Sunday 22 November 2015

MY TOP FIVE IN ONE OF THE ROUGH WEEK (16-22 Nov 2015): Dedicated to Rusell

Hello there, this is me dengan my silly posting again.

Amm...minggu ini lumayan berat untuk saya ya karena eksperimen saya yg belum juga membuahkan hasil dan ini membuat supervisor mempertanyakan keputusan saya memberhentikan suatu reaksi yg menurut beliau, TOO SOON TO STOP. Jadilah minggu ini minggu yang berat untuk saya. Tapi, bukan saya namanya kalau tidak ada alasan untuk KEEP SMILE. So, jadilah ini postingan saya dedikasikan untuk Russell, the FIVE IN ONE thing yg saya syukuri minggu ini.

So here are five in one thing about RUSSELL yang saya syukuri.

Satu, he is AROUND
Orang ini sangat penuh dedikasi menurut saya. Ia rela tidur dengan handphone di dekat bantalnya hanya agar bisa membalas teks saya malam malam. Atau rela menunggu saya di symonds street semata mata agar saya tidak kedinginan menunggu mobilnya. Atau ia rela membagi apapun yg ia makan agar saya juga merasakan apa yang ia rasakan. Intinya orang ini AROUND. Ia mengelilingi saya dengan teks teksnya selama 24 jam. Dari pagi, makan siang, sore nawarin jemput hingga malam mau tidur. Punya teman baik yg selalu ada itu adalah berkah menurut saya, dan itu harus disukuri.

Dua, he is THERE.
Jumat, itu hari terberat buat saya/ Benar-benar berat karena rute sintesis yg berbelok gak karuan dan minimnya pengalaman di lab membuat keputusan saya memberhentikan suatu reaksi dipertanyakan supervisor. Beliau bertemu saya sudah jam 6 sore, saat saya sudah lelah dari pagi melakukan kolom yg tidak jua kunjung memberikan hasil dan komen beliau bahwa apa yg saya lakukan KURNG TEPAT memberikan saya perasaan down yg luar biasa.

Saya selesai jam 8 30, sudah gelap di luar, hujan deras, angin kencang dan belum shalat magrib. Saat saya ke meja saya, ada teks nya

"I am at the supermarket, can i get anything for u, Nurul?" Saya langsung membalas saya lagi di lab, habis disemprot supervisor, blm shalat magrib dan mungkin akan pulang jam 9. Ia langsung telpon, jangan pulang naik bis, ia akan menjemput, tunggu.

Dan saat saya baru keluar gedung, melihat mobilnya yg langsung mengklakson saya yg jalan kaki itu serasa TANGAN ALLAH menolong saya. Bayangkan, hujan deras, angin, hbs dimarahi supervisor, pulang malam, asma, harus nunggu bis, terus ada mobil yg dengan setia menunggu itu apa bukan anugerah. Dan saya pun menangis sekeras kerasnya malam itu. Itu adalah tangis terkeras dalam hidup sendiri saya, karena saya biasanya terlalu khawatir melibatkan orang lain dalam kesedihan saya.

Dan ia ada disitu, ia memberikan pertolongan, terlepas apapun motifnya. Untuk itu, saya bersyukur, ia ada di hari terberat saya.

Tiga, he takes me as IMPORTANT
Sudah beberapa kali ia menyelamatkan saya dari cuaca dingin di Auckland minggu ini dengan mobilnya. Suatu saat ia menyelamatkan saya dari kemacetan bis, esoknya ia menyelamatkan saya dari asma, lalu hampir setiap hari karena hujan, ia menyelamatkan saya dari deras dan dinginnya hujan di Auckland yang berpotensi menimbulkan asma bagi saya. Dan ia menempatkan saya sebagai IMPORTANT. Saya penting. kenyamanan saya itu prioritas. Dan tentu saja itu membahagiakan meskipun saya masih menganggapnya teman saat ini. Dan ia menghormati saya, ia tidak macam macam dengan wanita sneidri seperti saya. Ia tidak melecehkan saya. Itu yang paling penting.

Four, he is GENTLE
Orang western dengan usia hampir akhir 40 tentunya punya nilai beda dgn anak anak millenium ya hehe. Lagu lagunya masih Kenny Rogers atau si Julio Iglesias yg mendayu dayu dan begitu juga ia menganut nilai nilai bagimana memperlakukan wanita. Ia minimal membukakan pintu, memasangkan jaket atau membantu melepaskannya, membawa barang belanjaan, intinya treatment nya ke perempuan adalah gentle. He knows how to treat a woman nicely. Dengan gaya jadul dan klasiknya itu, jadi bikin saya merasa aman hehehe. Not to include bagaimana dia selalu berusaha agar saya cukup makanan, terlindungi dan baik baik saja. Not to include that.

Five, he STAYS, even as A BEST FRIEND
Jujur, saya adalah orang yg kompleks Tidak mudah memahami saya meski dari sisi manapun. Hidup saya kompleks, pribadi saya kompleks, saya pokoknya not fun to be with. Dan dengan latar belakang hidup saya yg memang kompleks, tidak semua orang bisa bertahan dengan saya. Dan dengan penolakan saya pada lamarannya sekitar dua minggu lalu, saya pikir ia akan menjauh dan mulai mencari target lain, tapi nggak, he stays. Dia bertahan, dan meskipun tidak bisa memiliki, maka menjadi sahabt baik saja sudah cukup menurutnya. Dan ia terus meyakinkan saya bahwa saya ini WORTHY. Saya pantas untuk diperjuangkan, dihargai dan dibahagiakan. Itu yg kdg membuat saya terharu dengan orang ini, terlepas ini cuma gombal atau apapun itu. Yang jelas, ia membuktikan ucapannya. Ia mengontak klinik laser di Jakarta untuk menghapus tatonya, dan ia berniat menyebrangi gap yg ada jika saya menghendaki itu. Namun untuk sementara, saya masih ingin berteman saja dan fakta bahwa ia STAY, itu yag harus diyukuri.

Well, meskipun minggu ini minggu yang berat untuk saya, saya bersyukur saya masih punya a reason to be grateful of. Sesuatu yg pantas disyukuri. Dan untuk minggu ini, itu Russell, my friend.

Auckland, 22.11.2015.

Nurul Kasyfita

Saturday 14 November 2015

My Top Five of the Week (9-15 November 2015)

Hey there!

It is sunny now here in Auckland, dan saya duduk lagi di depan laptop saya, menulis, untuk meredakan syaraf saya yg sering tegang karena memikirkan reaksi hehehe. Amm, reaksTOP BANGET untuk saya karena ini adalah minggu dimana saya merayakan ulang tahun saya here in Auckland, and to be honest, this is THE MOST SURPRISING BIRTHDAY CELEBRATION EVER! Terus terang saya tidak menyangka akan dirayakan banyak orang disini dan tentu saja, ini adalah hal yg benar benar harus saya syukuri dalam hidup saya.

Well, let's start to my TOP FIVE OF THE WEEK people.

One, My birthday celebration!
Ini adalah hal pertama dan the top thing of my list! Saya ulang tahun kemarin hari Rabu. Saya memutuskan membeli coklat untuk dibagi bagi pada teman teman di lab. Di India, kami biasa membagikan sesuatu yg manis saat ada perayaan sebagai tanda bersyukur. Budaya itu saya adopsi karena saya rasa itu adalah hal yang baik. So, jadilah hari itu saya membagi coklat ke teman teman di lab dan saya senang sekali karena mereka ingat hari lahir saya bahkan sebelum saya menyerahkan coklat mereka sudah memeluk saya. Ah, sekarang saya punya Josh, Lachlan, Andrew, Ram, Kyriakus, Emma dan Ashley yang sudah seperti sahabat dekat karena hanya itulah orang-orang yg saya temui setiap hari. Mereka bahkan merayakan perayaan susulan di kafe kemarin saat kami lunch bareng. Saya senang saya saat ini jadi bagian dari THE SPERRY GROUP dan itu merupakan kebanggan bagi kami semua.

Sebelum itu, Russel dan adiknya Angie, bahkan telah membawakan karton berukuran besar sambil mengikuti bis saya. Bahkan supir bis tersenyum saat melihat tingkah laku mereka. Well, bukan kado yang mahal, tapi cukup membuat saya merasa saya IMPORTANT. Sesuatu yang sudah lama tidak saya rasakan dalam hidup. Yah, saya punya banyak teman, namun saya terbiasa tidak mengistimewakan diri saya among others. Itu membuat saya humble and never stop learning.

Malamnya saya diajak makan di restoran Malaysia. Sebenarnya kasihan banget ni dua orang berusaha menyenangkan hati saya. Saya pesan fish and chips saja yang murah hehe. Saya ini bukan orang yg suka memanfaatkan orang lain, jadi meskipun saya ditraktir, saya tidak akan pesan yg sekiranya akan memberatkan siapa pun yg sedang berbaik hati dengan saya. Aapalgi hanya untuk sekedar mengenyangkan perut, ah, itu menyedihkan banget, masa nilai kita hanya setinggi sepiring makanan.

Ulang tahun kali ini adalah yg berkesan buat saya karena satu, ini saya rayakan di negara western yang tingkat individualisme nya tinggi, namun surprisingly, saya punya banyak org yang peduli dengan saya disini, ikut merayakan, ikut berbahagia. Dua, saya berada di usia pertengahan 30 dan saya sedang kuliah PhD Kimia di negara yang maju dan di universitas terbaik di negara ini. Ah, sungguh saya beruntung sekali.

So, tidak salah sepertinya jika saya menempatkan my birthday celebration sebagai list nomer 1 di my top five of this week hehehe. I do feel so special here in Auckland, in a western country but I got the full spotlight.

Two, Russel.
Yup, ini adalah nama bule yang sedang berusaha keras mengejar saya disini dan meyakinkan saya untuk berkomitmen dengannya. Kenapa is harus saya syukuri? Karen meski bagaimana pun, ia adalah orang yang siap sedia menolong saya disini, 24 jam 7 hari seminggu. Dan sebenarnya saya agak takut dengan kehadiran orang ini. Karena jujur saya bertemu dengannya sesaat setelah saya (iseng-iseng) berdoa pada Allah SWT untuk memberikan saya teman yang baik dalam hidup jika saya sudah tidak mampu lagi sendiri. Jujur, saat saya berdoa itu saya memang lagi down karena baru minggu kedua di Auckland saat itu dan terasa sekali suasana sepi. Apalagi teman-teman yang saya temui di awal kedatangan saya di Auckland, terlalu sibuk untuk sedikit membantu saya. Jadi sedih sekali saat itu dan si wanita aneh ini (iseng-iseng) berdoa lah pada Allah. Saat itu duit beasiswa saya juga belum cair jadi saya masih belum bisa beli ayam, demi menghemat dollar yang ada. Saat itu juga doa saya sebenarnya minta ayam ke Allah, (ada-ada saja memang si wanita aneh ini). Saya ingat saat itu saya berdoa hari Selasa.

Wonderfully, Kamis, saya bertemu dengannya di dapur. Saya biasanya memasak pagi hari namun jika saya puasa, saya akan berada di dapur sore hari untuk memasak menu buka puasa saya. Dan ia juga sedang disitu, memasak. Yah seperti biasa, ia menyapa saya sama laaah seperti penghuni lain yang bertemu kami kami yang penghuni baru di hostel ini. Where are you from, what are you studying itu mah biasa disini. Ok, lalu ia meminta email id saya. Yah saya berikan lah email saya. Wong cuma email, pikir saya, amaaan.

Saat itu saya ingat baru saja saya pulang ke kamar, ia langsung meng email saya. Ia menyapa dan menyebut ia senang berkenalan dengan saya. Yah saya pikir, biasa lah. Esok sorenya, Jumat, ia mengundang saya makan makanan halal dan disitulah saya baru tahu, ia juga muslim yang mengucap syahadat 3 tahun lalu. Doa saya tentang ayam dijawab tuh oleh Allah SWT karena itu yang dihidangkannya. Ia dapat makanan itu dari masjid sepulang ia shalat Jumat. Tapi up to this point, saya masih berpikir ia hanya teman.

Sabtu, ia mengajak saya lagi minum kopi. Saya biasa saja saat dijemput dan kami duduk di sebuah kafe dekat hostel. Saya pikir itu hanyalah dua orang teman yang sedang duduk menghabiskan malam minggu bersama. Tapi saya memang merasakan yang ia lakukan agak "berbeda" karena ia sampai membukakan kursi, membawakan bunga, menggantungkan jaket, berdiri saat saya hendak ke toilet, tapi saya pikr itu hanya a kiwi being kiwi. Yeah, itu something different pastinya, Tapi again, I take him just as A FRIEND. Not a LIFE PARTNER. Sedikit pun itu tidak terpikir di dalam diri saya. Russel, adalah teman yang harus saya syukuri karena ia selalu ada untuk saya, meski dengan niat yang tidak sama dengan yang ada di  hati saya.

Three, the proposal
Ini juga hal wonderful dan agak aneh plus menakutkan yang terjadi minggu ini. Saya dilamar, saudara-saudara hahahaha. What a funny story to be here in Auckland! Sebenarnya Russel sudah menyatakan secara implisit bahwa ia sedang mengagumi seorang wanita muslim dan berniat melamarnya. Ya saya sebagai teman (dan sebenarnya agak mikir mungkin itu saya), memberi saran yang baik lah, ya lamar baik-baik kalau kamu ingin tu cewek karena di Islam kita nggak pake dating dating an. Gitu tuh saran saya. Terus dia bilang dia akan bicara dengan guru ngajinya dan meminta si istri guru ngaji itu untuk memulai mediasi dengan si cewek. Saat itu saya pikir, halah, palng main main. Gitu tu cowok mah biasa mulutnya, gombal, gitu tu mikir saya. Lagian, meskipun sempat GR, tapi saya juga tidak menutup kemungkinan bahwa si cewek muslim yang lagi dibicarakan, mungkin bukan saya juga.

Tapi tentu saya ingat tuh doa iseng yang saya minta ke Allah SWT saat sedang benar-benar down saat itu. Ni kok tiba tiba ada ni bule, umurnya sdh 40+ sudah punya kerjaan dan tergila gila nih ma saya. Kenapa tiba tiba ni datang ni laki-laki. Si wanita aneh ini ingatlah dengan doa isengnya saat itu saat kombinasi kepingin makan ayam dengan kepingin (entah kenapa) ada teman berbagi dalam hidup. Tapi karena tuh guru ngaji belum ada juga menghubungi yo wis lah, palingan gombal menurut saya hahaha.

Dan, malam Jumat, si ustadzah menghubungi saya. Beliau menyatakan niat Russel untuk melamar saya. Mengajak saya menikah. MENIKAH, saudara-saudara! Alamak! Itu pusing banget tu kepala saya saat itu. Saya cuma beralasan dengan si ustadzah saya punya orang tua yg harus dirawat di tanah air dan saya harus pulang. Si ustadzah masih berusaha meyakinkan saya bahwa menikah adalah salah satu sunnah Rasul dan yeah, itulah, penyempurna iman. Saya cuma mengucapkan terima kasih.

Habis itu, saya bombardir si Russel. Saya semprot habis habisan dengan ucapan WHO DO U THINK U ARE. Jangan mentang-mentang lu bule yah, terus mikir bisa flrting ma Indonesian woman. Pokoknya habis habisan malam itu saya marah dengan dia. Yah saya sudah agak mengira sih, si cewek yg bakal dilamar itu (mungkin) saya. Tapi saya pikir ni orang main-main nih. Eh, melihat semuanya benar-benar terjadi dan sudah sampai melibatkan guru ngaji gitu bikin saya TRULY PANIC. Belum lagi saya ingat tuh doa iseng iseng yg saya minta ke Allah SWT karena saking kepinginnya makan ayam, jadi saya berhalusinasi yang macam macam. I don't really think I need a life partner at this point. Cuma kombinasi halusinasi pingin makan ayam aja saat itu hehe. The fact that doa itu (sepertiny sedang seriously dijawab ma Allah, itu yang agak menakutkan).

Four, The Gracious Rejection.
Yup, saya menolak lamaran si bule. Hahaha, imagine, naik nih rating saya ni karena menolak orang New Zealander asli yang ingin berkomitmen ma saya hehehe. Penolakan ini harus saya syukuri karena saya sempat berpikir setelah saya berpisah dengan mantan suami saya beberapa tahun lalu, saya akan langsung mengikatkan diri saya dengan siapa pun yang menawari a shoulder to cry on. As long as dia seiman ma saya. Dan saat saya hendak berangkat ke Auckland, bahkan saya sempat bercanda dengan si manager di EF bahwa I WILL MARRY THE FIRST MAN WHO TALKS TO ME IN THE AIRPORT OF AUCKLAND. Gitu tu ucapan aneh saya hahaha.

Sebenarnya itu biasa sih terjadi dengan wanita yang sendirian seperti saya ini. Biasanya wanita yang sendirian langsung berpikir bahwa laki laki berikutnya akan jadi THE HERO for her. Mereka biasanya tergoda untuk mengikatkan diri lagi pada anyone who comes, no matter what. Yah wanita lagi terluka, lemah, terus tiba tiba ada laki laki yang memberi perhatian, menawarkan a shoulder to cry on, siapa yang nggak mau. Dan biasanya laki laki juga akan memandang lebih rendah pada wanita seperti saya ini karena mereka berpikir, kami ini makhluk makhluk jablay yang dengan mudah bisa dirayu terus dinikahi deh dengan whatever motive. Dan ke deseperate an si wanita itu yang bikin akhirnya ia jadi makhluk rendahan yang bisa diremehkan. Dinikahi lalu ditinggalkan, atau cuma dipacarin terus dibuang. Wanita yang sendirian menurut saya, harus bisa menunjukkan kemandirian mereka, tidak mudah dirayu oleh laki laki.

Penolakan tadi malam meyakinkan saya bahwa saya tidak desperate, saya masih berpikir waras, masih bermartabat, biarpun saya tidak punya apa apa dan tidak punya siapa siapa, but I am fine. Saya masih bisa cari uang dengan otak saya. Saya masih bisa survive dengan hidup. Mungkin saya cuma punya makanan, pakaian dan kamar sewaan dimana pun saya berada saat ini, tapi itu cukup tuh untuk saya. Jadi saya tidak perlu laki laki untuk menyelamatkan saya, karena saya tidak perlu diselamatkan. Saya tidak perlu HERO karena saya dan diri saya adalah HERO untuk diri saya sendiri. Saya, cukup dengan apa yang saya punya, meskipun itu hanya diri saya sendiri. Saya punya Allah kok, jadi why should be worry?

Dengan penolakan tadi malam itu, saya menolak banyak hal yang sebenarnya menggiurkan untuk seorang wanita yang sedang sendirian. Komitmen, teman hidup (seperti yang iseng-iseng saya doakan hehehe), kemungkinan bisa membeli rumah lebih cepat di Indonesia, tawaran permanent resident di NZ jika saya memilih tidak kembali, dukungan full di NZ (tempat tinggal, antar jemput, perawatan kalau saya sakit), tawaran untuk terbang ke Indonesia untuk melamar saya secara resmi dengan orang tua saya, etc, semua hal yang sebenarnya bisa bikin sakit kepala kenapa ditolak. Tapi, well, saya memilih untuk menolak itu semua. Dan itu, saya sangat syukuri, saudara saudara. Saya sudah stabil saat ini. Saya tidak lagi meletakkan kebahagiaan saya dengan mengikatkan diri dengan orang lain. Saya benar benar SOLID dengan diri saya sendiri. Yay!

Five, MYSELF!
Yup, diri saya sendiri. Saya bersyukur sekali saya adalah seorang NURUL KASYFITA. Saya adalah si mandiri, si autis, si pekerja keras, si easily happy person. Saya bisa tertawa hanya dengan hembusan angin, atau tersenyum damai hanya dengan melihat langit. Saya benar-benar cukup dengan diri saya sendiri. I AM PROUD TO SAY I AM THE HERO OF MYSELF. Saya benar-benar bahagia dan solid dengan diri saya sendiri. Well, bukan berarti saya tidak punya teman. Saya punya banyak teman, tapi dengan bijaknya, saya membatasi jarak kedekatan mereka dengan saya. Saya apa adanya dengan siapa pun. Anda bisa lihat dari status FB saya. Rasanya sudah kayak breaking news di TV ya kan. Tapi ya itulah saya. Memang begitu itu saya. Namun saya tidak hang out dengan banyak orang. Atau punya grup grup tertentu yang itu tuh geng saya. Saya solitaire, tapi saya tahu saya tidak pernah sendiri. Saya pasti punya orang lain yang menerima saya apa adanya, dimana pun saya berada. Itu pasti. Saya bukan orang jahat. Saya tidak arogan. Saya tidak oportunis. Saya tidak suka memanfaatkan orang lain. Jadi dimana pun saya berada, saya insya Allah tidak sendiri.

Dan kejadian tadi malam itu membuat saya sadar betapa solidnya saya dengan diri saya. Betapa saya sangat bahagia dengan seorang diri saya NURUL KASYFITA. Betapa saya sangat menyatu dengan kejiwaan saya dan saya sangat nyaman dengan diri saya. Betapa tidak ada seorang pun yang bisa mengganggu hal ini dari saya. Dan dengan bangganya tadi malam saat si bule menawarkan pertolongannya dan berusaha menjadi HERO untuk saya, saya bisa berkata NO THANK YOU, I HAVE MY HERO, IT IS MYSELF.

Jadilah independen, people. Jangan terlalu bergantung dengan manusia lain. Jangan menggantungkan kebahagiaan Anda dengan kekasih, pacar, suami, anak, etc, yang jelas ORANG LAIN. Anda bertanggung jawab dengan kebahagiaan Anda sendiri. Tidak ada manusia lain di dunia ini yang sanggup membuat Anda bahagia or menderita, unless Anda memberi mereka power untuk itu. So, be responsible for your own happiness. Jika ada yang memberi perhatian, well, mereka cuma bonus kok. Anda cukup dengan diri Anda sendiri. Anda adalah monumen kemandirian itu. Sungguh, sangat membahagiakan menjadi bahagia cukup dengan diri kita sendiri itu. Well, dari dulu sih saya memang sudah sangat autis jadi manusia. Tapi dengan kesendirian saya, perpisahan, bahkan dengan adanya badai finansial, dan menemukan saya BERHASIL melewati itu dengan bantuan Allah SWT memberikan saya MORE AND MORE CONFIDENCE. Bahwa saya mampu, saya berhasil melewati itu semua dengan bantuan Allah SWT dan diri saya sendiri tentunya. So, karena itu saya bilang, I am my OWN HERO.

Saya, adalah pahlawan untuk diri saya sendiri. Dan for that, saya BERSYUKUR.

Well, people, that is all my TOP FIVE OF THE WEEK. Lima hal yang saya syukuri minggu ini. Pastinya saya punya lebih banyak lagi sebenarnya. But anyway, this is still my top five of the week. What are yours?

Auckland, 15.11.2015


Nurul Kasyfita

Sunday 8 November 2015

My TOP FIVE OF THE WEEK

Hello there. It is me again, with my silly writing. Amm sebenarnya mau posting minggu lalu tapi karena kejadian LOCK OUT selama 6 jam itu akhirnya hanya bisa masuk kamar dan tertidur saat itu. Jadilah my TOP FIVE OF THE WEEK nya batal hehehe.

Amm...minggu ini sdh minggu kelima saya di Auckland. So I must have more and more things to be grateful of, or not, I dont know. Yang jelas, saya selalu berusaha mensyukuri hal hal kecil yg terjadi dalam hidup saya setiap harinya. That keep me alive. It does.

Well, without being here and there, inilah my top five of this 5th week in Auckland.

One, A Warm Welcome Friends in Lab
Sebenanrnya sih msh sama, cuma karena sekarang saya sudah semakin dekat dengan teman teman di lab, kami sdh seperti ONE TEAM gitu, THE SPERRY GROUP. Mereka selalu menanyakan kabar saya, reaksi saya, meskipun masing masing sibuk dengan reaksinya. Bulan depan kami akan pesta lagi di restoran dan dengan ramahnya mereka kembali megikutkan saya. Bahkan ada beberapa yg mulai mengajak kerjasama untuk publish penelitian minimal yg berabu literature review. Alhamdulillah, saya punya banyak orang orang yg begitu "membesarkan hati" saya yang sering ciut ini karena saya tidak punya apa apa yg bisa dibanggakan. Untuk Ram, Kyriakus, Emma, Lachlan, Josh, Andrew, Ashley, Lidya, Emmily, Alan dan Jess yg akan segera bergabung, I am truly blessed punya teman teman di lab yang begitu suportif dan tidak kompetitif.

Two, I found a nice barbeque chicken and cumi cumi hehehe
Sudah lama saya tidak makan ayam hehhe. Pertama karena duit beasiswa blm cair saat itu dan kedua masih bingung yg mana yg halal. And...yup, I found it. Yummy banget akhirnya bisa makan ayam dg bumbu barbeque yg asyik bgt. Energi saya bertambah dan bahkan kmrn ketemu cumi cumi akhirnya yayyy, dengan harga yg masih terjangkau dengan kantong saya yg tipis ini hehehe. This is something I should be grateful of.

Three, teman baik di hostel.
Amm, yang ini mungkin antara grateful ama confused ya. Mungkin sudah banyak yg observe status saya akhir akhir ini. Ada satu new zealander yg lagi ehem pedekate dengan selimut "friend" sebetulnya jadi saya masih nggak mau terlalu frontal menolaknya. Jujur, saya masih belum ingin membangun apa apa lagi saat ini selain mimpi akademik saya. Mungkin banyak yg bilang saya msih belum move on, no, saya emang gak move on, saya move forward. Itulah kenapa saya mungkin tdk akan mencoba lagi di lapangan yg sama. Saya sadar saya bukan pemain yg tepat untuk itu, jdi saya memilih minggir saja dari the game called as LOVE. Mungkin saya memang tidak ditakdirkan untuk bersama orang orang yg saya cintai, jadi saya memilih sendiri.

Orang ini terus terang begitu gencar menawarkan bantuan dengan status "teman". Dan karena ia masih sangat sangat sopan, saya juga tidak berhak untuk kasar. Terlebih lagi, ia selalu menyebut saya sebagai "teman" dan saya pikir mungkin itu caranya memperlakukan "teman". Sudahlah, yg jelas saat ini saya punya orang di hostel yg 24 jam siap sedia membantu saya. Yang selalu menyediakan waktunya untuk berkomunikasi dengan saya, menanyakan reaksi, menanyakan sdh makan apa belum, hal hal kecil yg membuat saya merasa, saya ada. Dan untuk di level ini, saya pikir saya harus mensyukuri keberadaan "teman" ini.

Four, a nice evening coffee
Ini hal baik yg terjadi minggu ini. Saya bertemu adik si "teman" yg bernama Angie. Saya diajak ke beberapa tempat sebenarnya di Auckland oleh si kakak, namun dengan halus saya selalu menolak dengan NO THANK YOU saya yg sepertinya kurang ampuh di NZ hehehe. So, hari ini kami ngopi lagi, saya pesan kopi yg sama dengan Angie (intinya sih karena saya gak tau mau pesan apa hehehe). Dan kopi itu datang dengan bentuk yg bagus banget, ada daunnya di krim heheh saya jadi segan mengaduknya. Lalu kami pun bercerita tentang PhD saya, tentang saya yg bisa sampai ke NZ, etc yg intinya sih tentang saya, saya dan saya. Bayangkan, saya yang bukan siapa siapa di Indonesia ini, didengarkan oleh dua bule sekaligus di sebuah coffee shop mahal di NZ hahaha. What a life story.

Lalu saat pulang kami melihat burung. Dan si adik terus menerus mengundang saya bertamu ke rumahnya, bertemu anak anaknya. What a pleasant experience. Belum lagi tawaran pesta BBQ, nonton kembang api dan setiap saya berkilah akan sesuatu, misalnya dingin, etc, mereka akan menangkis itu dengan hal lain yg menyamankan hati saya either dengan ucapan we will have blanket for you, you will be fine.

Yang lebih mengagetkan tu si Angie dengan ramahnya mengecup pipi saya saat pulang tadi. Ia benar benar sangat ramah. Saya seperti dapat keluarga baru disini. Terlepas tu kakak emang punya "hidden agenda"atau nggak. Yg jelas dua orang ini benar benar ramah. Dan saya benar benar bersyukur untuk itu.

Five, My five weeks of life in Auckland
Untuk yg ini, saya hanya bisa meneteskan air mata. Terus terang saya berjuang dengan diri saya disini. Kadang saya rindu Najwa, keluarga saya di Indonesia, tanpa punya teman berbagi. Hidup hanya saya bawa dengan bersyukur, bersyukur, bersyukur, sekecil apapun itu. Setiap hari saya mencoba reaksi dengan harapan akan berhasil dan saat pulang kadang sedikit kecewa karena apa yg saya baca di jurnal itu belum juga membuahkan hasil. Ini bukan perjuangan sederhana, saudara saudara. Saya BENAR BENAR sendiri, really. Saya pulang ke kamar, lalu bercerita dengan beberapa buku di kamar saya, Yeah, it still did not work. Saya hanya punya Allah SWT yang terus saya percaya akan SELALU memberikan hal baik dalam hidup saya. Dan iman ini, yang saya syukuri. Saya tidak pernah putus asa akan rahmat Allah. Allah Maha Baik, saya masih survive di minggu kelima di Auckland. Alhamdulillah, terima kasih ya Rabb.

Well, those are my Top five of the week, Folks. What are yours? Mari bersyukur akan sekecil apapun hal baik yang terjadi dalam hidup kita. Dengan itu, hal hal besar akan datang di masa depan untuk kita.

Penerimaan, itu yg saya syukuri di NZ. Saya tidak pernah menyangka akan BEGITU diterima oleh orang orang disini. I am truly blessed for that.

Selamat tidur dari Auckland. Saya bisa tidur dengan senyum disini, Anda, yg punya jauh lebih banyak dari saya, harus bisa tidur dengan senyum yg lebih damai disana.

Hugs,

Auckland, 8.11.2015,

Nurul Kasyfita