Tuesday 30 December 2014

Farewell beautiful past, welcome bright future!

Hello, hello!

Ini menandai tulisan terakhir saya di thn 2014 ini. Bukan utk merayakan thn baru, sama sekali saya bukan tipe org yg ikut ikutan melakukan sesuatu hal hanya karena kebanyakan org melakukannya. Namun karena ini adalah perayaan umum, dan setiap kegiatan kita dimulai globally dengan januari, so wajarlah, jika saya memposting beberapa rencana saya di thn depan.

The past, 2014
Sekarang saya ingin me review beberapa hal yg telah saya capai di 2014. Alhamdulillah, meskipun 2014 masih thn peraliham bagi saya, setodaknya guncangan hidup itu tidak terlalu keras bagi saya. Istilahnya, meskipun pesawat saya harus landing dengan satu ban, saya berhasil mendaratkannya dengan tanpa guncangan yg merontokkan segalanya. Tahun ini saya berhasil menggenggam master kedua saya. Saya berhasil membuktikan pada siapa pun yg dua thn lalu meragukan saya, bahwa saya bisa. Saya lulus dengan predikat distinction, nilai IPK akhir saya 81.17 hingga saya terbuka lebar untuk doktoral. Saya memang bukan the top scorer di kelas saya, tapi diantara org asing yg menuntut ilmu di Mysore University, di jurusan kimia, saya adalah yg tertinggi. Dan saya pikir, ini patut saya syukuri, karena saya sekolah di tengah kehilangan, di tengah perubahan hidup, di tengah tdk adanya akses ke anak saya. Pun, Allah tdk pernah meninggalkan saya. Dan alhamdulillah, meskipun dasar ilmu kimia saya tdk se mumpuni org org lain, meskipun hidup saya carut marut, alhamdulillah, proyek "sakit hati" saya ke India membuahkan hasil. Saya berhasil menutup perjuangan saya di India dengan nilai super manis.

Tiba di tanah air, saya dihadapkan dengan pemotongan gaji. Saya dihadapkan dengan hidup sendiri dengan akses ke anak yg masih saja susah. Lagi lagi pesawat harus saya landing kan dengan guncangan se mulus mungkin. Jika pun ada guncangan, maka itu tidak boleh meruntuhkan semangat saya. Lalu saya pun berusaha mengirim lamaran, mencari penghasilan tambahan. Semata mata agar saya bisa membayar kamar kos, membantu org tua saya dan agar saya ttp bisa hidup. Saya tiba di Juli 2014, Agustus saya sdh mendapat panggilan. Saya tes, dan alhamdulillah lulus. Namun saya masih merasa biaya hidup masih belum tertutupi. Hidup saya habiskan dengan bekerja, bekerja bekerja. Sambil terus berusaha menemui anak saya. Kadang down dengan cibiran org, dgn susahnya akses menemui anak, namun saya tdk menyerah. Istilahnya seguncang apapun pesawat ini, saya harus mampu mendaratkannya dengan minimum impact. Pelan pelan saya lengkapi kenyamanan kamar saya, pelan pelan saya menata hidup saya. Dan dalam proses itu, saya sangat merasakan kehadiran Allah mencukupi apapun yg saya perlukan. Saya memang sendiri, namun justru pada saat saya tdk berharap pada siapa siapa, pengharapan saya pada Allah mencapai puncaknya. Saat tidak ada seorang pun yg menemani saya, Allah terus saya rasakan kehadiranNya. Segala sesuatu disiapkan Allah tepat pada waktu Nya. Sempurna.

Lalu di tengah aktifitas saya, saya mulai mencari peluang untuk sekolah lagi. Sekolah membuat saya jauh lebih bahagia daripada uang. Ilmu membuat saya bersemangat. Dan jika pun saya tdk cukup baik utk berkeluarga, maka semoga jihad saya utk menuntut ilmu akan jadi amal baik diri saya yg fakir ini. Saya mencermati segala peluang, mengontak negara negara yg kira kira bisa saya tembus. India tentu saja sangat berpotensi menjadi tujuan saya, tapi, sekali lagi, saya ingin mencoba di tempat lain. Saya ingin menajamkan riset skill saya. Maka negara berikutnya harus negara maju. Dan saya tdk menunggu org lain utk mewujudkan mimpi saya. Saya, dengan Allah Swt, yg akan mewujudkannya!

Dan tiba lah saya di penghujung thn ini. Saya telah diterima bekerja di sebuah lembaga bonafid di Samarinda. Penerimaan mereka sangat baik terhadap saya. Gaji dan sertifikasi saya akan segera aktif lagi. Saya menikmati kebersamaan saya dg mhswa dan murid murid saya. Saya terdaftar sebagai peserta TOEFL iBT sebagai persyaratan melamar beasiswa berikutnya. Aplikasi lamaran saya sedang dalam proses review di negara tujuan saya selanjutnya, India sedang memproses ijazah akhir saya, dengan masih terus membantu saya untuk mimpi doktoral saya. Rekomendasi berjalan, review berlangsung, saya melengkapi dokumem dan meningkatkan kualitas diri sembari menunggu Allah SWT Memutuskan yg terbaik untuk saya.

Lalu apa rencana saya thn depan?

The bright future, 2015.
Setelah berhasil menutup 2014 dengan banyak kenangan manis, kini saatnya saya bersiap di 2015. Berikut daftar hal yg telah menunggu saya thn depan.

Satu, Tembus TOEFL iBT
Saat ini saya tengah belajar tiap hari. Saya mengerjakan soal, me review kekuatan dan kelemahan saya, berlatih membuat essay, berbicara lugas dlm waktu terbatas, segala sesuatu yg diperlukan utk tembus nilai 90 dan essay minimal 21. Saya dapat banyak bantuan utk rencana ini. Manajer saya sgt mendukung, teman saya meminjamkan bukunya, banyak org yg mendukung rencana positif saya ini. Maka saya harus berusaha agar tembus nilai tsb. Insya Allah, i will do my best!

Dua, India trip
Saya akan kembali ke India, mengambil ijazah, menemui org org yg menunggu saya disana. Itu akan jadi perjalanan menyenangkan di thn depan krn saya berencana utk mengunjungi taj mahal di kunjungan kali ini. Saya akan memproses ijazah saya lalu segera mengirimkannya ke negara yg saya tuju selanjutnya. Segala rencana itu telah matang bahkan sebelum thn ini berganti.

Tiga, one mukena one month
Saya berencana ber wakaf dengan sedikit penghasilan saya. Di tengah saya berjuang utk hidup saya, saya berencana mewakafkan satu mukena satu bulan dengan menaruh mukena di kota yg saya singgahi. Harapan saya, wakaf saya insya Allah akan tersebar ke Malaysia, India, dimana pun Allah mentakdirkan kaki saya mendarat. Maka mukena wakaf saya harus ada di masjid yg saya singgahi. Jika Allah berkenan, maka wakaf mukena ini akan saya bawa ke seluruh kota yg akan saya singgahi dalam oerjalanan saya belajar dan mengajar.

Empat, end my day with Quran
Saya selalu membiasakan membaca wikipedia sebelum tidur. Ini utk tetap mengaktifkan otak saya terhadap referensi asing. Sejak minggu lalu, saya mengaktifkan membaca quran setelahnya. Dengan ini, saya selalu tidur dlm keadaan berwudhu, dan kata terakhir yg saya ucapkan sebelum saya tidur adalah ayat Allah. Ini juga merupakan keseimbangan dunia dan akhirat menurut saya.

Dan itu hanya beberapa rencana yg akan saya jalankan di 2015. Untuk mengawalinya, besok saya berencana shalat maghrib di masjid, lalu buka puasa di sebuah restoran. Sendiri? Yup, saya tdk suka merepotkan siapa pun. Saya tetap bahagia, meskipun hanya dengan diri saya sendiri. Karena menurut saya, kebahagiaan saya tdk terletak di bahu atau tangan org lain. Saya, yg akan mewujudkannya!

Dan itulah, my beautiful past, my bright future.

Bagaimana dengan. Anda? Sdh ada re solusi thn depan? Ingatlah, hidup hanya sekedar melewatkan masa. Masa sulit, masa badai, tidak abadi. Yg tetap bertahan, adalah, mereka, yg tegar, bertahan melewatinya! Mereka, yg akan tetap abadi!

Trmksh telah membaca tulisan saya hingga baris ini. Semoga thn 2015 ini menjadi awal kebangkitan bagi siapa pun itu. Awal kesembuhan bagi siapa pun yg sdg sakit. Awal kebahagiaan bagi siapa pun yg sedang bersedih.

Happy new year! Success to all of us! Farewell, beautiful past, welcome bright future!

Samarinda, 31.12.2014

Nurul Kasyfita

Monday 29 December 2014

The Ikhlas Power

Hi there! Setelah sekian lama, maka saya menulis kembali untuk Anda.

Kali ini saya ingin menulis tentang ikhlas. Ini adalah kata yg sering kita ucapkan, namun susah sekali untuk diterapkan. Dan kali ini saya ingin sedikit membicarakan hal ini, berdasar sudut pandang saya yg miskin ilmu dan fakir amal ini. Semoga bermanfaat.

Ikhlas menurut saya adalah respons terbaik saat sesuatu tdk berjalan sesuai harapan. Misalnya, ketika Anda merasa sdh nelakukan yg terbaik, tapi ternyata hasilnya tdk sesuai dg harapan Anda. Contoh kecil, Anda sedang berjalan, eh, kaki masuk lubamg dan nyut nyut. Maka saat ini yg terbaik yg bisa Anda lakukan adalah ikhlas, menerima takdir Allah bahwa saat itulah waktu Nya kaki Anda masuk lubang. Itu yg terjadi pada saya minggu lalu, hehehe.

Ikhlas tidak sama dengan pasrah. Ikhlas berarti menerima takdir Allah setelah kita berusaha, sedang pasrah berarti diam dan menyerahkan semua pada Allah. Orang yg ikhlas akan berusaha yg terbaik, menyerahkan urusan pada Allah, lalu menerima keputusan Allah, apapun itu.

Orang yg ikhlas paham betul bahwa kita tdk memiliki apa apa ataupun siapa siapa di dunia ini. Orang yg ikhlas tdk akan termakan umpan, tidak jumawa dengan pujian, tapi juga tidak kalah dengan cacian. Tidak ada yg diperlukan orang yg ikhlas kecuali Allah swt di sampingnya. Orang yg ikhlas tidak akan beribadah hanya karena ingin dapat "fasilitas" dari Allah atau menghentikan ibadahnya saat hidupnya sulit. Orang yg ikhlas akan kontinyu dengan amal ibadahnya, saat ia di atas, atau di bawah.

Pada saat kita ikhlas, maka tubuh akan terasa rileks. Dan tentu saja ini adalah sensasi yg melegakan. Inilah yg menjadi dasar terapi yoga dengan duduk bersila, menghirup udara dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut. Ikhlas adalah penerimaan. Ikhlas adalah penyerahan. Pada saat kita ikhlas, maka sakit seperih apapun, akan terasa ringan. Beban seberat apapun akan terasa normal. Bayangkan, jika Anda sakit, lalu terus beekeluh kesah krn kurang ikhlas dengan takdir itu. Bukankah segalanya menjdi lebih sakit? Kenapa tidak mencoba ikhkas dan menerima ini sdh takdir saya. Toh jika Anda berteriak pun, sakit Anda tdk berkurang. Terima lah, kita cuma makhluk, Allah lah penguasa kita.

Dan itulah yg saya rasakan saat ini. Saya menerima jika saya tdk bisa berkumpul dengan Najwa lagi. Ikhlas bahwa itulah takdir yg ditetapkan Allah untuk saya. Ikhlas bahwa saat ini hidup tengah berada di samudera luas dan saya tdk punya apa apa kecuali diri saya yg harus berenang sendiri mencari daratan. Intinya, ikhlas, menerima dan selalu bersangka baik pada ketentuanNya.

Apakah saya berhenti beribadah? Tidak. Jika saya berhenti beribadah hanya kareba takdir hidup yg sedang di bawah, berarti saya tdk ikhlas beribadah pada Allah. Berarti saya mengharap balasan Allah saat beribadah. Bukankah Rasul manusia termulia saja tidak meninggal dalam kekayaan? Jika level ibadah seseorang berbanding lurus dengan fasilitas hidupnya, maka Rasulullah harus menjadi sekaya firaun. Tapi bukankah tidak seperti itu?

Maka meskipun saya sudah melanglang buana ke negara mayoritas hindu, saya tetap melakukan apa yg mestinya saya lakukan sbg seorg muslim. Saya tetap shalat, puasa, menutup aurat dan hal hal lain yg biasa sata lakukan. Karena ibadah kita tidak tergantung dari kwnyamanan hidup yg diberikan Allah pada kita. Itu berarti kita tdk ikhlas beribadah. Kita harus istiqomah, bagaimana pun hidup ditakdirkan Allah utk kita.

Maka ikhlas itu menghasilkan kedamaian. Saya memang belum menemukan daratan untuk beristirahat, atau berniat bergabung dengan kapal yg baru agar bisa mengarungi samudera hidup ini. Saya masih berenang. Sendiri. Namun, keikhlasan membuahkan samudera yg tenang. Mungkin juga karena saya telah terbiasa berenang sendiri, segala kelelahan, kesunyian, ketakutan itu hilang dari saya. Yg saya rasakan saat ini hanyalah damai. Kedamaian yg terpancar dari senyum saya saat tidur. Kedamaian yg saya rasakan saat bangun kembali. Bersyukur, berdoa dan berusaha yg terbaik hari itu. Dan ikhlas, bagaimana pun takdir Allah utk saya.

Saya mengikhlaskan siapa pun yg terenggut dari saya. Saya mengikhlaskan sahabat yg memilih pergi dari saya dan mensyukuri siapa pun yg memutuskan utk tetap berkawan. Saya ikhlas jika ada yg me sms saya dg sangkaan, kecurigaan, bahkan kata kata yg menyakitkan. Ikhlas, maka apapun yg datang, hanya damai yg saya rasakan.

Dan akhirnya saya pun bisa bernafas lega. Saat ini keuangan sdh mulai membaik. Kerinduan saya pada Najwa selalu berbuah doa dan dzikir. Dan saya sedang bersemangat mempersiapkan study saya selanjutnya. Saya juga berdoa agar bisa berwakaf lebih untuk kematian saya. Bahkan jika pun saya harus meninggal dalam kesunyian di kamar saya, saya ikhlas. Itu pasti yg terbaim dari Nya. Dan apapun itu, saya tdk akan berubah. Karena bagi saya, yg wajib adalah kita beribadah, perkara balasan, itu Allah urusannya.

Dan terima lah, ikhlas lah, dan semoga Anda merasakan apa yg saya rasakan saat ini. Damai.

Ikhlaskan apa yg telah hilang, jalani apa yg ada saat ini, berdoalah yg terbaik untuk masa depan.

Let go of what it was, accept what it is, have faith in what it will be.

Samarinda, 29.12.2014

Nurul Kasyfita

Sunday 21 September 2014

Hope, like THE CROODS!

Hello everyone!

Its me again. Happy sunday there. Besok kita akan kembali berkutat dengan rutinitas senin, etc, yg membuat otak lelah, energi terkuras, dan well...living a life lah intinya. Tapi tentu kita tdk akan pernah tahu nikmatnya istrht jika kita tdk pernah kelelahan, bukan? Hehehe

Ammm...kali ini saya ingin menulis ttg THE CROODS, film tentang sebuah keluarga di zaman purba yg berusaha bertahan hidup di tengah kobdisi bumi yg sangat tdk stabil dan dikabarkan akan hancur. Saya meninton film ini di India dan msh teringat bagaimana monyet di film ini menyuarakan soundtrack kehancuran dengan suara TA TA TAAA, right? Hahaha, what a commedy!

Jika Anda berpikir THE CROODS hanyalah komedi, tdk bagi saya. Di film ini kita bisa melihat bagaimana manusia ttp berusaha bertahan hidup, tidak mati, meskipun keadaan bumi sdh sgt tdk stabil. Jika Anda ingat, Eve, si gadis badung dlm film ini, selalu menadahkan tangannya ke arah matahari, cahaya, dimana ia percaya, jika ia berjalan ke arah cahaya, WALK TO THE LIGHT, maka ia akan mencapai ESOK, REACHING TOMORROW. Meskipun apakah TOMORROW itu better than TODAY, msh belum jelas, tapi EVE tidak pernah kehilangan harapan bahwa TOMORROW itu masa depan. Tomorrow itu awal baru, dan pasti lebih baik.

So, itu sama dengan kita, people. Kita tdk semestinya kehilangan harapan, atau berhenti, atau tidak ingin mencoba lagi, apalgi berpikir bunuh diri. Ouch, thats not a human being. Either saat ini Anda tengah dipusingkan dg masalah keuangan, mslh keluarga, penyakit maybe, atau skripsi yg tak kunjung tuntas, jodoh yg belum dtg, come on, hidup ini punya cukup banyak masalah memang, yg kdg menghempaskan kita dg tdk adilnya. U name it, mslh selalu ada. So, tengadahkan tangan ke arah cahaya, saudara saudara. Walk through the light, dan meskipun masa depan cerah itu belum pasti kpn dtgnya, setdknya dengan tetap berjalan, kita tdk akan tergilas masa, kita tdk akan ttp berada dlm kegelapan bukan? Krn kita terus berjalan, meskipun terowongan gelap ini belum tahu kapan dan dumana ujungnya, KEEP WALKING, PEOPLE. Sebuah terowongan yg gelap, apakah itu berbentuk tekanan keuangan, mslh keluarga, penyakit, skripsi, study, karier, tentu akan berujung. Jika Anda merasa hidup Anda begitu gelap saat ini, dan seakan tdk ada cahaya yg bisa menuntun Anda menuju ujung terowongan, come on, pejamkan mata Anda sejenak, lalu bukalah, true, yg terlihat hanya gelap, pekat, namun percayalah, Anda akan beradaptasi, hingga dlm gelap pun, akhirnya mata Anda terbiasa dan bahkan bisa melihat dlm gelap. Yg penting, apapun itu, DONT GIVE UP, DONT STOP, KEEP WALKING, karena terowongan tdk akan memendek hanya karena Anda menangis, remuk, lalu berkata I CAN NOT DO THIS ANYMORE. Berhenti maka Anda akan mati konyol di dalam kegelapan itu. Terus bergerak, berusaha, maka meski ujung terowongan itu belum pasti, dengan ttp bergerak Anda baru saja memastikan sesuatu, U ARE MOVING TO THE END. Anda sedang menuju ujung terowongan dimana mungkin Anda baru melihat secercah cahaya awalnya, yg hanya samar samar, namun karena Anda bergerak, maka cahaya itu akan membesar, lalu akhirnya GREAT, U ARE OUT OF THE DARKNESS. Anda telah berhasil melewati satu fase dlm hidup dan menjadi pemenangnya. Bahkan meskipun akhirnya Anda ditakdirkan meninggal sebelum terowongan itu berakhir, setidaknya perjalanan yg Anda lakukan telah membawa Anda mendekati ujung terowongan.

Thats what i do everyday. Saya belun tahu kapan kegelapan terowongan saya berakhir, namun, segala puji bagi Allah, saya tercipta dg daya juang yg lumayan tinggi. Kdg memang saya menangis dan merasa tdk bisa melanjutkan lgi hidup saya yg hampa krn hidup terpisah dg anak yg saya kandung selama 9 bln, tapi saat air mata meleleh di pembaringan, setelah seluruh kegiatan MENJEMPUT RIZKI itu selesai, saya selalu bisa tidur pulas, lalu saat matahari terbit kembali esok hari, saya berbisik lagi, ITS TOMORROW, ANOTHER DAY, I WILL KEEP WALKING THROUGH THIS DARKNESS,  AND FINALLY I WILL REACH THE END. Saya selalu percaya, entah kapan, cahaya itu akan dtg dalam terowongan saya. Kerinduan akan anak ini akan berbalas, hinaan akan berubah menjadi integritas, semua yg lemah dari diri saya, justru akan menjdi my inner strength.

Saya tdk berkata hidup saya paling berat, tentu ada banyak lagi yg lebih berat bebannya dari saya. Namun, Anda tentu bisa menilai pula, hidup saya juga tdk ringan. Dua thn saya mengasingkan diri di India, menimba ilmu di tengah galaunya pikiran saya terpisah dri anak saya sendiri. Lalu saat ini saya hrs berjuang menghidupi diri dengan kebijakan gaji yg disesuaikan pasca sekolah dan perjuangan menemui anak meskipun itu hanya 15 menit saja. Saya harus berjuang agar gaji saya cukup untuk biaya hidup saya dan saya msh bisa menemui anak saya, meskipun saya harus wara wiri dari satu tempat ke tempat lain. Satu yg pasti, saya tdk akan pernah meminta apapun dri siapapun, kecuali kesempatan utk bekerja mencari uang tambahan dengan jalan halal. So, jadilah saya bekerja dari jam 7.30 pagi hingga jam 9 mlm. Lelah? Wuih, pastinya. Tapi apa jika saya remuk, hancur, menangis, apakah kegelapan ini akan sirna? Tidak. Saya hrs bangkit, berjuang, fight for the right to live! Berjuang, untuk hak ttp hidup.

So, dont give up, people. Matahari akan kembali esok hari, dengan harapan baru, dengan awal baru, dan kita harus ttp melangkah, untuk secercah cahaya di ujung sana. Esok itu pasti datang. Cahaya itu akan muncul. Dont worry about it. Keep walking, walking to the light, and finally, we will reach tomorrow. The future. The better future. Sure!

Selamat berjuang esok Senin, readers. Untuk saya, kelas saya dimulai jam 7.30 pagi kontinyu hingga jam 1 siang. Lalu, saya akan memacu motor saya menuju sekolah Najwa, memberinya makan, lalu jam 2 saya kembali memacu motor saya ke sungai kapih, sekitar jam 4 30 saya ada privat kimia, dan jam 7 mlm saya akan mengajar di kursus. Dan seperti biasa, saya akan berpuasa. Hingga saya baru bisa makan setelah jam 9. Menyerahkah saya? NO WAY! Saya akan ttp melompat krn saya percaya awan asa itu di atas sana, saya akan menengadahkan tangan pada cahaya, dan...segelap apapun itu, saat ini saya sdg berjalan menyusuri terowongan saya. Dan saya pasti sedang bergerak menuju ujungnya. Pasti esok, saya akan melihat cahaya. Dan...saya tidak akan menyerah, saya hanya punya satu opsi

MENJADI PEMENANGNYA!

Samarinda, 21.09.2014

NURUL KASYFITA

Tuesday 2 September 2014

A skill to pay for the bill!

Hey! Happy wednesday everyone!

Its me again, dg tulisan tulisan saya. Well, how r u? How is life? Msh suck? Hegehe, but its definitely better than the death, right? ;-)

Well well well, saat ini saya sedang di ruang tunggu bandara yg super keren, Sepinggan. Sebenarnya sih namanya tdk hanya sepinggan, tapi sdh enak di lidah itu nama yah, jadi meskipun ada nama baru, i prefer to say it SEPINGGAN.

Tepat 53 hari saya mendarat di sini, eh, hari ini ditakdirkan Allah berangkat lgi, meskipun bukan tujuan internasional. Cuma ke Batam. Saya, luckily dimunta utk memotivasi mahasiswa baru disebuah universitas agar lebih termotivasi belajar, haha, motivator nih eike ;-). Yah, belum sekelas Marshanda sih, apalagi suhu motivator indonesia, pak Mario Teguh hehehe. Tapi, yah, setidaknya ini suatu pengalaman.

Jujur, saat ini saya sedang berjuang keras utk tetap survive. Sepulang sekolah dg beasiswa yg tdk banyak, saya disambut dengan kebijakan hanya menerima gaji pokok selama 2.5 thn ke depan hik. Ini akibat keterlambatan penerbitan surat izin belajar saya sehingga pemotongan gaji ini baru saya rasakan dampaknya setelah saya selesai sekolah. Yah, dengan 1.7 juta saya hrs survive tuh. Bayangin aja, sewa kamar kos saya aja sdh 700rb, how can i survive di samarinda dg 1jt sebulan? How, how, how? Hehehe.

Ya jadilah saya kutu loncat. Nomaden, berpindah kesana kemari dlm sehari. Mencari uang tambahan lah agar saya bisa tetap menabung. Saya kan wanita rajin, rendah hati, tidak sombong dan rajin menabung hehehe. Intinya cari tambahan lah. Itu gaji kan sdh dari ketentuan negara, so ya saya yg musti kreatif bgmana spy bisa tetap hidup dan tentunya bisa menabung.

Saya saat ini mengajar di kursus bhs inggris. Selain itu, saya mengajar privat ke rumah rumah. Tidak hanya itu, saya juga menerima jasa translate jurnal, text book, dan abstrak skripsi. Sibuk yah, iyaaahhh, namanya juga nyari uang. Katanya kan kita harus kicking the ass to get the life. Ingat, kicking ass lho, bukan kissing it. So, setiap hari Anda akan melihat saya wara wiri di jalanan samarinda. Lengkap dengan ransel tentunya.

Intinya sih tulisan saya ini tulisan iseng menunggu pesawat hehe. Cuma karena besok insya Allah dipercaya memotivasi, maka saya ingin memotivasi juga di tulisan ini. Sekarang saya cuma ingin berbagi, bahwa masa muda Anda baik sbg mhswa atau pelajar saat ini, Anda haru berjuang untuk memperoleh SKILL. Kenapa? Karena skill itu yg akan digunakan untuk membayar tagihan, alias BILL hehehe. Jika Anda sdh berhasil mengatasi serangan si tagihan, baik itu listrik, air, sewa rumah, bensin, makanan, intinya basic needs lah. Naah, cuma namanya manusia, pasti ingin yg lebih. Tidak hanya bill, manusia juga mungkin ingin WHEEL, alias kendaraan ya mobil, motor, etc. Sebelum itu, mungkin masih ingin HEEL, alias sepatu atau pakaian lah intinya. Hehehe. Kalau saya sih intinya masih bekerja utk bill itu, belum bisa berpikir untuk bermimpi merasakan kemewahan. Tapi, ya itulah kan inti hidup. Berapa pun yg kita punya bukankaj apa yg masuk ke mulut kita dan keluar dengan sukses keesokan pagi di kamar kecil itu, yg merupakan rejeki utama kita? 

So, sewaktu saya masih muda, saya sibuk menuntut ilmu, bahkan hingga saat ini. Meskipun skill yang terpakai bukan semua yg saya pelajari di sekolah, namun setidaknya saya bisa survive dengan skill saya, mengajar. Bahkan berkat skill saya menulis, ada beberapa pekerjaan yg bisa saya selesaikan semisal menterjemahkan. So, lets get the skill so u can pay the bill, gain heels, and if u could, buying a wheel!

Maka here i am readers, menulis untuk Anda. Besok saya akan memotivasi beberapa mahasiswa baru untuk ttp semangat menjadi pengajar. Bagaimana menjadi pengajar yg tdk hanya mengajar, namun juga menginspirasi. Bagaimana menjadi pribadi tangguh, bermental juara dan tidak menerima opsi apapun selain menang! Itu yang akan saya lakukan besok. Dan itu salah satu skill saya to pay for my bill. Saya belum punya cukup untuk memiliki Heels, ataupun bermimpi menaiki Wheels, namun saya punya diri saya sendiri, dan well, thats sufficient! 

Satu yg saya tekankan, pada siapapun yg saya temui, seperti saat kemarin saya mengajar TOEFL preparation, para audiens saya berkata bahwa mereka hanya mengerti bahasa Inggris namun tidak mampu membahasakannya, saya berkata THATS WHAT U THINK OF U! Jangan menerima diri sebagai kualitas kelas dua, bukan sombong, not arrogant, but confident. Percaya bahwa masing masing kita tercipta sebagai juara! So, jangan pernah menerima jika otak Anda cukup rendah hati dan mengatakan Anda just good enough. U are not just good enough, u are EXCELLENT!

Bagi saya, setiap kelas yang saya ajar adalah konser. Saya menyiapkan diri saya bukan hanya sebagai pengajar, tapi juga entertainer, penginspirasi. Sebagai pengajar, setiap kelas adalah sebuah panggung, dengan media belajar sebagai alat musik saya. Sehingga setiap saya mengajar, satu yang saya rasakan, saya berENERGI dan membagikan energi itu. Thats my skill dan yang ternyata bisa to pay for the bill hehehe.

Alright readers. Sdh jam 9. I'd better going to bed. Tomorrow will be a long day for me. Teaching, and go back to Samarinda. Have a great night everyone!

Batam, 03.09.2014

Nurul Kasyfita

Tuesday 29 July 2014

Good woman for a good man?

Hello there!

Di suasana idul fitri ini, saya mulai usil lagi dgn tulisan tulisan saya. Haha, sebelumnya mhn maaf lahir batin yeee readers, minal aidin wal faidzin. Jika tulisan saya ada salah, mhn maaf yaaa.

Ok, ini sih berasal dari foto profil salah seorg mhswa saya, yg ehem, memang belum menikah. Mungkin si empunya propic sdh merindukan pasangan hidup, tentu saja. Itu seperti penantian panjang, saat sahabat seumuran sdh menikah, bahkan mgkin punya anak. Sementara kita, yah, tahun demi tahun, lebaran demi lebaran, pertanyaan yg datang selalu sama, kapan nikah? Hehe, pasti pingin ngumpet yaa kalau sdh ditanya seperti itu. I can feel how u feel, of course.

Saya tentu tidak meragukan kebenaran Quran Surah An Nur ayat 26 tersebut. Indeed, good woman for good man. No doubt laah. Cumaa...dengan pemikiran yg sedikit "nyeleneh" saya hanya ingin sedikit berdiskusi, bukan ber oposisi atau pun ber kompetisi lho yaaa. Saya hanya ingin membubuhkan sedikit extension. I agree, ayat itu akan memacu kita kita para jomblo ini, untuk lebih meningkatkan kualitas diri. Of course, its a very encouraging surah. For sure.

Ok, let me picture this. Anda seorang wanita normal, punya teman, berpendidikan, punya pekerjaan. Satu yg Anda tunggu. The prince on the white horse hehe. Entah jika. Anda msh percaya fairy tale spt itu, tapi ingatlah, hidup is not a fairy tale. Tdk semua impian cinderella terjawab disini. Yaaa beberapa yg beruntung, pasti menemukan pangeran impiannya dan hidup happily ever after. Tapi bersiaplah, life is also a shit. Dan tidak ada tombol ignore, atau skip, atau escape, life cuma punya satu botton, ACCEPT it and deal with it. Anda boleh kesal dengan tulisan saya, but i am writing u nothing but the truth, even if its super bitter.

Let me continue. Year after years, Anda menunggu. Melihat sahabat sahabat Anda naik pelaminan. Bahkan setiap berkumpul, mereka sdh memiliki anak. Anda seperti tertinggal. Jika biasanya Anda bersama mereka, mungkin sejak kuliah, sering bolos bareng, nonton bareng, shopping bareng, akhirnya Anda sendiri. Mereka menemukan pangerannya dan Anda tetap sendiri. Kepedihan itu bertambah dengan pertanyaan "pacarnya mana?" atau "kapan menikah?". Dan parahnya, pertanyaan itu kdg datang bukan hanya dari keluarga, yg MEMANG berhak untuk itu karena well, family kan berhak atas apapun terhadap hidup kita, kadang pertanyaan itu datang dari teman seumuran, yg kdg merasa LEBIH BENAR untuk menghakimi Anda. Hanya karena, SHE LIVES A LIFE LIKE EVERYBODY ELSE. Menikah, punya anak, terus mulai bertanya pada yg msh single, kapan menikah.

Terus terang, saya pribadi yg sangat sedikit perduli dg kehidupan org lain. Alhamdulillah, saya tetap pusing dengan hidup saya sendiri yg cukup membingungkan sehingga tdk punya waktu untuk sekedar MENENGOK hidup orang lain, apalagi MENGHAKIMINYA. Tapi, percayalah, saya bukan cuek. Saya menerima siapapun yg berkenan curhat dengan saya. Intinya, saya peduli, bukan penasaran. Bedakan, peduli, berarti saya siap mendengarkan, membantu, bahkan mendoakan, jika itu satu satunya yg bisa saya lakukan untuk meringankan. Sedangkan penasaran, berarti hanya ingin tahu keadaan hidup Anda, lalu jika Anda terpuruk, bertepuk tangan di atas kesakitan Anda. Trust me, saya mungkin terlihat seperti monster, tapi saya tidak sekejam itu. Bahkan, hingga saat ini, tidak ada satu pun sahabat atau mhswa yg pernah saya tanyakan, KAPAN MENIKAH. Itu sih sama saja bertanya KAPAN MENINGGAL iya gak? Siapa yg tahu kapan jodoh akan datang? Sama lah seperti ajal. Itu rahasia Allah yg tidak bisa dipaksakan kapan datangnya. Ya intinya simple kan, jika yg bersangkutan dtg berpasangan, berarti sdh menemukan jodohnya, alhamdulillahhh :-).

Anda boleh tanyakan pada mhswa saya. Yg saya tanyakan biasanya kapan lulus skripsinya? Itu karena saya tahu, proses itu DO ABLE, bisa dikerjakan. Proses kelulusan itu adalah proses kerja keras, dan siapa pun yg bekerja keras, pasti bisa lulus. No matter what. Asal Anda tidak putus asa. Dan jika ada yg belum lulus, biasanya saya beri semangat agar tdk patah semangat dan meninggalkan kuliahnya. Tapi, saya tdk pernah menanyakan KAPAN MENIKAH pada yg jelas jelas belum berpasangan. Untuk apa? Toh, itu proses yg biarpun Anda bekerja keras, pantang menyerah, kalau belum jodoh, ya belum aja. Kalau yg sudah berani menunjukkan kekasihnya, biasanya pernyataan saya NIKAH UNDANGIN SAYA YA. Itu berarti doa. Saya bukan wanita sekuler yg mengutuk pernikahan, oh no, saya msh menjunjung tinggi nilai itu. Dan msh mampu berbahagia dengan perayaan cinta itu. Walaupun hidup saya up and down begini, i can still be happy for all of u, lovers!

Ok, let me back again to that verse. Good woman for good man. Untuk peningkatan diri, ini tentu ayat yg sangat baik. Anda akan terus berdoa, memohon, sedekah, terus mendekatkan diri pada Allah, agar saat Anda mencapai kualitas yg terbaik, saat itu lelaki baik itu datang. Saya sangat setuju dengan ini.

Namun, extension nya adalah, will u stop to be a good woman if the good man never come? Terus, are the single women low quality woman? Atau mereka yg divorce berarti wanita yg tdk baik karena ditinggalkan oleh para lelaki baik? Ini yg biasanya saya tdk suka. Anda tentu tahu status saya saat ini. Saya gagal dalam rumah tangga, bahkan ditinggalkan sendiri oleh mantan suami saya dan anak saya. Lalu, apakah saya a bad woman? Hanya karena takdir hidup saya sedikit UNMATCH dengan org kebanyakan?

NO, BIG NO! Saya suka sedih dengan sahabat yg diputuskan kekasihnya, yg lalu mengutuki dirinya sendiri. Mereka yg berkata, yah, saya memang kurang baik untuk lelaki itu, sehingga ia memilih orang lain. Come on, jangan terlalu kejam dengan diri Anda sendiri. Anda itu berharga. Anda tidak perlu membuktikan kualitas diri hanya dengan cara BERPASANGAN. Anda pasti wanita hebat hingga Anda masih dipercaya Allah untuk hidup sendiri. Ditinggalkan itu sudah menyakitkan, kawan, jangan lah ditambah dengan mengutuki diri sendiri. Berbaik hatilah dengan diri Anda sendiri. Jika bukan Anda, siapa lagi?

Ah, seandainya Anda tahu bagaimana porak porandanya hidup saya dan bagaimana saya masih bisa waras hingga hari ini, kesakitan ditinggalkan kekasih itu akan terasa ringan. Seandainya saya hendak mengutuki diri saya sendiri, percayalah, saya punya banyak alasan untuk itu. Tapi tidak, saya harus berbaik hati dengan diri saya sendiri. First, love yourself, others will come next. Bagaimana mungkin Anda mampu membahagiakan orang lain, jika Anda tidak mampu membahagiakan diri sendiri?

Jadi, menjadi single itu bukan berati u are a bad woman. Kita tetap a good woman dan terus berusaha stay as a good woman EVEN IF lelaki baik itu tidak pernah datang. Kualitas diri kita ini terlalu murah jika hanya diperuntukkan MENUNGGU SI PANGERAN TIBA. Kita harus tetap bahagia, mencapai mimpi kita, meningkatkan kualitas hidup, meskipun kita tidak berpasangan. Listen, Anda bisa bahagia dengan cara yg TIDAK SAMA dengan orang kebanyakan. Saya mengenal begitu banyak wanita single yg bahkan tetap single hingga ajal menjemput, dan mereka truly good women. Mereka wanita wanita baik yg tangguh dan tidak meletakkan kebahagiaannya di pundak orang lain.

Dicintai orang lain itu tidak harus berwujud kekasih. Jika saat ini Anda memiliki sahabat wanita yg tdk pernah meninggalkan Anda bahkan saat Anda sangat menyebalkan, see, Anda dicintai. Jika Anda mampu membangun komunikasi yg baik dengan mahasiswa, rekan kerja, bahkan anak kecil, see, Anda dicintai. Bahkan jika pun Anda memiliki hewan pelihraan dirumah, yg senang bermanja di kaki Anda, see, Anda dicintai. Saya sangat bersyukur pasca perceraian saya, hidup melempar saya ke India, negara yg jarang didatangi pelajar lain sehingga saya betul betul berjuang dan merasa dicintai disana. Saya diterima, dimudahkan, oleh profesor, kawan, tetangga, sahabat, meskipun saya tdk berdarah India dan sangat berbeda dengan mereka. Menjadi sendiri bukan akhir hidup. Anda harus meng eksplore kekuatan diri Anda yg terdalam. Karena inner strength itu tidak akan keluar jika tidak dalam keadaan terdesak.

So, melalui tulisan ini, saya ingin menghimbau mereka yg masih sendiri. Be a good woman, tapi bukan HANYA untuk menunggu a good man. Percayalah, jika pun hingga mati kita ditakdirkan sendiri, itu karena kita dicintai Allah. Kita dipandang tidak akan mampu berpasangan, dan menjadi sendiri jauh lebih bermanfaat bagi kita. Mungkin mereka yg berpasangan, mereka mampu untuk itu dan Allah pun mencintai mereka. Saya tidak membenci mereka yg berpasangan, dan tidak menolak hal itu, tapi saya juga tidak menjadikan berpasangan sebagai SATU SATUNYA metode untuk memanusiakan saya. Saya tetap manusia berkualitas, dengan atau tanpa pasangan. Dan i will always be a good woman, and stay as a good woman, even if the good man never come. Saya tidak akan merendahkan kualitas diri saya hanya untuk menunggu dia yg belum tentu datang. Hidup hanya sekali, reader. So, berbahagia lah. Sedih boleh, tapi jangan berlarut larut. Bangkit, dan jadilah wanita hebat yg mandiri. Yg tidak perlu ditelpon pasangan hanya untuk hidup bahagia. Anda yg bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda sendiri, no one else do!

So, be a happy single. Jadilah pribadi yg deeply in love with yourself, sehingga orang lain pun akan tertarik untuk mencintai Anda. Jadilah orang yg mampu membahagiakan diri Anda sendiri, hingga orang lain tertarik untuk berbahagia bersama Anda. Happiness itu menular, saudara saudara. Dan itu magnet yg cukup kuat untuk melanjutkan hidup. Dan jika pun, finally lelaki baik itu datang, well, just consider itu sebagai...nothing but a bonus in life. Congratulation, u just got a life jackpot!

Be happy, be good, with or without him, no matter what!

Samarinda, 30.07.2014

Nurul Kasyfita.

Friday 18 July 2014

Mengasah Khusnudzon (the last 15mins togetherness)

Hello reader.

Ini tulisan saya lagi. Kali ini saya memposting tulisan di sebuah kamar kost di kota kelahiran saya, Samarinda. Kebetulan saya belum punya tv, sehingga hanya tab ini teman pelipur lara. Hehe.

Khusnudzon, wuih berat sepertinya nih tema tulisan saya kali ini. Tidak, sungguh, saya tidak akan membahas sedalam itu. Saya hanya manusia awam yg baru mampu melaksanakan empat dari lima rukun islam. Jadi tulisan ini hanya tulisan seorang muslim koboy yg mencoba menafsirkan hidup.

Khusnudzon berarti berbaik sangka. Saya tidak sedang membicarakan pencapresan atau apapun yg berkaitan dg politik, karena sungguh, saya tdk tertarik dg itu. Dalam hal ini, saya berbicara tentang sangkaan hamba pada pencipta Nya. Jika hidup kita mudah, lempeng, semua yg kita inginkan tercapai, bahkan melebihi apa yg direncanakan, tentu dengan mudah kita jumawa. Dengan mudah kita menganggap diri kita benar, ibadah sdh on track, dan betapa Allah Menyayangi kita. Namun, khusnudzon justru diuji saat kita terpuruk, saat seolah olah takdir baik itu memusuhi kita, saat seolah olah no matter berapa banyak ibadah yg kita lakukan, Allah seperti tidak perduli dengan doa kita. Allah seperti menimpakan semua kesulitan di seluruh dunia pada satu hamba, kita.

Entah itu persoalan jodoh, misalnya. Kita telah berusaha semaksimal mungkin, berdoa, tahajjud, sedekah, memperbaiki diri, tapi tetap saja yg datang msh belum THE RIGHT ONE. Atau Anda yg ingin sekali punya anak, namun belum dianugerahi Allah, tentu Anda merasa, "hey, bukankah Engkau Maha Kuasa ya Allah? Apa susahnya memberi saya anak seperti yg Kau lakukan pada mereka yg lain?". Mudah bukan meragukan Nya, menyalahkan, bahkan merasa Ia tak adil pada Anda.

Syukur dan khusnudzon itu berkaitan menurut saya. Adalah mudah jika hidup sesuai yg Anda inginkan, untuk bersyukur. Namun level ikhlas dan khusnudzon plus syukur itu akan diuji saat kita dibenamkan dalam kesulitan. Mampukah Anda tetap bersyukur saat perut lapar, namun Allah memutuskan Anda hanya diberi remah roti? Mampukah Anda tetal bersangka baik pada keputusan Nya? Saat itulah, pelajaran tentang khusnudzon dimulai. Bukankah jika orang benar diganjar dengan hidup yg nyaman, Nabi Muhammad SAW tidak perlu tidur beralas tikar? Mestinya Firaun yg seperti itu bukan? Tapi itulah bedanya pribadi yg khusnudzon dan yg kufur.

Tentu saya tidak menyalahkan siapa pun Anda yg hidupnya baik baik saja. Pun, saya tidak iri dengan apapun yg Anda miliki. Saya yakin, Allah menempatkan kita masing masing pada kesempurnaan takdir. Mungkin jika saya ditempatkan bergelimang harta seperti Anda, saya akan kufur. Jadi Anda yg saat ini sangat berkecukupan, tentu dipandang Allah SWT mampu menerima anugerah itu.

Seperti Anda tahu, saat ini saya sedang sedih. Dan saat hati saya seperti saat ini, saya memilih menyendiri. Saya tdk ingin dilihat oleh siapapun yg mengenal saya sbg pribadi kuat. Bukan karena saya jaim, bukan, saya hanya tdk suka merepotkan Anda dengan cucuran air mata saya. Bahkan jika pun tulisan ini mengganggu akhir pekan Anda, saya banyak banyak mohon maaf. Hanya ini media yg bisa saya tuangkan utk sekedar mengurangi beban saya.

Saya rindu sekali dengan Najwa. Terakhir kmrn kami bertemu dan saya merasakan betapa ia juga rindu saya. Dua thn sdh kami ditakdirkan terpisah. Saya sendiri di kamar kos tanpa sedikit pun akses bersamanya. Setiap barang yg saya beri dibuang, bahkan sedikit uang yg saya miliki pun tak sudi dipakai utk anak saya.

Tentu saya bisa saja menggugat Allah dan takdir Nya. Saya bisa saja berkata "wahai Allah, bukankah saya telah ikhlas akan ketentuan Mu. Bukankah saya telah banyak bersabar dengan hidup ini? Tidak adakah sedikit ganjaran untuk kesabaran saya? Sampai level berapa kah Kau menginginkan saya bersabar?" bisa saja saya berucap seperti itu. Tapi, akankah khusnudzon saya tetap ada? Apa saya tetap berprasangka baik pada Nya dengan segala gugatan itu? Tentu, saya terus  berdoa agar Ia yg Maha Menguasai hati mendinginkan hati siapapun yg sedang marah. Menyentuh hatinya dengan kasih, hingga bisa melihat Najwa juga perlu ibunya. Dan bagaimanapun ia membuang segala yg saya beri, darah saya tetap mengalir di dalam tubuh Najwa.

Saya perlu tersenyum saat ini. Saya benar benar remuk, melihat uang yg saya siapkan tdk berani diterima okeh anak saya sendiri. Dan betapa tidak berdayanya saya di negara saya sendiri. Betapa di India saya bisa memperjuangkan hak saya dimana pun itu dan selalu ada jalan keluar. Dan betapa buntu nya saya di negara saya sendiri. Tidak ada jalan tengah sepertinya. Dan saya tidak punya kekuatan utk sekedar memperjuangkan hak saya untuk anak saya. Itu sungguh menyesakkan.

Dan dari beberapa pilihan yg ada, entah itu marah dengan Allah, menggugat Nya, bersangka buruk pada Nya, saya memilih untuk tetap bersangka baik. Saya menyendiri, di sebuah kamar kost, merindukan anak saya. Saya tahu saya tidak punya energi untuk merayakan idul fitri. Saya hanya ingin tidur pada hari itu, karena hanya pada saat tidur, mimpi akan segala hal yg tdk pernah menjadi nyata, mampu sedikit menghibur saya.

Dan Anda tahu apa yg menghibur saya pagi ini? Setelah shalat dhuha, saya berdoa pada Nya. Beri saya sedikit alasan utk tersenyum. Tunjukkan pada saya bahwa Engkau menyayangi saya. Bantu saya utk tetap khusnudzon. Dan Ia menjawab itu. Saya membuka pintu kost saya, dan melihat seekor anak kucing yg menyusu pada induknya. Saya tidak cemburu dengan kebersamaan mereka, alhamdulillah, hati saya sangat jauh dari kegelapan iri dan cemburu. Saya justru tersenyum. Indah, meluhat bagaimana binatang bisa begitu dekat dengan anaknya, meskipun saya pun merindukan anak saya. Dan demi pemandangan itu, saya menatap langit dan berucap, alhamdulillah.

Saat ini hati saya mulai lapang. Saya tahu dimana Najwa berada. Tapi untuk pergi kesana, saya tahu tidak akan membawa manfaat. Yg ada Najwa yg akan menangis, bingung berada di antara dua kutub yg memperebutkan dirinya. Dan saya pun meneruskan tadarrus saya. Allah tentu punya maksud akan kisah ini. Dan itu pasti yg terbaik. Jika pun akhirnya saya mati konyol dalam kerinduan ini, maka saya hanya berharap kisah saya menjadi bagian pelajaran terus bersangka baik pada ketentuan Nya. Semoga segala keikhlasan ini menjadi jalan pembuka saya bersama Najwa di akhirat. Karena hidup toh cuma sebentar. Dan saya yakin, kesabaran ini tidak sia sia. Allah menyayangi saya. Sangat menyayangi saya hingga saya diberikan pelajaran betapa berharganya kebersamaan dengan anak.

Dear Allah, trmksh atas pemandangan indah pagi ini. Terima kasih, saya bisa tersenyum dan bersyukur akan takdir Mu. Peliharakan anak saya Najwa, dimanapun ia saat ini. Dinginkanlah hati siapa pun yg sedang marah. Selimuti siapapun yg benci dengan cinta kasih. Saya hampir khatam yg kedua kali Ramadhan ini, trmksh atas kesempatan ini. Dan Engkau Maha Kaya, ibadah saya bukanlah untuk. Mu, Kau tidak perlu itu. Maka apapun yg Kau gariskan untuk saya, terima kasih utk itu. Saya ikhlas, dan yakin itu yg terbaik dari Mu.

Meskipun 15 menit itu singkat sekali, saya rela berdiri berjam jam didepan kelasnya menunggu ia selesai belajar. Dan meski kmrn adalah 15 menit terberat yg kami alami, saya bersyukur masih memiliki momen bersama anak saya. Perih, tentu, uang yg saya siapkan tdk berani diambilnya. Ah, hidup, ramahlah pada kami. Sesak, itu juga yg saya rasakan. Ketidakberdayaan itu menyesakkan saya. Namun, hari ini Allah memberi saya alasan utk tersenyum tegar kembali. Alhamdulillah.

Terima kasih ya Rabb. Tiga hari kami bersama. Dan akan berjumpa lagi 6 Agustus.

Cukup, selalu merasa cukup, syukur selalu, khusnudzon pada Mu. Amin.

Samarinda, 19.07.2014

Nurul Kasyfita

Thursday 10 July 2014

The Inner Strength

Hello readers.

Saya lagi nih. Sdh buka puasa, sdh shalat, sekarang saatnya menulis utk hobi saya. Saat ini saya sedang berbaring di sebuah kamar hotel di Kuala Lumpur. Sambil menikmati langit dari jendela kamar saya. Ah, saya rindu langit Mysore. Setiap malam minggu saya memiliki kegiatan yg saya sebut sbg The astronomical date. Saat saya memandangi bintang dri rooftop rumah saya. Rumah yg saya tempati selama dua thn.

Kali ini saya ingin bercerita ttg kekuatan. Inner strength. Tahukah readers, bahwa kita diciptakan dengan kemampuan untuk survive? Tentu kadang kita ingin menyerah dengan semua deraan hidup ini, tapi percayalah, kita yang hidup ini, sesungguhnya adalah jiwa pemberani. Bagaimana tidak berani, kita hidup, bekerja, mengumpulkan segalanya, lalu saat ajal datang harus meninggalkan semuanya. Kita hidup, berjuang, untuk akhirnya tamat. Perlu seorang berjiwa berani untuk ttp hidup. Jika tidak, tentu kita tidak dipilih Nya utk merasakan hidup. Kita berani hidup, meski akhirnya itu harus tamat.

Saat ini seluruh badan saya sdh tdk terasa lagi. Seluruh otot saya penat. Bahkan rasanya saya tdk mampu lgi melanjutkan perjalanan esok hari. Saya memulai perjalanan sejak Rabu, 9 Juli dari Mysore jam 1 siang. Sdh sejak selasa malam saya tidak bisa tidur. Saya memikirkan bawaan saya agar tdk exceed bagage yg hanya 40 kg, saya menangis melepaskan semua yg saya miliki selama dua thn di India. Tetangga, sahabat, bahkan pemilik rumah yg saya sewa pun menangis. Saya tdk menyangka, saya begitu diterima mereka. Terakhir saat saya duduk seorang diri di bis yg membawa saya ke Bangalore Internasional Airport, itu adalah saat tersunyi dalam hidup saya. Saya tdk punya nomer hape, internet saya pun sdh dicut sedari pagi krn visa saya expire hari itu, 9 Juli. Dan semua yg sudah saya miliki selama dua thn di Mysore harus pergi saat itu. Sunyi, itu yg saya rasakan.

Saat itu saya menangis sesenggukan di bis. Lima menit, itu yg saya perlukan untuk sekedar melapangkan hati saya. Dan saya memang pribadi ajaib dimana saya bisa seketika kuat saat itu diperlukan. Inner strength saya luar biasa hingga kadang saya pun dibuat takjub olehnya. Saya menghapus air mata, meraih Al Quran dan memulai tadarrus saya. Saya tahu bahwa saya sendirian dlm perjalanan panjang ini, dan jika saya menangis, saya akan lemah, bahkan bisa pingsan, karena saya juga sedang puasa dan sahur hanya dengan air putih. Lalu siapa yg akan rugi jika saya pingsan? Tentu orang orang akan menyerbu barang bawaan saya dan berpesta pora dengan kesakitan saya. Intinya satu, u just need to take care of yourself, end of the story!

So, setelah lima menit sesenggukan itu, alert mode saya ON. Saya kuat, mengingat semua barang bawaan, uang yg ada di saya dan seluruh hal yg saya bisa utk menjaga diri saya. Saya melihat seorang gadis india yg juga sendiri, lalu tersenyum padanya. Ini salah satu strategi saya bersinergi dengan siapa pun yg saya temui di perjalanan. Dan perempuan biasanya adalah the best companion. Ternyata ia juga sedang sendirian dan takut karena ini pertama kali ia terbang dari Bangalore. Kami tidak banyak bertukar cerita di bis karena ia tidur dan saya sibuk dengan bacaan Quran saya.

Tibalah kami di bandara. Saya berbuka puasa dengan segelas kopi. Si gadis yg ternyata muslim, mengikuti saya. Lalu mulailah kami bercerita. Ia kehilangan ayahnya empat thn yg lalu. Bagaimana ia akhirnya harus kuat bepergian sendirian padahal dulu selalu dilundungi ayahnya. Saya bersimpati dengan kehilangan itu. Di India, wanita sangat dilindungi dan dimanjakan. Jika tidak ada kakak lelaki, ayah dan suami adalah tumpuan utama wanita India. So, saya mengerti betapa ia harus kuat kehilangan ayah yg selalu mengurus keperluannya.

Lalu, tiba giliran saya. Well, seperti biasa, saya tdk menutup apapun ttg kisah saya. Seperti biasa, kehilangan Najwa, sekolah ke india, hidup sendiri pasca bercerai. Berusaha belajar di tengah kehilangan anak dan hidup sendiri. Hehe, si gadis ternganga mendengar kisah hidup saya. Ia hanya berucap jika ia di posisi saya, jgnkan utk sekolah, berpikir waras saja mungkin sdh tdk bisa. Well, itulah the inner strength. Itu datang begitu dahsyatnya saat kita membutuhkannya. Dan saat tidak ada pilihan lain selain MENJADI KUAT.

Si gadis ingin ke wc dan saya pun menemaninya. Saat itu saya melihat dua pemuda asing mengamati kami. Saya pun memperingatkan si gadis utk berada di bawah cahaya lampu krn well, kami hanya berdua. Dan seperti biasa, laki laki dianugerahi kemampuan cukup utk menyakiti kami. Ia pun menurut. Saya ke toilet sambil memikirkan si gadis di luar sana. Ia masih muda dan takut. Alhamdulillah ia baik baik saja.

Tiba saat saya check in, sementara ia msh menunggu penerbangannya. Ia minta saya berfoto dengannya. Terlihat sekali ia takut saya tinggal, namun tidak ada pilihan lain, saya pun harus melanjutkan perjalanan. Saya memeluknya dan berpesan BE SAFE.

Setelah itu, saya kembali sendiri. Koper saya beratnya 30 kg saudara saudara. Sampai melenguh saya mengangkat koper tsb. Alhamdulillah bagasi saya tdk over namun bawaan kabin saya harus di reduce menjadi dua tas saja. Saya diminta memasuklan tas ketiga di bagasi. Dengan memelas saya mohon jangan karena itu isinya alquran yg saya perlukan di pesawat. Alhamdulillah, saya diizinkan membawa semuanya. Begitu pun di imigrasi, saya sempat diobok obok karena membawa banyak kotak hadiah dri sahabat di mysore. Jika saja perjalanan saya direkam di video, Anda akan melihat betapa hidup telah menjadikan saya seorang wanita tangguh. Kadang geli sendiri melihat saya memunguti isi tas di lantai saat imigrasi memeriksa saya. No, saya tdk malu, apalagi jaim. Saya adalah wanita yg bepergian seorang diri, melintasi tiga negara. Tentu saya harus mengurusi bawaan saya.

Tapi percayalah, saya selalu bertemu org baik di perjalanan. Namun tentu saya tetap alert. Percayakah Anda bahwa saat saya tidur kaki saya silangkan di tas, dan meskipun saya sangat lelah, saya tdk pernah tidur pulas. Kadang saya melihat pasangan suami istri dimana si istri lelap di pundak suaminya. Dan hanya berucap "ah, itu bukan untuk saya". Saya diciptakan utk menjdi tangguh dan tidak manja. Saya dilengkapi Allah utk hidup seperti ini. Dan ini adalah yg terbaik dari Nya.

Bahkan pagi ini saya tiba di Kuala Lumpur. Saya menarik tas 30 kg itu dengan lenguhan panjang hanya sekedar mendapatkan kekuatan. Saya sahur air putih lagi di pesawat dan berbuka hanya dengan biskuit coklat, so energi saya sesungguhnya sdh menipis. Tertawa sendiri saat koper itu jatuh di jalanan Kuala Lumpur, ah betapa konyolnya saya. Wanita kurus kerempeng dengan koper segede gaban. Satu ransel di pundak belakang seberat 10 kg dan satu lagi di dada. Tangan kiri menarik koper 10 kg yg kanan menarik yg 30 kg. Haha, do i have other choice? No! Faktanya adalah, saya sendirian dan saya harus kuat, waspada, dan semua bawaan ini harus selamat ke Indonesia. NO MATTER WHAT!

Dan esok perjuangan itu dimulai lagi. Hingga kamar kos saya bisa saya tempati, baru saya bisa istirahat. Mungkin saat itulah, baru tangan dan kaki ini terasa sakit. Tahu kan saat kita alert itu adrenalin meningkat? Dan saat itu sakit tidak akan terasa. Setelah semua usai, baru asam laktat itu mengeluarkan aksinya :-).

Itulah the inner strength. Adrenalin itu akan disupply maximum saat kita perlukan. Percayalah, Anda bukan tipe penyerah sesulit apapun itu. Kita adalah pemberani, kita adalah pejuang. Karena jika kita tidak berani mengapa kita tetap ingin hidup di dunia yg fana ini? Untuk apa mengumpulkan semuanya toh akan ditinggal. Dan bagi saya, kesulitan tidak hanya membuat saya survive, tapi saya akan jadi pemenang. Kepedihan, apapun itu, not only that I will survive, i will WIN. Tidak ada kata lain, itu harga mati untuk saya. Dan jika pun perjuangan saya berakhir dalam sunyinya kematian, saya puas saya telah berjuang untuk hidup, dan perjuangan itu yg menjadikan saya pemenang. Setidaknya saya tidak mati konyol dalam keputus asaan. Saya mati, itu pasti, tapi saya mati dengan menang, karena saya telah berjuang untuk itu.

So, bagi siapapun yg saat ini sedang patah, bangkit! Kita diciptakan dengan berbagai fasilitas utk bertahan. Dan tidak hanya bertahan, kita harus jadi pemenang. Dan perjuangan itu yg menjadikan kita menang. Sikap tangguh, tidak mudah menyerah, gigih. Karena sesungguhnya seperti halnya saya, Anda juga memiliki the inner strength yg akan membuat Anda takjub karenanya. Inner strength yg siap datang saat diperlukan...seperti halnya si gadis India yg kehilangan ayahnya, seperti saya yg harus terpisah dri. Najwa.

U dont know how strong u are, until u have no other choice other than being strong.

Dan seperti kata si gadis India,

Sometimes its not about your size, its about the size of yr spirit which matters the most

Good night everyone. Doakan perjalanan saya esok hari. Menyusuri jalan kuala lumpur menuju airport. Seluruh barang bawaan ini harus selamat. No matter what! Anda, saya, kita tidak hanya harus survive. Kita pun harus MENANG! Itu harga mati. End of story...

Posted from Kuala Lumpur, Malaysia.

10.07.2014

NURUL KASYFITA

Tuesday 8 July 2014

Coming Home: dedicated to the GRADUATION PARTY and the days after

I posted this writing to mark my last full day in Mysore. I finished my two years of studying here and tomorrow i am ready to fly back home.

First of all, i would like to share that I regret to attend the one and only party i ever attended in Mysore. I was safe and sound in my nest, being in my own with books and life in colleges. However, i attended a GRADUATION PARTY which makes me exposed to foreigners, some people i have never been in contact with, in these two years.

As i believe, that as the same foreigners we should take care of each other, as we are the same here, we have no families, so we are all families. While I am always give the truest part of me, i never want to use others, and help them with nothing in return, people tend to take advantage of me. I never hope for romance, dating, flirting, as I am enough with myself. Two years i have been in my safe nest and i found my life is isolated but best to be that way.

Well, that party changed everything. Suddenly, people came to know about me. They sent message by my account, trying to offer what they said as FRIENDSHIP, or call me as SISTER in the beginning. As one kind and polite one, i believe what they said and i hoped that everyone is different and that foreigners are better than locals because they will take care of each other.

And, i turned out to be wrong. While i dont want anything from others, other than just a real friendship, it looks like friendship is not interesting if it doesnt involve romance or using others. Yes, short romance in other country. Enjoying the time, time pass, as by the end of this study, the couple will be separated by the passport color, and that will be the perfect reason, a sweet goodbye :-).

I helped people with genuine heart. When i go out with a friend, i never use his money to pay for me. I dont want to use others but pls dont use me as well. However, it is wrong by the way. People have their hidden agenda, and i am a perfect victim to be eaten, as I dont want to eat anyone. And of course, i ended up being the STUPID WOMAN, as one foreigner said to me a couple months ago.

This post is to say one by one, whatever i felt about how foreigners treat me here, after that graduation.

To the one in Tamil Nad. Thank u for talking with me, and stop as soon as u know my fact. That is really Allah way to stop u there. I am blessed by that.

To the one in pharmacy of jss college. It is not a reason to stop being friends with me just because i want to pay my own bill in a restaurant. And once again, if u dont want anything from me, other than friendship, u should take me that way. I dont want to use u anyway.

To the one whoever called me Jan. I am also blessed that u didnt take a step further. The way Allah stops u there, really really bless me.

To the one, M.Sc Computer Science, i really hope that everything that u have promised me but never come true will be back to u in Allah way. Allah way will never be wrong. I am nothing but true to u, but u saw me as the perfect foolish. So, anyway, thank u for giving me that lesson. Whatever u have done to me, it will not stop in me. There is a circle, a mechanism of returning. I remembered the whole promise u gave me, but very less that u make it true. I just offered u the real friendship in the beginning, but u successfully convert that. I will never say or pay u back, my prayer is with u. U have sister, mom, a daughter in future, they will be in the same position as mine. I will never know how Allah pay u back, but i believe it will happen. Because i never want to cheat anyone, i am cheated. But i believe, there will be a mechanism for that. Not in here, it must be in akheerat.

Last but not least, to the one who called me A SISTER in the begining.
In the beginning, i never offered u anything other than friendship, even u called me sister. I feel safe because i met u and u said u will never take relationship. So i thought this will the best friend. But again, it looks like a friendship is not interesting without romance. I tried to limit myself, because i simply dont want to get hurt anymore, once u are changed. And i am right. U changed. Whatever the fact that i had, it should not change the memory we have as a friend. But it is not like that for u. U easily changed yr words and promise. Thank u for throwing all the gifts i prepared for all of u, even i saved my money between my cancer treatment for that. I know, a friendship is not wonderful enough these days. The days when everything is connected to materialism. So even love should be displayed as gold. Something that i will never take.

So, this is it. My final post in this group. For others who doesnt know me, or never contact me, i deeply thank u for that. Its better that way. For all the committee of the party, it was a great successful party, but considering the hurt i got afterwards, i prefer to NEVER ATTENDED that party. I was so much safe and sound in my nest.

This is a coming home. I finished my quran reading here in India before i fly, as i planned. Along with the prayers for those who cheats others and for those whom are cheated. I am done. I have done my best to keep pure friendship with all of u. Even if that hurts me so. Just remember, for once in yr life, u will be in my position, whatever has happened, it will be back to u. Either to yr mom, yr sister, wife or future daughter.

And for me i am done. Life has been very hard for me, with all the disease, but i am not cheating others just to get my needs. With my own woman power, i crawl and do my best to keep myself alive. I finished my quran reading in India, along with my prayer to Allah to forgive me, and to accept me to come home. Even if the home is not to Indonesia, my duty has been fulfilled. Even if this homecoming, is homecoming to akheerat. I have no unfinished bussiness here in this world.

Life is not eternal. Why would we fight over a thousand rupees? Or we cheat others just because we want extra money? Why we cheat woman?  This is not immortal. We will all be coming home, the real home, where all our deeds are paid. So even if u lied, u cheated, someday, soon, it will be back. Afterall, i am just a polite woman who wants a true friendship. Which i never get. And i am done. May Allah continue and pays who deserves.

Last day in Mysore. Last post.

Nurul Kasyfita

Wednesday 2 July 2014

An Idiot Guide for A Woman Solo Traveller

Hey!

Its 11.33 pm in India. My eyes are as usual, hard to sleep, so I decided to write here. This is to mark that by next week, at this time, I will be in my midnight flight, catching Kuala Lumpur, Malaysia, from Bangalore. So, the writing tonight is about a journey, a travel, done by a woman, who travels alone, or, as Tripadvisor term called as SOLO.

Thats exactly me. I enjoyed travelling solo in most of my journey in India. Truly, I hve no fear of travelling by my own. I usually do it in order to listen to the INNER ME. Its easier to listen to the deepest voice in you, when u are all alone, travelling to a new place. Why? Because, if u stay where u are right now, u will have friends, people who knows u, right? So even if u stay alone like me, there still people who greets u in your neighbourhood. But, when u travel, solo, u will be all alone, and no one will know or greet u, this is when, u can listen to your inner piece. Thats what i do. Travelling solo.

Hmm..so far, I travelled to Tamil Nadu, and Kerala mostly. This is because these two states are the closest to Mysore and it has incredible view. I spent my birthday in 2012 in a waterfall in Kerala hairpin, and the second birthday in 2013, in a tiger reservation in Tamil Nadu. And, i of course travel solo. Like what i will be doing again, this time, next week.

As a woman, of course its not simple to travel solo. We have so many things to be prepared and to be awared in our journey. So, here are some tips or guide or whatever u name it, i call it as IDIOT GUIDE for a solo traveller woman. Here are some idiot tips from me.

One, place to stay
The first thing is, make sure that u have a place to stay in that new destination. This is what I do in every solo journey i took. I browse net, find some budget hotels, contact the manager by email, and finish the deal. Make sure that the room is reserved two or three days before the journey. Believe me, it is empowering to plan everything by yourself. Woman is a detail creature and to be able to plan and arrange it by yourself really give u a feeling that u can conquer the world.

Two, transportation
Plan how u will travel. If it is a bus or train, be ready of contact with new person. Of course, u may find good or bad person along the way. Come on, this is the adventure. It is deliberating u know. U will set your soul free, as woman is designed to have whatsoever COMFORT ZONE. When u travel solo, u crawl outside your comfort zone, and it is so much free inside. U are ready for any possibilities. It maybe good, it maybe bad, but its adventure. I suggest dont use a private rent car, come on, this is a journey, not a celebrity tour, so be casual, take a public transport, and enjoy the adrenalline!

Three, woman power!
Find other woman in your journey. Not man, ok. As I try to find seat in bus or train, i will try to find a woman with child, or a girl at my age, or even younger. DO NOT SIT BESIDE A MAN. Avoid it as much as u can, even how interesting that chance may be. Remember, we are travelling solo, dont invite crime, as we may not be strong enough to overcome it. Try to bond with other woman, that u just met along the way, make friends, smile, start a nice conversation. I always find a good friend along my way, even if she is only a small girl. Be light, dont be arrogant, try to bond with them. If u are a foreigner like me, its best to be bind with the local woman, as they will help u with language barrier.

Four, good music, good book
This is IMPORTANT. In case u can not find a good friend in your journey, be sure u hve a nice music to listen to, or a good book to read. I found my tab is the best i ever had. If i couldnt find anyone nice enough to bind with, i will just turn on my tab either for music, books, or just typing in blog like what i am doing now. It will give u some relaxing moment and u can dig into your deepest side. Many times, your best side comes when u are all alone.

Five, WEDDING RING
Haha, sounds funny, but it is so much necessary when u travel solo. Leave one ring in your finger, so it shows that u are not single, even if u are. This ring maybe the first block that will protect u from those bad men outside. By wearing this, they may think that u travel with your husband or fiancee, that will make them hesitate to approach u. Well, unless u travel solo to find a potential man, hmm, for that reason, i cant argue u. But, just remember that, its hard to find such a good man in a journey, so just put one ring there, and if a good man may approach to u, and u are sure he is good, u can always explain the fake wedding ring u are wearing ;-).
I had experience on this. When i walked alone in chinatown, Kuala Lumpur, i was followed by one man. Even i showed that ring he still followed me to know where my hotel is. I suddenly grabbed a tourist from Irlandia, a man, and pretended that he was my partner. Lucky, that man was also a good actor, and he pretended that we were together, until that man gone. So, be alert, ladies, always be aware of the potential danger that may come up in your journey.

Six, TRIPADVISOR
Yes, if u love travelling, its better to have an account in this site. I am now a senior contributor there and has many readers already. Being in tripadvisor will allow u to be in contact with other travellers and get the best tips. Moreover, like me, i can always promote myself to the hotel manager that if they give me a good sevice, i will write a nice review in tripadvisor. And guess what? I got so many discount by this action. The manager usually aware of the importance of this site and as i finished travelling, i will write there then invite the manager to my piece. Thats what i call as...the power of a writer!

Seven, DO NOT SHARE PRIVATE THING
Even if u need to make friends along the way, be alert not to share something private such as where your hotel is, or whether u travel solo or with partner. Even if u are talking to a woman. Remember, bad things may happen anywhere. So, even if u need to share a taxi to hotel for example, DO NOT STOP IN FRONT OF YOUR HOTEL. Find a public place near your hotel and stop there. Dont let the stranger know where u stay. Remember, u are a woman, and alone, so u should be aware of anything. Be friendly is ok, but be safe at the same time.

Eight, YOU
Yes, u. Enjoy yourself along the journey. It is time to have intimate quality time with yourself. Make a selfie pose by your mobile, shake your body a little as u listen to a good music by your earphone, the point is, enjoy yourself. Is it lonely? I found its not. I am telling u, in these two years, i spent my whole journey with no one but ME. Tired? Yes, sometimes with lugage and all. Boring? Hmm, not really, as i am easy to laugh, even with my own silly action. I found solo travelling is empowering. I found that i am more confident with myself after i travel solo. And for me, i will not stop travelling all by myself. Its fun, enjoyable and most of all, it sets my deepest soul to be free. Free as a bird who flies happily to the sky.

So, are u ready to explore yourself? No need friend, no need man, just u, yourself, is enough. Try it. Be the solo traveller. It is empowering, deliberating. Believe me, it is!

Mysore, 03.07.14

From a solo traveller woman who is...
Still in India.

Friday 27 June 2014

The Silent Goodbye

It was in a slow breeze evening. Ellen was sitting near her window, waiting for him, Vincent, the guy who has been around these three months. They were about leaving for dinner, the last dinner they may have in this world. Both of them are students, and they wer about to leave. She realized how she and Vincent are separated by the passport color. How she and Vincent will never ever be together. She bites her lips, the lips that Vincent said as beautiful lips. She realized how bitter a goodbye could be after having Vincent around these three months. She realized that she involves her feeling while Vincent doesnt. She realized that her hearts is so fragile that even when the first time Vincent hugged her, she could not do anything but just being rembel and shaking. The fear of allowing a new man to touch her after all the hurt she felt in her past. She bite and bite her lips. As hard as she could, try to send the tears away on her eyes.

7.15. Vincent was still not arrive. She looked down her window many times, showing the restlessness of a woman waiting for her date. She touched the gift she neatly wrapped for Vincent. It was a keychain she specially ordered for him. It has Vincent picture alone, that she collected from his facebook account. She remembered how hard she struggle for this keychain. She went all over the city to get the best result of printing. She changed to many shops till she got the best one and yet the shop was very late go produce it, so she rode her bike late at night, to make sure the keychain will be ready for the dinner tonight. How she put Vincemt as her priority, even how much Vincent has let her down. There were many days during these three months that this beloved man of hers just silent even she was struggling with her pain. There were many un fulfilled promises. There were many "ill call u later" or "i will come to u later" which turns out to be empty. And Vincent was just a guy who asked her to take it easy, even how nard it is for her. But again, as she was hopelessly in love with him, she was just the easy target of Vincent, the prince charming who happens to know how to melt her protection down and stepped into her life.

7.35 pm. He was there, parking his bike. Ellen sighed even deeper. She can even smell his perfume even he still not climb to her window. She opened the door with the miss of a woman. Vincent looked at her, and as usual, said that she looked amazing. Elen blushed, look how Vincent could always wins her heart.

"Ready?" he said. Ellen just nodded awkwardly. It always happens in minimum first 15 minutes Vincent around her. She couldnt control herself, butterfly was inside her stomach, and she couldnt cover the shyness that she has in front of this man. Then Vincent was busy explaining to her that he needed to buy many things for his friend on the way to dinner place.

Ellen bit her lips again. "again, it is your friends who is more important than me. It is them, who u put first. Even this wil be our last time to be together. Cant u see, i need to talk to u? I need to see your face and remember our memory together? I need to sit in park with u, or enjoying the evening breeze together. Cant u make time for me, at this last day?". Those conversation was only in her busy mind. She could never say it to Vincent. She just nodded and agreed on what he said.

Vincent held her hand. "but my dear, we will be togetehr for long time tonight. U can go wherever u want, and my time is leisure for u tonight".

Ellen blinked. She was flying to heaven. "yay! He will have time for me tonight". There was again hope in her eyes. She felt so happy that Vincent would make time for her. They went to the dinner place, and Ellen's heart was singing all over the way. She dreamed that they will sit and talk, remembering the memory they had during these three months.

They sat at the table. It was a cozy restaurant. They ordered and while waiting, Ellen put the nicely wrapped gift to Vincent. It was a small box with a letter. Vincent opened it up, and found the keychain. Ellen looked at his eyes, trying to find the slightest joy there.

Vincent looked at her with his deep sharp eyes Ellen always admired. "thank u dear".

And the dinner went well. Vincent ate in hurry, as he wanted to buy the stuff for his friends. Ellen bite her lips agan as they even didnt look at each other as Vincent was tok busy to finish his meal so he can run for his fruends stuff soon. Ellen wanted to enjoy the moment. She wanted to talk, listened to the music, looked at Vincent's face. But no, that was not what happened. Vincent was too busy to eat, that he could not even look at Ellen's eyes. And she was just silently finish her dinner.

She stil wanted to enjoy the dessert, as Vincent hurrily back to the seat after he went to the rest room.

"lets go". He said.

Ellen said "but i still want to enjoy the dessert".

"it will be late, it is nine pm already. The shop will close".

Ellen swallowed her disappointment. "Time, thats all i ask, Vincent. Time. But for u, it must be the toughest thing to do, plus, it maybe the most expensive one that u have in this world".

They ran to the shop. He was busy loading the stuff for his friends, while Ellen just stood in tne corner. She could not understand why she can love this man so deeply. Isnt it love supposed to make u happy? Then why what she felt was only a dream high then falling down to earth? Was it her mistake?

They ran to bike. Vincent was still busy taking his friend call during the way. He didnt even look at Ellen's eyes, thise eyes which tears in back of him, thinking why the man she love so much could not just pause from his friend and looked how those eyes really miss him and just need some TIME to talk. But Ellen was silent. She just sat behind him, and realized that the dinnershe hoped to be a good time to talk to him turned out to be the silence goodbye she ever felt.

Approaching her home, Vincent slowed down the bike. He pulled Ellen's hand and said how much he enjoyed being with her. Ellen felt the vibration in her heart. The drum started beating in it. She could not reject the fact that she will always love him. No matter what he did, she forgives. She closed her eyes, the eyes that Vincent doesnt even have time to look at tonight. The eyes that tears along the nights Vincent promised but never fulfilled it. She forgives him.

They arrived. Ellen tried her last effort with the shyness of a girl.

"please come upstair". She did it with all her force that she could. It was not easy for a girl to ask a man just like that. And Ellen was not a girl who changes man everytime. She is not that girl. She is just a girl with a true heart. True felling. And even how unfair life treating her, she is the untouchable. She didnt change even a bit. She still warm, kind hearted, the one wihich is free from hatred.

Vincent rejected her. She was torned. The voice of "we will have long time tonight" keep playing ovr and over in her head. She tried to hold the tears. She bite again her lips. Thats was the only method that she could understand to overcome the bitterness.

She ran to upstair. She sat on the rooftop. She still hoped Vincent will come after her and minimum talked to her. But no. He continued his bike, and he just looked at her from far away. Before finally, he vanished.

Her eyes were wet. She blinked. The only word she could say was "come back, come back". As if Vincent will listen to it. She was torned. She was wrecked like a Titamnic hit the stone in Atlantic sea. She starred on that road, hoped Vincent, her beloved man, will be back to her house, climbed upstair, and hugged her for the last time. But no, that was the goodbye. That was the sioent goodbye, Vincent ever gave to her. Her pretty lips, as Vincent could only said "come back, come back", but he never come back. It was nothing but just an empty silent road, as silent as her heart.

Ellen ran down to her room. She could not finish this by a holding hand on street. It was not supposed to be. She needs to talk, she needs a hug, as bad as she could. But she realized that a man could be heartless. That he can just walk away and left the woman all in nothing but emptiness. This is a goodbye, for God sake. She still whispered "come back, come back", just like how Rose called Jack's name in Titanic. But nothing happened. Not a knock on her door, not even a phone call from Vincent saying goodbye or how bad he feels of leaving Ellen in such a way. He knew her number, he could just call her, and said it to make her feel better, but Ellen could see how he just doesnt care of Ellen.

She sobbed and sobbed, her tears ran down like a fountain. She grabbed her pillow just to transfer the pain which is un transferrable. Until finally, she fell asleep, with tears on her eyes. All she needed was time. Time to talk, time to share memories. She dreamed about Vincent's first visit. How he pursued her. How he made time for her. It was in the beginning, so Ellen was just confuse of how easy Vincent changed. How easy he said something that he just wouldnt do. How easy to broke a promise.

She huggef her pillow, slept. And all she can feel is only emptiness. As empty as it could be, from a silemt goodbye. Cold, empty...

Enjoy!

Prove Them Wrong!

Hello readers.

Masih pagi di Mysore, saya baru sekesai shalat subuh. Seperti biasa meskipun saat ini saya sdh tdk ada kewajiban untuk bangun pagi dan siap siap ke kampus, tpi mata saya bukan tipe pengantuk, srhingga meskipun saat ini masih jam 6.23 am, saya ingin menulis nih!

Kali ini tentang pembuktian. Saat ini saya sudah menyelesaikan Master of. Science Chemistry saya di India. Nama saya sekarang Nurul Kasyfita, M.Pd, M.Sc Chem. Panjang ya, hehe, itu pun saya masih belum akan berhenti. Saya akan terus mencari jalan untuk sekolah. Saya madih ingin gelar itu bertambah menjadi Ph.D bahkan hingga Prof. Mhn doanya yaa readers agar saya bisa mencapai semua yg saya cita citakan di pendidikan. Amiin.

Sigh. Saya teringat dua thn yg lalu. Saya berangkat ke India dengan pedih. Saya tdk bisa memeluk Najwa utk terakhir kalinya saat itu akibat perceraian saya. Saya hanya bisa memeluk anak adik saya, yg saya bayangkan sbg Najwa. Hujatan demi hujatan mengalir ke saya saat itu. Tidak pernah saya bayangkan, Juli 2012, jalan hidup saya berputar arah ke India. Saat itu, saya tentu saja khawatir. Khawatir tidak bisa survive di negara lain. Wajar saja, otak saya dipenuhi derita kehilangan anak, perceraian, orang orang yg menggosipkan saya, bagaimana mungkin saya bisa tetap belajar kimia, yg tentu tidak sederhana, di negara asing, negara berkembang, yg saya dengar kehidupannya sangat keras? Belajar dalam bahasa Inggris dengan otak yg sdh penuh dengan derita kehilangan anak. Bagaimana mungkin saya survive?

Perlu Anda tahu, sebelum saya berangkat, saya sempat menemui dia yg pernah menjadi teman hidup saya selama tujuh thn. Saat itu, saya jatuh di kakinya memohon agar Najwa bisa ikut mengantar saya ke Sepinggan Airport Balikpapan. Tentu ia menolak. Dan saya tdk habis pikir saat itu. Tidak adakah satu kebaikan saya yg pernah berbekas di hatinya sehingga minimal utk even setitik kebaikan itu, i deserve to hug Najwa. Tapi tentu saja tidak, readers. Ini hidup, bukan dongeng. Bukan film dimana idealisme berjalan sesuai kehendak sutradara. Dan saya hanya seorang perempuan lemah yg tdk mampu berjuang utk anak saya sendiri. Saat itu pula, ia, melontarkan kalimat bahwa "kau tdk akan mampu menyelesaikan sekolahmu. Kau akan pulang dengan satu hal. Gagal." Dan rupanya baginya tdk ada setitik kebaikan saya yg mampu merubah hatinya utk memeluk anak saya. Sekali lagi, ini hidup, bukan film.

Saya hanya mampu melangkah gontai saat itu. Yah mungkin ya, saya akan gagal. Itu pikiran saya. Bagaimana mungkin otak saya mampu berpikir waras di tengah prahara yg melanda saya? Ini kimia, bung, bukan main main apa yg akan saya hadapi di India. Tapi apa ada jalan yg lebih baik dari ini? Saat itu, saya hanya punya dua pilihan, stay di Samarinda menelan semua hinaan, hujatan, menjadi janda dan tidak sekolah. Or...lari ke India, sembunyi, sambil sekolah, tetap menjadi janda, tapi masih ada harapan untuk meraih gelar master kedua saya. So, tidak ada salahnya saya mencoba meraih gelar selain cuma janda, bukan? Dan resiko yg saya hadapi tidak main main, jika saya meninggalkan study di tengah jalan, saya harus mengganti seluruh pengeluaran dari pemerintah India. Ah, betapa berat hidup saat itu.

Dan...saya berangkat. Dengan dua koper dan satu ransel di bahu, dua thn lalu, Nurul Kasyfita berangkat. Dengan luka. Tidak berhenti air mata saya mengalir saat itu. Bahkan saya yg takut terbang saat itu, hanya bisa pasrah saat pesawat airasia yg membawa saya terbang berjam jam dari Balikpapan, Kuala Lumpur, dan mendarat di Bangalore, India. Saya hanya tahu saya tidak punya pilihan lain selain lari ke negara ini. Sehingga apapun ketakutan saya saat itu, saya terjang, saya lawan, saya seperti seorang yg tdk bisa berenang, lalu tiba tiba saya dilempar nakhoda dari kapal yg saya tumpangi dan saya harus berenang di samudera luas. Sendirian. Saya yg panik saat itu mencoba meraih apapun yg saya bisa utk ttp terapung. Beruntung, yg disodorkan Allah saat itu adalah sebuah tawaran beasiswa, yg tidak membawa saya ke jalan yg lebih buruk. Ah, betapa Allah Maha Baik pada saya.

So, India awalnya cuma proyek sakit hati. Proyek membawa hati yg luka. Jujur, ilmu kimia saya cetek bgt. Saya tdk tahu apapun dalam ilmu ini dan tentu bukan hal mudah utk survive dg kondisi saya. Ah, saya msh ingat saat awal saya tiba. Saya tidak bisa makan krn semua ber bau masala. Saya kaget dengan cuaca mysore yg super brrr hingga asma saya beberapa kali kambuh. Ditambah lagi saat saya tiba, saya ditampung oleh sesama WNI yg tdk punya cukup kamar, jadilah saya tidur di lantai dingin beralas tikar, dan kecoak tengik dari dapur yg selalu melewati wajah saya saat saya tidur. :-). What a story!

Hampir seminggu saya habiskan dengan kondisi spt itu hingga saya mendapat rumah. Saya membeli kasur bekas. Saat itu pun saya hanya mengandalkan kaki utk berjalan kesana kemari krn belum punya motor. Hingga sol sepatu saya copot saat itu hehe. Awal bertemu chairman kimia pun, saya kagok dengan bahasa inggris ala india yg super cepet. Dan tentu dengan style India yg tidak seramah western. Alamak, mereka super kaku! Sangat berbeda dg style inggris saya yg mostly influenced by US.

Ah, betapa hidup mendewasakan saya. Awal masuk kelas, saya ternyata ug tertua disini. Saingan saya rata rata berumur 21 th. Can u imagine that? Saya yg sdh 31 saat itu, saingan dg mereka yg 10 th lebih fresh dari saya. Hehe, but do i hve another choice? No, BIG NO! Pilihan saya cuma satu, belajar. Karena menjadi janda dan meraih M.Sc Chemistry itu JAUH LEBIH KEREN daripada cuma sekedar menjadi janda. Itu semangat saya.

Dan well, well, meskipun saya collaps berkali kali karena tidak bisa makan akibat kerinduan saya dg Najwa, saya BERHASIL. Ipk saya di atas 80% disini. Yes, saya memang bukan yg terpintar di kelas. Tapi saya berhasil melewati semua ujian, dengan nilai rata rata di atas 80%. Otak saya seperti orang gila yg setiap mlm terisak, mengigau menangis mencari anak saya, namun esok paginya siap dipakai utk belajar kembali. Saya menghafal dalam bahasa inggris, menjawab pertanyaan professor bahkan bertanya jika ada yg kurang saya pahami. Kerinduan pada Najwa saya tuangkan dalam doa. Doa. Itu yg menemani saya di India.

Untuk saya, ini bukan sekedar M.Sc Chemistry. Ini bukan sekedar master. Ini pintu saya menuju dunia luar. Saya bisa melamar banyak hal dengan ijazah yg saya miliki sekarang. Terakhir saya melamar fellowship training nuklir ke Amrik, yg meskipun ditolak, setidaknya saya telah berani mencoba, bukan? Saya punya modal utk mencoba. Saya punya ijazah dari India. Lalu saat ini, saya juga sedang mencari peluang ke negara lain untuk doktoral saya. Pasti, jika saya tidak memutuskan berangkat dua thn lalu, says tetap menjadi janda. Namun dengan sekolah ini, saya janda tapi juga memiliki ijazah utk mencoba ke negara lain. Isnt it better?

Di halaman awal tesis saya, tertuang sebaris kalimat yg banyak ditanyakan orang orang yg membacanya.

It says TO THOSE WHO I CAN NOT HAVE, TO THOSE WHO SAID I COULDNT
THANKING U FOR THE CHANCE
TO PROVE THAT U ARE WRONG

Tidak seperti teman teman lain yg menulis to my beloved parents or teacher, or family, saya menulis itu utk tesis saya. Ya, ini adalah pembuktian. Saya menunjukkan padanya, yg dua thn lalu berkata saya akan gagal, bahwa HE IS WRONG. Saya berhasil. Ini adalah kekuatan seorang wanita utk bertahan dengan kesakitan yg ditimpakan seorang laki laki padanya. Laki laki mungkin mampu menyakiti dan saya hanya wanita yg tdk akan mampu menyakiti balik, halah, seberapa sih kekuatan saya? Tapi jangan remehkan kesabaran, ketegaran seorang wanita. Kami tidak akan mampu menyakitimu wahai lelaki, tapi kami mampu bertahan. Dan itu yg mantan istrimu lakukan selama dua thn. Bertahan.

So, dengan hati yg masih perih tentunya, saya menjabat tangan chairman yg menyerahkan dokumen saya. Selembar kertas yg menjadi bukti, saya tidak mati, saya masih hidup di India, saya berhasil belajar berenang di tengah samudera luas. Well, saya memang belum mencapai daratan, dan saya sdh tidak berharap utk berkeluarga lagi. Yg saya tahu, saya akan terus sekolah. Sekolah itu morfin bagi saya. Itu the most effective pain killer. Saya menolak beasiswa saat saya memutuskan menikahinya di 2005, dan mencoba berkompromi dengannya hingga bertahun tahun, saat ini saya adalah untuk saya sendiri. Saya tdk membiarkan siapa pun menghalangi saya. Kompromi konyol itu cukup. Saya akan melamar ke negara manapun yg menerima saya selanjutnya dan menjadikan itu rumah saya. Lemari pakaian saya hanya dua koper ini, dan harta saya hanya ilmu yg di otak saya dan saya tidak punya kasur. Kasur saya berpindah pindah dari kamar hotel, kamar kos hingga saya kembali membeli kasur bekas di negara berikutnya. Hidup hanyalah sebuah petualangan mrncari ilmu bagi saya. Definitey, saya bukanlah family item, tapi saya insya Allah education item.

Well readers. Jika saat ini Anda diragukan, dihina, dihujat, percayalah, bersyukurlah, itu adalah kesempatan untuk menujukkan mereka salah. Siapa pun yg menghujat Anda, prove them wrong. Tidak perlu banyak bicara, cukup Anda tunjukkan bahwa apapun yg mereka katakan tentang Anda, it is wrong. Kadang kadang, seekor ayam perlu tuli utk tdk mendengar apapun yg dikatakan binatang lain padanya bahwa ia bukan burung dan tak bisa terbang, karena dengan ketulian itu, akhirnya si ayam bisa terbang. It is healthy to be deaf and stubborn sometimes. It is.

Dan saya menunjukkan itu. Nurul Kasyfita mungkin bukan seorang wanita dengan kisah cinderella yg super bahagia. Nurul Kasyfita mungkin cuma seorang wanita gagal dalam rumah tangga dan sedang berusaha mengalihkan perihnya dengan sekolah. Tapi Nurul Kasyfita pastinya adalah pelajaran tentang ketegaran, pelajaran tentang survival. Pelajaran tentang bagaimana merubah nasi yg menjadi bubur menjadi bubur ayam yg masih bisa dinikmati. Hidup tidak selalu ramah, itu pasti. Selalu ada orang yg siap menyakiti. Yang meragukan, yg menghujat. Tidak perlu membalas, cukup prove them wrong, prove them wrong!

Tapi ini bukan pelarian. Saya benar benar menikmati proses meraih ilmu. Saat ilmu terserap di otak saya, itu seperti morfin yg meredakan kesakitan saya. Percayalah, menjadi lebih pintar itu membahagiakan. Anda akan kaget betapa ilmu jauh mengubah Anda, percayalah.

Dan saat ini, wanita yg dua tahun lalu pingsan di parkiran, lalu uangnya dicopet, lalu menangis di kaki mantan suaminya, memohon untuk bisa bertemu anaknya, wanita itu akan pulang. Bukan dengan GAGAL seperti yg pernah dikatakan laki laki itu dan banyak org lainnya. Tapi dengan IJAZAH. Ijazah dengan IPK di atas 80%. Wanita itu bukan pribadi yg sama seperti dua thn lalu, ia kini lebih matang, lebih dewasa, lebih kuat. Ia tidak tumbuh menjadi wanita pahit yg penuh dengan dendam karena jalan hidup yg dijalani begitu pedih. Ia tetap wanita hangat, penuh canda, ramah, santai, masih bahagia jika melihat seorang bayi dipeluk ibunya, masih bahagia melihat pasangan yg jatuh cinta, tidak, hidup tidak merubahnya menjadi wanita menyedihkan. Ia masih sama, namun ia lebih kuat saat ini. Bahkan ia membuktikan bahwa India memperlakukannya dengan ramah. Begitu banyak pelukan yg diterimanya kemarin dari teman teman, petugas lab, orang orang yg begitu menyayangi Nurul Kasyfita dan akan merindukan kekonyolan kekonyolannya. Tidak, saya tidak berubah menjadi wanita penyihir dengan segala kedengkian di hati saya. Saya bahagia, meskipun saya mendapat begitu sedikit dalam hidup, saya masih bisa berbahagia dengan yg sedikit itu dan tidak iri dengan apapun yg didapatkan org lain dlm hidupnya. Saya percaya Allah membahagiakan saya dengan ilmu.

She is still a lover, a fun character, but at the same time, she is now also...
A FIGHTER.

Prove them wrong, prove them wrong!

Last 11 days in Mysore.

Nurul Kasyfita



Tuesday 24 June 2014

The One U Can Not Have

Hi there!

Its midnight in India, but my eyes are fighting towards my brain to write this out of me. I know, i know, i can not sleep unless I release this through writing.

The one u can not have. What a sad title, isnt it? It likes a child who saw a nice toy on the store display but realize that she just doesnt have enough to purchase it. So she just bites her tounge, turns around, and compromises to herself, that she couldnt afford it, no matter how much she wants it. It doesnt mean that she is not good enough to have it, but it just that life destines her not to have it. Its as sad as it is, just to turn around, trying to forget the nice toy.

For us, we come to know that in life, there are too many things that we can not have. Either it is a nice man, a true love, a family, a good career, a small home, a baby, u name it, this is real world where idealism doesnt meet reality. In this type of world, all we can do is just accept what has been given to us and try to be happy with it.

It doesnt mean that u are not good enough, but its just how life treats u. In fact, it shows how good u are in controlling your passion over things. As u can see, many nobel man, mmm, lets say, Gandhi, or even Siddartha Gautama, or some prophets even have the most less, compared to other dirty and sick men in this world. Just see how corruptors are being sufficiently enough, while the honest man lives in poverty.

As for me, even if i can not have it, i will turn around, bite my tounge and try to continue my life accepting what i have. However, i will carry that part inside me along my life. There will always be a moment that i whusper the name or the thing i can not have. Either for a prayer, or just because i hope they will be ok, or somehow i can see them again. Its good enough for me to see it on store display, over and over again, even how bitter it is. Its good enough than trying to continue life forgetting about it. Because my brain is just too sticky with anything i met in my life. I deeply bond myself, even if it is just a pencil in my pencil case. So, even how bitter to see that toy in store display, i will always do it, see it, bite my tounge and turn around, trying to be happy with what i have. The next day, i will be back in front of the store, see it in display, and do exactly the same routine. Its hard for me to let go, even if its painful.

Thats what i really hate about myself. I should learn how to let go. I should release the memory of some things i can not have, because its too much. Like a kite, i should just let it go to fly by the wind. Because thats what it supposed to be. In air, fly freely. Even if i can just look at it from down and hope it will be back.

Call me stupid, but its just amazing even to look at the back of anyone i can not have. Its enough to be sure that they are fine. I am grabbing, even to the most fragile memory of it. I breathe with the assumption that they are there.

The one i can not have. The one i should let go. The one i should control my passion to. The one i should stop dreaming about. The one that i should forgive myself for want it. The one that i should accept that it is not affordable to me.

Fourteen days to go from Mysore now. I am letting go of this country. Its hard because i do hve a good time here. But realize that some things i can not have. I should let go. No matter what.

So to u, the one i can not have. Just trust that i will always pray for u. That i will never forget u and carry u along my life. Even how fragile the memory is, its better than not to hve memory at all.

Sending my best wishes to all the ones i can not have. And hope they are ok, even they will never know i will always whisper their name in my prayer.

The one i can not have. A healthy body. A home. A place to rest. You.

Mysore, 25.06.2014

Still in India.

Nurul Kasyfita

Saturday 21 June 2014

After Happily Ever After

Hi there, good morning!

Still early in Mysore, but my brain needs a little "get away" time. So, here I am, writing to all of u. Sharing a piece of my thought on a bright Sunday morning.

Well...it will be a kind of dark version of the fairy tale that u usually read or hear from. I know, i know, we are all aware of Cinderella, the kind hearted princess that finally gets her true love, and finally marry the Prince Charming, and..based on the book, it says

AND THEY LIVE HAPPILY EVER AFTER. Isnt it?

Well, if i could be the writer of cinderella, please allow me to continue the story a bit. A bit after happily ever after.

A year after the grand wedding party, Cinderella and the Prince still not able to get a baby. There is, of course, some worriness in her heart. Not to mention the Queen who always asks about that. Cinderella also found that she can not get along well with the Queen. There are some fightings between these two women around the prince. The In Law problems.

Meanwhile, the Prince who really wants a baby choose to drink to get away from his desperation. Cinderella gets more and more upset as the Prince charming who she loved so much, turns out to be THE ALCOHOL MONSTER, who just knock the bedroom door and sleep endlessly. No more romance, no more fairy tale.

Cindrella wants to run away from this life she has been dreaming of before. The live in palace is nothing but a jail. One horrible Queen, one alcoholic husband, the "still not come" baby. What a doom!

I still have other version if i could just elaborate more. The prince may have affair. Cinderella may get abused in palace. The queen may separate her and the prince, u name it, anything can happen after happily ever after! Happily ever after is not the end. It is not always the kind hearted gets the excellent return. Yeah, that may happen, IN HEAVEN. Yes, in heaven, where all the idealisms are there. But come on, people, we are in real wild world. Its not the fairy tale inside a bedtime story book. We have witch, monster, dragon, every scary thing in this world. U just name it!

No matter how amazing that story is, that fairy tale will just raise what i called as FAIRY TALE GENERATION. The generation that believes that a good person will get a good return, and the bad one will get punished. It is of course, good to have a positive hope along this exhausting life, but it is also good to be aware that bad things may happen in life without reason. Come on, just admit it, shit happens in life. This is surely not a fairy tale. U eat or be eaten here, darling. So, what i mean is, just hope for the best, nothing wrong of that. Cinderella may hope that life will always be OK, but she also needs to be aware that life may go wrong. There may be cheating, affair, abusement, and she should definitely get ready for that.

A fairy tale generation will also trust anyone is as good as her. Of course its not ok to always judge on others, but its also healthy to be aware of them. For example, when a man says to a woman nowadays "i will call u later", they really dont mean it. So, if u are Cinderella kind of type, u will desperately wait for the man call, while he maybe roaming around with the other woman and not even think about u. Just admit that man nowadays are not prince charming anymore. And yes, u man, u can also say that we, women, are not cinderella type anymore. As u cheat, we get smarter of course. Come on, we are just following the game rule of yours!

It is of course sad, to be loudly say that, there is no true love anymore. Even no matter how much u hope on that, love will always have its HIDDEN AGENDA. Either it is for money, sex, authorities, there is NO such thing men and women can deal with each other with no reason. It is sad to say that it is hard to trust anyone this time. The sentence I LOVE U becomes blur, and lost its meaning. It is nothing but the justification to cheat the other party and get what they want from u. And..if u are that type of fairy tale generation, u will be left with no hope, sadness, as he sucks all of your happiness and cheats u all the way.

So, it is not about the HAPPILY EVER AFTER but its about WHAT HAPPEN AFTER HAPPILY EVER AFTER?

Still in India.

Nurul Kasyfita