya untuk gelang berlian itu habis. Saya benar-benar dipuaskannya. Total ada 3 kalung, 6 cincin, dan satu gelang yang cantik yang kami borong hari itu. Setelah itu, ia masih memanjakan saya lagi dengan makan di restoran dan belanja isi kulkas saya. Ya Allah, saya benar-benar dimanjakan olehnya. Alhamdulillah.

Five, my New Sparkle Collection
Saat saya di India, saya sudah senang dengan perhiasan. Sejak saya sendiri, saya lebih bebas membelanjakan uang saya. Jika dulu saya bekerja untuk Najwa, saat ini saya lebih banyak mencurahkan perhatian untuk diri saya. Di India dulu, saya sering membeli pakaian, atau perhiasan murah untuk diri saya. Namun saat itu, saya masih membeli dengan uang saya dari sisa-sisa beasiswa saya. Dan alhamdulillah, pelan-pelan saya mulai merubah gaya berpakaian saya.

Sejak saya bertemu dengan Russell Church, kebiasaan membeli perhiasan semakin menggila. Tidak hanya kualitas, harganya pun semakin melonjak karena disini semua dihargai dengan dollar. Dan koleksi koleksi perhiasan saya semakin bertambah banyak. Hampir setiap weekend, ia akan mulai melihat iklan online, lalu membelikan saya hal yang mungkin saya sukai. Dan berbeda dengan India, perhiasan yang saya beli disini berkualitas tinggi. Setelah ia menyelipkan sebuah cinci berlian dengan emas putih di jari manis saya April lalu, ia terus membelikan saya berbagai perhiasan. Safir, topaz, ruby dan kemarin, ia melengkapi koleksi saya dengan jamrud yang cantik sekali. Tidak termasuk perhiasan silver yang ia tahu, begitu saya sukai.




Dan lihatlah, begitu banyaknya perhiasan saya saat ini. Sebagai seorang wanita, tentu saya bahagia. Siapa yang tidak bahagia melihat begitu banyaknya sparkling collection yang saya miliki? Itu tidak termasuk yang sudah saya bawa dari koleksi saya di India. Ah, lihatlah semua ini, ini saya dapatkan semuanya hanya saat hari Jumat lalu. Anda bisa bayangkan, betapa banyaknya koleksi saya saat ini. Oh, Allah, betapa besarnya karuniaMu untuk saya di NZ ini. Dimulai dengan bertemu Jon,lalu kuliah di universitas dengan rangking 100 besar dunia, lalu saat ini bertunangan dengan seorang Kiwi bernama Russell Church yang begitu membanggakan saya. Betapa Mudahnya Allah Memutarbalikan nasib seseorang. Jika dulu saya hanyalah seorang anak kos, yang hidup dengan kesendirian saya, saat ini saya sudah punya seseorang yang begitu mencintai saya. Meski saya percaya, tidak ada hal yang abadi, namn setidaknya hingga saat ini kami masih bersama. Dan semoga untuk selamanya.

Well, itulah happy people, beberapa hal yang saya syukuri minggu ini. Saya yakin, Anda punya jauhhh lebih banyak dari saya dan pastinya Anda akan jauh lebih bersyukur. Semoga Ramadan kita tahun ini barokah, dan semoga tulisan saya kali ini bisa memberikan manfaat buat Anda semua, pembaca setia saya. Stay happy, stay healthy.

Auckland, 5 Juni 2016,

-NK-

Friday, 3 June 2016

LET GO (THE POWER OF BEING IKHLAS)


Dear everyone.

Kembali lagi bertemu dengan tulisan konyol saya dari sebuah negara yang jauuuhhh di bagian selatan bernama New Zealand. Hari masih pagi saat ini, apalagi saat winter, biasanya kami baru bisa melihat matahari setelah jam 7 24 pagi. Kebayang kan sudah jam 7 gitu tapi masih gelap? Ya itulah suasana winter di Auckland, New Zealand, tempat dimana saya posting tulisan ini, saat ini.
LET GO. Kata-kata ini pertama kali saya dengar dari film Harry Potter saat Harry berkelahi dengan Voldemort dan dibantu oleh ayah dan ibunya. Saat itu, ibunda Harry yang bernama Lily berkata mereka hanya bisa melindungi Harry dari mantra jahat tongkat Voldemort hanya beberapa saat saja dan Harry harus melepaskan koneksi energi tersebut dari Voldemort. Saat itulah saya mendengar kata-kata “LET GO, LET GO”.

Lalu kata-kata ini famous kembali di film Frozen. Tapi ditambah dengan kata IT, jadilah LET IT GO. Lagu ini cukup booming dan akhirnya kata-kata LET IT GO pun jadi terkenal. Selain kata-kata LET IT FLOW yang sudah biasa diucapkan banyak orang meski yang tidak terlalu paham bahasa Inggris.
Kenapa saya membahas kata-kata ini pagi ini? Well, kadang dalam hidup, kita keukeuh jumekeh dengan hajat kita. Fokus dan kita tidak mendengar kata-kata orang lain dan kita berkeras untuk mempertahankan apa yang kita punya atau apa yang kita upayakan. Bagi banyak pihak, teguh dan STICK TO IT itu memang bagus, bahkan ada banyak orang hebat yang justru lahir dari ke “kepala batu” an mereka. Biasanya karena mereka keras kepala, akhirnya mereka jadi original dan berbeda dengan orang lain hingga mereka bisa menghasilkan karya. Namun ada juga yang akhirnya mati konyol dengan ke keras kepalaannya itu hehe. Yah, semua orang sudah ada takdirNya.

Namun terkadang, ada saatnya kita harus LET GO. Kita harus rela melepas apa yang selama ini kita miliki atau apa yang selama ini kita perjuangkan. Seperti PhD saya saat ini. Tentu sakit melepas PhD saya di Kimia yang sudah saya perjuangkan mati-matian sejak setahun yang lalu. Belum termasuk resiko menanggung SPP di tahun terakhir dan biaya penggantian visa. Tentu rumit sekali dan membutuhkan waktu lama. Banyak orang yang mungkin mengira saya gila, melepaskan PhD yang sudah di hadapan mata, untuk belok jurusan ke education. Namun, jika pun saya bertahan, saya sudah melihat bahwa kegagalan itu sudah di depan mata dan saya tidak bahagia menjalaninya. Bahkan akhirnya saya terjerumus ke dalam depresi.

Ingin rasanya tetap bertahan. Namun seperti halnya memegang mawar berduri, studi saya itu menyakiti saya, jika saya terus menggenggamnya. Entah bagaimana, saya seprti salah masuk jurusan dan itu menyakiti saya. tentu melepaskan bunga mawar yang indah itu sakit, belum lagi bekas luka di tangan kita karena ber bulan bulan berusaha mempertahankannya. Tapi percayalah, saat kita LET GO, kita rela, ikhlas, melepas apa yang memang bukan untuk kita, ternyata jalan untuk menerima hal yang baru lebih terbuka. Akhirnya saya berhasil belok ke jurusan yang mungkin lebih cocok untuk saya dan kemungkinan saya berhasil lebih besar yaitu di education. Meski berdarah-darah, lecet karena harus ulang PhD lagi dari awal, jatuh dalam depresi, namun akhirnya saya berhasil LET GO. Ikhlas melepas studi saya di Kimia dan memulai lagi dari awal di education. Meskipun saya juga belum tahu bagaimana nasib saya disana.

Yang kedua adalah masa lalu saya. bertahun tahun saya hidup ibarat hanya dengan sebuah lilin yang hampir redup. Berkali kali saya berusaha keras melindungi lilin itu agar tidak padam, karena saya pikir hanya itu sumber kekuatan saya. jika lilin itu padam, maka saya akan kegelapan dan tidak tahu jalan menuju keluar. Meski pun perih, dan nyala lilin itu tidak memenuhi syarat untuk melihat dengan jelas, sebenarnya, namun ketakutan akan berada dalam gelap membuat saya bertahan keras untuk mempertahankan nyala lilin itu dari hembusan angin di sekitar saya. Meskipun akhirnya tangan saya terbakar karena melindunginya, namun ketakutan akan berada dalam gelap mengalahkan kepedihan itu.

Hingga akhirnya saya berani. Bukan angin yang akhirnya meniup nyala lilin saya namun saya sendiri yang akhirnya meniupnya sambil berkata “thank you, but I will survive by myself”. Awalnya, yah, pekat, gelap, mata saya tidak bisa melihat jalan mana yang harus saya lalui. Namun dalam kegelapan dan kepekatan itu, akhirnya  mata saya terbiasa, indra saya yang lain lebih tajam dan akhirnya saya bisa berjalan dalam gelap. Mungkin awalnya dengan meraba dinding, namun akhirnya saya terbiasa berjalan dalam gelap. Dan akhirnya, saya melihat cahaya di ujung terowongan saya. yang berarti saya akan keluar dari kegelapan ini, sebentar lagi. Saya akan berada di tempat yang luas, indah dan saya akan menikmatinya. Saya melepaskan satu-satunya cahaya lilin yang saya punya dan akhirnya survive.

So, jika saat ini Anda punya pasangan misalnya. Dan Anda merasa hubungan Anda dengannya lebih banyak merugikan Anda dan menyakiti hati Anda, LET GO. Meskipun iya, sedih karena Anda harus sendiri untuk sementara waktu, namun luka karena sendiri itu jauh lebih mudah diobati daripada luka yang dibuat orang yang salah yang ada di sekitar Anda. Atau Anda punya sahabat yang sudah tidak ingin bersahabat dengan Anda, yo wis, LET GO. Jangan berpikir jika Anda kehilangan sahabat yang ini, maka Anda tidak akan punya sahabat lagi. Percayalah, setiap orang itu ada pasangannya. Tentu hal ini tidak saya sarankan untuk yang sudah menikah. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan saat hubungan Anda sudah menjadi hubungan serius berupa hubungan pernikahan. Ada keluarga besar di sana, ada anak disana, jadi untuk hal ini kemungkinan yang harus Anda lakukan adalah HOLD ON, bertahan, jika memang masih memungkinkan!

Jika pun Anda saat ini tengah berebut sesuatu dengan orang lain, seperti saya misalnya, yang harus kehilangan Najwa. Saya menghabiskan banyak waktu untuk mencoba bernegosiasi dengan pihak sana, namun tetap jalan buntu yang saya temui. Akhirnya saya LET GO, saya ikhlas akan ketentuan Allah ini dan akhirnya berusaha menata hidup saya seorang diri. Saya percaya jika saya terus bersangka baik akan ketentuan Allah, maka hanya hal baik yang akan terjadi dalam hidup saya. LET GO, lepaskaanlah, jika itu terlalu menyakitkan. Berhentilah berkutat dengan hal yang hanya menyakiti Anda dan mulailah menerima kekalahan Anda, lalu berusahalah membangun kemenangan di tempat lain. Itu yang mestinya kita lakukan, LET GO AND MOVE ON!

Bukan perkara mudah untuk LET GO, you know. Anda harus pelan-pelan menerima perihnya rasa kehilangan itu dan membiasakn diri hidup tanpa hal yang Anda perjuangkan. Sesaat setelah Anda mampu menerima itu, lalu Anda mulai DETACH, melepaskan diri dari ikatan emosional Anda dengan hal tersebut. Dan akhirnya Anda pun mulai ringan, karena tidak lagi terikat oleh rasa sakit hati akibat hubungan yang menyakitkan. Dan akhirnya Anda LET GO.

Dan percayalah, Tuhan itu tidak pernah menzalimi kita. Setiap apa yang Diambil dan kita ikhlaskan akan Diganti dengan yang lebih baik. Jika Anda kehilangan harta, Anda akan mendapat gantinya yang lebih baik. Jika Anda dicaci maki atau dihujat, suatu saat Anda akan dimuliakan. Jika Anda kehilangan pasangan, mungkin suatu saat Anda akan menemukan orang yang lebih cocok dengan Anda. Ingat, bukan lebih baik, tapi lebih cocok. Dan percayalah, jika kita terus menerus bertahan dengan ke keras kepala an kita bertahan pada suatu hal, maka Tuhan tidak mempunyai ruang untuk kita agar bisa diberi hal baru olehNya. Kita harus mengosongkan diri, melapangkan hati dan tangan kita, agar kita memberi kesempatan pada Tuhan untuk memberikan hal baru dan mengganti hal yang telah hilang dari kita. Percayalah.

So, LET GO. Lepaskan, ikhlaskan. Agar Tuhan bisa Memberi kita hal baru yang lebih membahagiakan. Insya Allah.

Auckland, 4 Juni 2016

-NK-


Sunday, 29 May 2016

ABOUT LIVING IN AUCKLAND

Hey Everyone.

Karena saat ini saya sedang menunggu semua proses saya berjalan, saya punya banyak waktu untuk menulis dan sepertinya semangat saya menulis sangat kencang di Auckland hehehe. Adaa aja yang bisa ditulis, dan kebetulan di luar dingin dan saya lebih sennag di kamar dibanding nge hang out. Kecuali jika si RC ngajakin saya nge date baru deh saya go out.
Amm, kali ini saya ingin menulis tentang living in Auckland. Mungkin tulisan saya mah cemen banget dibanding mereka yang sudah bertahun tahun disini. Saya mah masih anak bawang hehehe, baru juga datang 2015 Oktober kemarin. Sudah berani berani nulis tentang Auckland hehehe. But you know me laah, mau di demo orang se kampung, kalau saya senang ya tetap saya tulis. That is my right hehehe.
Ok, sebagai pelajar yang pernah tinggal di India selama 2 tahun lalu saat ini akan tinggal di Auckland selama 4 tahun (insya Allah), tentu ada banyak hal yang saya rasakan. Mungkin ada laah nyelip nyelip sedikit saya nge bandingin India ma NZ meski pun biasanya gak adil nge bandingin tiap negara. Kalau menurut saya, tiap negara itu punya keunikan sendiri. Kita gak bisa bandingin A versus B karena masing masing negara itu ada kelebihan dan kekurangannya. Jadi well, mohon maaf ya jika mungkin dalam tulisan saya ini ada nyelip dikit dikit perbandingan itu. Murni hanya perspektif pribadi dan tidak bermaksud menjelek jelekkan satu negara dengan lainnya.
Okay, here we go, ada beberapa hal yang akan saya soroti tentang Auckland, ada yang saya suka dan ada yang mungkin tidak. Sengaja tidak saya bagi pros and cons gitu, tapi lebih ke mix aja, hanya beberapa point yang saya soroti tentang kota ini.
Peta perjalanan dari Balikpapan ke Auckland

One, BRRRRR!
Yup, DINGIN! Itu yang mungkin saya suka sebel hehehe. Tangan saya sering keram disini meski pun dalam kamar dan heater on. Awal awal lebih parah, perut saya sering dangdutan karena dingin. Sering kena mencret dan gak kuat banget keluar kamar. Sekarang udah lumayan, meski saat ini sudah fall dan hampir musim dingin, saya masih bisa keluar Cuma dua lapis baju. Kalau dulu wih kalau nggak 3 lapis, nggak kuat deh hehehe. Tapi dibanding kota lain di NZ, Auckland termasuk yang paling hangat dan paling banyak penduduknya. Saya nggak bisa bayangkan seandainya saya ditakdirkan ke Cristchurch atau Dunedin atau Alexandria, itu saat ini sudah hampir nol aja tuh padahal belum masuk musim dingin. Hanya satu kata buat NZ: Brrrrr.

Suhu di Auckland saat saya baru tiba
Meski saat saya dulu di Mysore, India juga termasuk kota yang dingin, namun tidak se menggigit ini. Paling rendah suhu yang saya rasakan hanya 12 derajat. Itu pun sudah kalang kabut saya pakai jaket hehehe. Bayangkan saja, saat ini saya harus berada di suhu 13 bahkan bisa dibawah 10 derajat nantinya.

Two, FOOD!
Satu hal yang saya sukai di Auckland adalah bahan makanan yang lengkap. Saya ingat saat saya di India, saya harus bawa Indomie dari indonesia hehehe karena tidak ada di Mysore. Mungkin karena Mysore itu bukan kota besar seperti Bangalore atau New Delhi makanya banyak bahan makanan yang tidak ada disana. Kebanyakan sih bahan makanan dari Thailand yang ada. Itu pun bukan yang cocok di lidah saya. sehingga jadilah indomie disana adalah bahan makanan yang paling mahal menurut saya dan selalu dihemat supaya nggak habis.
Di Auckland, semuanya ada. Saya bisa dapat Indomie, sarden, terasi, sambal ABC, kecap manis, hal yang paling langka saat saya di India. Alhamdulillah, hobby memasak saya sangat diakomodir di Auckland. Selain itu saya juga suka dengan banyaknya bumbu-bumbu instan seperti garlic crushed, lalu ada garlic powder, ada chilli crushed, ada juga garlic granule. Selain itu kalau pingin masak steak juga ada gravy yang siap olah tinggal di masukkin ke air mendiidh saja. Mungkin satu satunya yang saya inginkan dan tidak ada di Auckland, adalah agar agar, bukan jelly. Kalau jelly sih banyak. Ini agar-agar dengan lambang burung yang ada di Indonesia itu. Saya biasanya suka rasa plain lalu saya masukkin telur, gula merah dengan santan. Tapi disini nggak ada yang rasa plain. Hehehe. Ya sudahlah, diterima saja yang jelly rasa buah itu.
Me and Ice cReam
Selain bumbu instan, saya juga suka dengan kue kue di Auckland. Seperti muffin dan croissant. Kalau saat di India, ada sih namanya puff, Cuma 10 rupee harganya untuk yang veg, ya setara 2,000 rupiah. Tapi untuk croissant dan muffin, jarang saya ketemu dengan harga murah seperti yang di supermarket disini. Tapi di Auckland, muffin, croissant itu ada yang pak an saudara saudara. Yay, dengan kualitas pastry yang lumayan oke di lidah saya. Harganya juga lumayan oke menurut saya, hanya 3.5 dollar bisa buat makan seminggu untuk sarapan muffin.
Selain itu, yang saya sukai lagi dari food in Auckland adalah coklat. Coklat disini kualitasnya oke banget. Saat saya di India, saya juga suka dengan kualitas coklat dan susu mereka. Tapi disini jauh lebih baik lagi hehehe. Selain itu varian coklatnya banyaaakkk banget. Ada coklat selai, ada coklat batang, ada coklat saus, semuanya yum banget. Selain itu, yang saya suka berikutnya adalah susu coklatnya yang tinggal tuang seperti susu coklat di Indo tapi lebih yummy menurut saya. sebagai coklat lover, kualitas coklat di NZ benar benar memanjakan lidah saya.
Kopi juga ok banget disini meski Cuma yang instan. Kalau untuk ukuran lidah mereka, kopi instan itu yag paling rendah kualitasnya hehehe. Tapi kalau menurut saya, itu sudah lezat banget. Karena saya bukan pencinta kopi banget, ya paling saya suka cappuccino nya. Iu dengan bubuk coklat yang meski sebanyak apapun dituang ya kok gak habis habis. Saya ingat kalau di Indo, coklatnya di sachet gitu, sedikit aja ditabur mah sudah habis. Disini bubuk coklatnya di tabung kecil yang ya itu gak habis habis hehehe. Saat ini kopi saya sudah yang pak kedua, saya masih pakai tabung coklat dari pak yang pertama karena gak habis habis coba. Yum banget.

Muffin and Cappuccino Instan
Es krim juga yang paling saya sukai disini. Bahkan meski Cuma es krim supermarket, itu enak banget. Saya paling suka yang cone dan kalau lagi jalan dengan RC, dessert ice cream itu yang wajib. Kadang kami makan es krim mahalan dengan banyak sausnya, kadang Cuma es krim biasa. Kadang juga Cuma es krim supermarket. Apapun itu, kami selalu menikmati es krim time milik kami hehehe.

Three, PRICE!
Yup, harga! Amm, kalau untuk bahan makanan sih saya nggak komplain ya. Seminggu kadang saya Cuma habis 20 dollar, tanpa ayam. Kalau dengan ayam ya bisa 30 dollar. Saya pikir bahan makanan sih masih rasional harganya, meski jika dikalikan ke rupiah ya jadi mahal ya hehehe. Itu kalau masak sendiri lho ya, semua jadi murah. Tapi kalau makan di luar ya jadi mahal. Terus terang saya jarang banget jajan di luar kalau nggak dengan si RC. Sekali makan minimal 12 dollar boo, itu kalau sendirian lho. Huh, mahal banget untuk saya. 12 dollar itu buat saya bisa makan seminggu hehehe. Seminggu tanpa ayam lho yaaa. Ya kalau Cuma telur, nggak masak daging daging an, cukup tuh 12 dollar.
Yang parah itu, TEMPAT TINGGAL. Yup, tempat tinggal itu paling MUAHAL di sini. Saya jadi ingat tempat tinggal saya waktu di India dulu, Cuma 3000 rupee sebulan alias 600 ribu. Terus saat pulang ke Indo pun, kamar kos saya Cuma 700 ribu sebulan, itu sudah termasuk toilet di dalam. Kalau mau elit dikit kamarnya pakai AC paling jatuhnya 1 juta sebulan. Masih gak nyekik banget lah.
Sementara di Auckland, kamar ecek ecek yang toilet shared aja harganya 200 dollar per minggu. Per minggu saudara saudara. 2 juta seminggu coba. Jadi sebulan itu kamar ecek ecek itu harganya 8 juta. Hahaha, gileee. Apalagi saat ini saya di unilodge dengan studio apartemen, sebulan sekarang jadi 12 juta huahahaha. Uang beasiswa yang 2,000 dollar sebulan itu jadi keciiillll banget nilainya hehehe. Yah sudahlah, insya Allah mah barokah Allah ada aja heheheh.

Dapur saya di Unilodge, 300$ per week!
Four, CLOTHES
Awal saya datang tu, saya mikir mikir mau beli baju hehehe. Meski baju yang saya bawa dari Indonesia itu rata rata sudah lumayan tebal dan lebih banyak sweater dibanding baju tipis, tapi tetap saja, ternyata saya perlu beli baju lagi disini hehehe. Ternyata bahan pakaian sini beda dengan yang kita bawa dari Indonesia, apalagi yang saya bawa dari India hehehe. Untuk sweater, bahan yang saya bawa dari India masih bisa diandalkan karena memang suhu lumayan dingin di Mysore, sehingga wool dari sweaternya masih lumayan ok. Tapi yang saya bawa dari indonesia tipis banget untuk dipakai di kondisi luar rumah di NZ. jadi hanya mempan untuk dipakai di dalam ruangan hehehe.
Awal saya lihat harga baju, alamak harganya minimal 10 dollar. Kalau mau yang di bawah 10 dollar ya baju dalam aja hehehe. Mikir mikir mau beli tuh. Setelah itu coba putar otak liat baju bekas, yah sama aja harganya juga di atas 10 dollar malah lebih parah menurut saya, karena sudah bekas an orang lain. Jadi ingat saat di Mysore, harga baju meski yang di mall muraaaah banget. Paling mahal 500 rupee alias 100 ribu rupiah. Itu pun sudah bahan panjang gitu yang model kurtha. Tapi disini, huh jangan harap punya baju panjang dengan harga 10 dollar hehehhe.

Kurtha India dengan Auckland harbour sebagai latarnya
Keadaan berubah saat saya bertemu RC. Awalnya ia mengkritik sepatu saya hehehe. Saya pakai sepatu karet karena itu sepatu ter murah yang saya temui dan saya pikir akan sangat berguna saat hujan. Tapi namanya sepatu karet ya gak sebagus sepatu kulit tampilannya hehehe.
Saat itu ia berkata “you don’t suit with that shoes. It looks cheap on you and you deserve something better”. Saya mikir yo wis gak papa, wong memang saya gak punya banyak masa mau look “expensive” hehehe.
Ternyata ia tidak Cuma bicara. Sejak saat itu, ia mendandani saya, itu istilah saya. ia membelikan banyak pakaian, yang dari wol NZ sehingga cocok untuk dipakai di luar ruangan. Namanya bahan termal dari wool merino. Saya awalnya tu nggak percaya, ah masa sih hangat. Gitu batin saya. tapi ternyata memang hangat dan cocok dibawa keluar ruangan. Dengan sponsor RC akhirnya gaya pakian saya mulai berubah. Bukan karena ingin naik level, bukaaan, tapi karena menyesuaikan dengan cuaca. Saya masih simpan kok, pakaian pakaian india saya, Cuma itu tidak cocok untuk musim dingin saat ini dan bisa dipakai lagi saat musim panas tiba heheheh.


My style, now
Five, BOOTS!
Yay, yang ini yang paling saya suka dari Auckland juga. Meski harganya lumayan mahal untuk kantong saya, tapi minat saya dengan sepatu boots sejak saya di Indonesia akhirnya terpuaskan. Saya suka boots se mata kaki minimal dan harus flat, saya nggak suka dengan heels. Sementara di Indo, biasanya saya nemu boots yang se mata kaki gitu biasanya mah ada heel nya. Selain itu kalau mau yang flat ya ambil yang sneaker sekalian. Kalau pun ada boots dengan model se mata kaki itu, musti nggak sesuai harganya ma kantong saya hehehe.
Namun di Auckland, yay, banyak banget boots model gitu. Bahkan boots karet saya itu aja sudah masuk kriteria saya meski harganya Cuma 9 dollar. Boots tinggi, se mata kaki minimal dan alasnya flat.

Setelah bertemu RC, ya sepatu sepatu saya tambah menggila koleksinya. Hal ini lebih karena ia mempertimbangkan kehangatan kaki saya, saat saya berjalan. Sehingga ia inginnya saya pakai yang bahan kulit dan minimal se mata kaki atau bahkan se lutut. Itulah sebabnya banyak yang bilang style saya berubah saat ini. Sebenarnya bukan berubah, itu lebih kepada adaptasi. Nggak mungkin kan saya pakai boots tinggi saat cuaca hampir 30 derajat saat di India dulu. Atau pakai sendal jepit disini dengan alas kaki terbuka. Nggak mungkin banget karena suhu yang harus ditahan jauh di bawah suhu yang biasa kita rasakan di negara tropis. Itu sebabnya, saya berubah style.

Kalau untuk style, ya memang sedikit berubah ya. Kalau India style nya lebih kepada heboh, glamour nya karena sparkling. Kalau di western kan lebih suka simple, tapi elegan. Kalau ditanya saya suka yang mana, ya saya suka dua duanya. Kadang orang western senang liat betapa hingar bingarnya warna dari bahan pakaian India. Namun juga kadang kadang kita ingin yang silent, warna gelap yang elegan. Semuanya mah sama saja, tergantung suasana dan selera. Saya tetap menyukai India dan pasti ingin kembali ke sana, tapi juga saya senang dengan Auckland yang meski pun dinginnya bikin nyumpah nyumpah, tapi tetap banyak hal yang baik yang terjadi disini.


My style, from time to time
Six, PEOPLE!
Orang-orang di Auckland tentu jauh beda dengan India atau pun Indonesia. Saat di India dulu saya ingat saya selalu ditegur orang yang melihat saya. Entah karena jilbab saya, atau karena kulit saya yang memang berbeda dengan orang India kebanyakan, tapi pasti ada aja lah someone to talk. Tapi kalau disini, semua orang dengan headsetnya atau dengan bukunya atau dengan gadgetnya. Kalau diajak ngomong sih nyahut aja ya, Cuma ya seperlunya. Tapi dibanding westerner lain, menurut banyak orang sih, mereka masih lebih ramah dibanding negara lain. Jadi menurut saya, orang-orang di Auckland ini masih lebih oke.

Seven, ENTERTAINMENT!
Sebagai kota terbesar di NZ, Auckland punya banyak hal menurut saya. Mau hiburan murahan adaaa. Pergi aja ke berbagai festival atau pun duduk di taman yang banyak dan indah banget di Auckland. Mau hiburan mahal an seperti Hobbiton, juga adaaa. Mau helikopter ride, adaaaa. Mau naik ke sky tower bisaaa. Mau konser mahalan adaaa. Jadi semuanya lengkap. Dan yang paling saya sukai dari Auckland adalah TV. Sejak saya di Unilodge, saya senang banget nonton tv. Dan meski Cuma mni series lokal an yang situasi settingnya di Auckland, saya tetap suka. Karena saya memang sennag dengan mini seri western. Selalin itu, ada juga mini seri terkenal seperti Grey’s anatomy atau  pun friends. Jadilah TV jadi hiburan saya.
Selain itu, karena kontur Auckland  yang unik, gunung ada, pantai juga ada, nggak susah mah nyari spot buat fot foto. Bahkan tinggal jalan dikit sudah bisa liat pelabuhan, Auckland harbour dan bisa nyebrang ke devonport pakai ferry. Naik dikit ada mount John, tempat favorit saya dengan RC untuk duduk duduk. Mau yang flowery dikit, ada Albert Park. Pokoknya banyak lah yang bisa dilihat di Auckland.
Hobbiton 
 Me and Mt St John
Me and One Tree Hill, Cornwal Park
Me and Mission Bay
Hiburan lain juga ada semisal teater seperti Phantom of the Opera. Atau Disney on Ice yang bakal saya tonton di bulan Agustus. Selain itu, hiburan lain seperti mall, bumper car, amusement park, mini golf, planetarium, ya banyak juga. Tergantung uangnya aja, mau yang murahan atau yang mahalan hehehe.

The Albert Park
After all, semua kota pasti ada seni nya. Ada plus nya ada minusnya. Mereka bukan untuk dibandingkan terus di ranking, tapi untuk dinikmati, sebagai bagian dari epiosde hidup hehehe.

Selamat hari Senin yaaa. Semoga harinya barokah amiin. See you in my next writing atau update an tentang hal yang saya sukai dari Auckland.

Auckland, 30 Mei 2016


-NK-