Wednesday 30 December 2015

MY SWEET 2015!

Hey hey.

Ini adalah tulisan terakhir saya di tahun 2015. Seperti halnya tahun lalu, saya akan menandai hari ini dengan tulisan yang berisi harapan positif untuk tahun depan. Dan masih seperti dulu, saya menulis ini bukan untuk ikut-ikutan dengan orang-orang lain yang merayakan pergantian tahun, tapi karena saya memang ingin menulis. You know me, i will not do something just because most people do it.
Well, saya bisa bilang 2015 is A SWEET BRIGHT YEAR. Tahun 2015 saya benar-benar bekerja keras dan menikmati setiap hasilnya dengan sangat optimal. Meskipun begitu, ada saja hal ayng belum tercapai di tahun ini dan karena itu hanya target pendek, maka saya memtuskan untuk berhenti atau berusaha melanjutkannya jika memang itu worthy untuk dilanjutkan. Ada dua hal, satu, buku saya 365 chemistry belum bisa ter realisasi akibat kesibukan wara wiri sepanjang tahun, dan saat ini saya keburu di Auckland untuk PhD saya ayng super sibuk. Lalu ada satu aplikasi saya yang ditolak yaitu aplikasi ikut short course ke Jepang yang mestinya juga terjadi di Oktober 2015, saat saya pun sudah di Auckland. Ah, Allah memang Maha Sempurna dalam rencanaNya. Selain itu, so far, 2015 isinya SWEET SURPRISE, SWEET HARDWORK AND SWEET RESULT. Everything is SWEET this year!

Mari kita review apa saja yang telah berhasil saya capai di tahun ini. Dan saya menamainya sebagai 12 Sweet Months of Celebrations. Perayaan hidup yang manis selama 12 bulan. Ah, saya masih ingat tanggal 31 Desember tahun 2014, saya menulis blog saya dari kantor pajak karena saya mengurus pelaporan SPT, dan menulis banyak hal positif saat itu. Saat itu, aplikasi saya masih di review oleh Uni Of Auckland dan saya bahkan tidak menyangka 365 hari kemudian, saya menulis ini dari sebuah kamar di Auckland. Siapa yang menyangka saat itu J. Ok, here is the timeline!

JANUARI 2015
Saat ini, tahun lalu saya sedang sibuk dengan persiapan TOEFL iBT saya yang harus dijalanai bulan Februari. Saya sibuk belajar melalui buku pinjaman selain tetap mengajar di dua tempat. Pagi di unmul, sore di EF, malam belajar.
Ow, selain itu, saya juga intens berkomunikasi dengan graduate studies di Auckland mengenai aplikasi lamaran saya sebagai PhD applicant. Saat ini tahun lalu, mereka sedang me review lamaran saya dan meminta saya melengkapi referensi dari India. Januari tahun lalu itu adalah saat mendebarkan karena saya tidak yakin prof India saya rela ber susah payah menulsikan referensi untuk saya, yang orang asing ini. Apalagi, formulir referensi itu harus dikirim LANGSUNG dari email si prof hehehe. Sementara posisi saya di Indonesia untuk bisa meyakinkan beliau-beliau di India. Itulah, tantangan yang harus saya lalui di Januari 2015. Tapi sekali lagi, ini tetap SWEET!

FEBRUARI 2015.
Ammm, TOEFL iBT. Saya berangkat ke Surabaya pertengahan Februari untuk mengerjakan soal TOEFL di ETS. Bertemu dengan beberapa orang yg juga bercita-cita ke luar negeri. Bertemu dengan petugasnya yang orang India dan mengerjakan soalnya. Bulan ini pula, saya lulus permintaan Auckland dengan skor 101! Excellent work for me!
Yang kedua, saya dapat conditional Letter of Acceptance juga di bulan ini, sehari sebelum saya TOEFL iBT. Dengan surat sakti ini, itu membuktikan bahwa saya memenuhi syarat yang diinginkan Auckland secara akademik, dan hanya tinggal menunggu pengiriman dokumen serta hasil TOEFL iBT. Benar-benar berbunga-bunga hati saya saat itu hehehe.

MARET 2015.
Ini bulan yang agak mendebarkan, karena saya segera harus mengurus pengiriman dokumen ke Auckland, padahal  SAYA TIDAK PUNYA SELEMBAR IJAZAH PUN DI TANGAN SAYA. Namun saya berhasil mengatasi itu dan berhasil mengirimkan dokumen ke Auckland tepat waktu.

APRIL 2015.
Ini saat saya mendengar tentang LPDP pertama kalinya dari seorang murid yang saya ajar conversation untuk berangkat ke Thailand. Saya agak ragu saat itu karena usia saya< namun setelah membaca guideline nya saya lihat mungkin saya bisa. Saya submit aplikasi saya meski dengan keraguan bahwa LPDP mungkin tidak menerima dosen, namun yah, saya tetap submit.
Oya, bulan ini juga saya kirim lamaran saya ke kedutaan NZ untuk ikut beasiswa NZAS yang diselenggarakan kedutaan, dan jujur saya sebenarnya lebih fokus ke beasiswa ini karena menurut saya peluang saya lulus mungkin lebih besar. Saya juga submit aplikasi saya ke DIKTI untuk ikut skema BPP-LN dikti saat itu.
Ow, di bulan ini juga, saya berjuang melobby pihak unmul agar berkenan mengizinkan saya berangkat sekolah lagi, meskipun saya baru tiba dari India. Dan alhamdulillah, itu berhasil.

MEI 2015.
Ini saat saya lulus seleksi administrasi dan dipanggil LPDP untuk interview. Benar-benar mendebarkan, karena saya punya latar belakang hidup yang cukup rumit untuk dipahami oleh orang Indonesia. But well, I did try my best and get the best result.

JUNI 2015.
Bulan ini saya dapat rejeki besar. Saya LULUS beasiswa LPDP. Saat itulah semua mimpi ke Auckland menjadi 50% nyata. Saya masih harus berjuang mengurus visa dan mengikuti kegiatan PK LPDP. Saya mengurus visa untuk dua negara di bulan ini. Saya mengurus visa on arrival saya ke India dan men submit aplikasi saya ke kedutaan NZ.

JULI 2015.
My India trip. Saya kembali ke India, mengambil ijazah saya, lalu menyelesaikan berabagi urusan yang masih tersisa di India. Bulan ini sangat menyenangkan karena saya begitu menikmati saat-saat saya di India lagi. God, I miss that country.

AGUSTUS 2015.
Saya berjuang di pengurusan visa ke NZ. Begitu rumit medical check up yang mereka terapkan, membuat saya kehilangan satu tiket pesawat saat itu karena ada dokumen yang mereka perlukan dari rumah sakit. Selain itu, saya deg deg ser menunggu hasilnya. Maklum, Auckland sudah di depan mata, masa gagal hanya karena visa hehehe.
Di bulan ini saya juga mengurus penyetaraan ijazah saya dari India sekaligus mengurus surat tugas belajar ke Auckland. Anda bisa bayangkan, betapa sibuknya saya di tahun 2015 dengan kerja keras saya.

SEPTEMBER 2015.
Saya ikut PK LPDP. Menolak beberapa tawaran mengajar ke luar kota. Bulan ini pula saya kedatangan tamu dari Jerman dan mengurus akomodasi mereka selama di Samarinda.
Saya ingat, saya baru landing dari Yogya pasca PK LPDP, saya menunggu rombongan Jerman untuk saya escort ke Samarinda. Masih sibuk di bulan terakhir saya di Samarinda.
Ow, dan visa saya lulus. Tiket saya siap, hanya dalam waktu beberapa menit setelah saya confirm dokumen ke LPDP, saya siap berangkat 30 September 2015. Dan ini juga bulan penuh kesibukan pindah dari kos, packing barang ke Auckland, dan berurai air mata karena saya harus memeluk orang-orang yg saya sayangi.

OKTOBER 2015.
Saya memulai bab baru di Auckland. Saya tiba tanggal 1 Oktober, masuk kamar ini, menangis, kedinginan, kelaparan, bertemu Jon, bertemu teman-teman di lab hehe. What a life.
Bulan ini pula saya sudah melulusi 3 goal yang diminta Uni of Auckland, yaitu induction day, academic integrity modul dan lulus DELNA. Tes english diagnostik dari Auckland.

NOVEMBER 2015.
Saya ulang tahun! Dirayakan dengan sangat meriah oleh Russell dan adiknya. Dan yeah, bulan ini berlalu dengan kerja-kerja di lab. Ditambah cerita romantisme dari hostel oleh si lelaki NZ bernama Russell.

DESEMBER 2015.
Saya ke Hobbitton. Saya naik yacht. Saya dimanjakan, dipuja oleh seorang lelaki NZ yang menawarkan banyak hal pada saya. Apakah saya tertarik? Ammm, belum tahu ya. Tapi ini bukan target pencapaian saya di Auckland hehe. Saya datang ke Auckland bukan bertujuan mencari jodoh, tapi saya mencari PhD saya. Jika pun jodoh come along seiring dengan PhD saya, well, alhamdulillah dan itu pasti takdir terbaik dari Allah untuk saya.
Yay, readers, can u see how sweet my 2015 is? Lulus seleksi untuk PhD, dapat beasiswa, lulus visa, trip ke India, berangkat ke NZ dan merayakan tahun baru di NZ. What can be sweeter than that?
Happy New Year guys! Semoga tahun 2016 kita semakin barokah amiin....

Auckland, 31 Des 2015,

-NK-


Saturday 19 December 2015

WHEN BAD THINGS HAPPEN TO A GOOD PERSON

Hey there, its me again with my silly writing...

Jika kadang setiap minggu saya memposting MY TOP FIVE OF THE WEEK, minggu ini setelah lama absen menulis, saya ingin menulis tentang teknik survive "ala saya", yeah, karena tidak semua orang survive dengan cara yg sama. Jika saya bisa survive dengan cara saya, mungkin itu tidak untuk Anda, tapi setidaknya, bagaimana saya tetap positif memandang hidup, bisa Anda jadikan referensi, or wrong example, or whatever lah yg mungkin bisa membantu Anda survive dengan cara Anda. Anyway, this is just a writing, Anda bisa setuju atau tidak.

Seperti biasa, saya akan membagi tulisan saya ke dalam berberapa session, agar saya mudah menulisnya dan Anda mudah membacanya, tentu saja.

Well, kadang dalam hidup, everything could happen. Bahkan jika Anda orang baik, Anda bisa saja ditemukan pada sebuah keadaan yg membuat Anda berpikir, WHY, GOD? Contoh sederhana, Anda baru beli sepatu, Anda jalan kaki, yah, keinjak tai kucing. Is that your fault? No. Is that the cats fault? Well, bisa saja Anda menyalahkan kucing, karena buang air sembarangan, tapi bukankah itu tidak menyelesaikan apa apa? Its just life, shit happens, what matters is the way we handle it.

Ini beberapa formula survival ala saya yg mungkin bisa sedikit membantu Anda.

1. Love storm
Saya menyebut cobaan itu sebagai storm, karena memang itu yg sdg terjadi. Dunia kita berguncang karena badai itu. Love storm adalah jika kita disakiti oleh org yg kita cintai. Love sebenarnya tdk menyakiti, itu hanya karena kita memberikannya pada org yg salah. Orang yg kita percaya akan melindungi kita, justru jadi musuh dalam selimut yg siap menikam kita. Orang yg tdk menghargai perasaan kita. Jangan pernah lupa, seberapa pun dahsyatnya LOVE STORM, Anda harus TETAP MENCINTAI DIRI SENDIRI. Anda harus egois, Anda harus menyelamatkan diri. Gak ada cerita Anda berkorban untuk dia yg Anda cintai, jika ia hanya ingin terus menyakiti Anda, memanfaatkan Anda, menjadikan Anda budak hidupnya. No, you are more worthy than that.

Maka, meski menakutkan untuk hidup sendiri, make that decision. Walk away. Meski hanya membawa dua koper pakaian dan diri sendiri, demi keselamatan diri Anda, pergi. Tinggalkan hidup yg membahayakan itu. Apalagi jika Anda wanita, hidup bersama laki laki yg dgn kekuatannya siap menyakiti Anda, tidak melindungi, no excuse, walk away from him. Hidup Anda jauh lebih berharga daripada mati pelan pelan dalam sakit hati. Tentu tidak mudah, karena orang orang akan mencap Anda macam macam, karena you walk away. Tapi, jangan dengarkan, mereka tdk hidup dlm hidup Anda. Its your life, not theirs.

Ini terjadi pada saya di tahun 2012. Seperti film yg diluncurkan dengan judul sama, 2012 adalah saat kapal saya karam, dunia saya hancur, saya remuk karena saya membuat keputusan terberat dalam hidup saya. Saya pergi, dari orang yg tdk pernah menghargai saya, orang yg tdk menginginkan saya, sebagaimana pun saya memperjuangkannya, saya menyelamatkan diri dari orang yg siap menyakiti saya dengan kekuatannya. Tidak mudah, karena saya terpaksa kehilangan Najwa untuk itu. Dan perlu bertahun tahun, bahkan hingga saat ini untuk sembuh dari luka itu. Saya remuk, saya hancur, tanpa adanya akses ke Najwa. Tapi saya masih hidup, saya selamat, itu yg penting.

2. Financial storm.
Bisa saja meski Anda orang baik, rajin menabung, eh Anda ketemu kondisi dimana mungkin Anda salah ber investasi, hingga seluruh uang tabungan Anda habis. Apakah itu salah Anda? Tentu tidak, that is life. Kadang kita tertipu oleh orang jahat yg menghabisi uang kita meski itu bukan haknya. Saat ini, yg harus Anda lakukan adalah, CARI PEKERJAAN. Jangan memilih pekerjaan, jemput pekerjaan, meskipun itu mungkin belum pernah Anda kerjakan. Percayalah, Anda akan takjub dengan kemampuan Anda sendiri, karena Anda tiba tiba bisa melakukan hal yg blm pernah Anda lakukan hanya untuk menyelamatkan diri. Jika dulu Anda bos, tiba tiba Anda jadi pelayan. Biasanya naik mobil, tiba tiba Anda harus jalan kaki. Selain CARI PEKERJAAN, Anda juga harus berhemat. Agar Anda mampu mengembalikan kestabilan finansial Anda segera. Mungkin tidak sama dengan posisi Anda dulu, tapi setidaknya Anda tidak bangkrut. Jangan pernah mencoba berhutang saat sedang dlm badai ini. Anda perlu mengembalikan hidup Anda bukan menambah parah kesulitan.

Ini terjadi saat tahun 2012. Saya tidak punya apa apa dan siapa siapa. Saat itu saya dapat beasiswa ke India dan itu, PEKERJAAN. Saya bisa makan dari uang beasiswa dan gaji PNS saya bisa tersimpan. Fakta bahwa beasiswanya sangat kecil, yah, setidaknya ada tambahan dibanding tdk punya apa apa. Dan uang beasiswa yg menurut teman lain sangat kecil itu, CUKUP untuk saya. Saya yg memang tidak butuh banyak dalam hal.

Itu juga terjadi di tahun 2014 saat saya pulang dari India. Gaji saya dipotong hingga separuhnya akibat keterlambatan surat tugas dari Jakarta. Saya hanya hidup dengan 1,7 juta dengan sewa kos 700 rb. Lalu apa yg saya lakukan? Saya melamar pekerjaan, diterima di dua kursus besar di Samarinda, lalu bekerja keras dari pagi hingga malam agar saya bisa membayar banyak hal, TANPA MEREPOTKAN SIAPA SIAPA. Ini penting, karena saat Anda tidak punya apa apa, minimal Anda masih punya PRIDE, HARGA DIRI. JANGAN PERNAH MERENDAHKAN DIRI ANDA DENGAN MEMINTA UANG PADA ORANG LAIN. Meski cuma bisa makan bakso dengan uang keringat sendiri, jgn pernah menginginkan KFC tapi dengan cara meminta pada orang lain. Nope.

3. Confidence storm.
Disakiti seseorang yg dulu pernah Anda cintai itu pasti menyakitkan. Anda pasti remuk. Anda hancur. Tapi remuk, hancur, itu kadang perlu agar Anda bisa membangun diri Anda yg baru. Sayap itu kadang perlu patah, sehingga Anda berlari lebih kencang, awalnya untuk menyembuhkan luka, namun akhirnya Anda terbang JAUH LEBIH TINGGI dari sebelumnya. Anda punya sayap baru, yg lebih kuat, lebih kokoh, lebih tangguh.

Saya tahu, saya tidak pernah sama lagi setelah badai 2012 itu. Awalnya saya takut hidup sendiri. Saya ingat saat itu saya gemetar bersama seorang mahasiswa mencari kos dekat kampus. Saya menangis saat itu di motor bersamanya dan cuma bisa berkata APA SAYA BISA APA SAYA BISA? Dan akhirnya kami menemukan kos yg sesuai dengan kebutuhan saya. Lalu mulailah saya berenang dengan diri saya. Belum sampai sebulan di kos itu, Allah Menolong saya dengan tawaran beasiswa ke India. Banyak yg meragukan keputusan saya saat itu. Ada yg bilang saya akan mati di India, ada yg mempertanyakan kenapa S dua lagi padahal sdh S dua. Dan SAYA DITINGGALKAN, DIHUJAT BANYAK ORANG SAAT ITU. Hanya sedikit orang yg masih sudi bergaul atau mendukung saya. Tapi saat saya perlu survive, saya akan melakukan satu hal, TULI. Saya akan tuli dari semua omongan, fokus dengan tujuan saya, dan melakukan apa yg mestinya saya lakukan. Dan meski saat itu keputusan ke India itu sangat sangat konyol, kerja keras saya dua tahun menyembuhkan diri itu sudah menunjukkan hasilnya, meskipun tidak banyak. Saya di Auckland saat ini, karena kerja keras saya di India. Riset saya saat itu, yg meskipun bukan ide saya dan banyak dibantu professor, setidaknya membuat saya "cukup menarik" di mata supervisor saya saat ini. Belum lagi rekomendasi professor di India yg TIDAK MUNGKIN TERJADI tanpa kerja keras saya yg mereka lihat sebagai salah satu kualitas saya. Dan meski hidup saya msh belum sempurna hingga hari ini, karena saya masih sendiri, setidaknya saya TIDAK MEREPOTKAN SIAPA SIAPA.

Dan well, disinilah saya saat ini. Mengetik dengan tab saya di sebuah kota terbesar di salah satu negara maju, New Zealand, terdaftar sebagai mhswa PhD di universitas 100 besar dunia, menjadi bagian dari riset grup besar dari seorang profesor mengerjakan organik sintesis, sesuatu yg  saya juga tidak menyangka bisa memikirkannya, dibiayai oleh beasiswa terbesar di Indonesia. Siapa yg menyangka, wanita yg di tahun 2012 lalu gemetar, kecut, menangis, dihujat, ditinggalkan, dihina, saat ini sedang kuliah PhD di universitas besar. Orang Teluk Lerong yang dulu SD nya pernah terbakar, yang berasal dari keluarga biasa biasa saja, wanita yg dihujat habis habisan di tahun 2012 itu, kini sedang menikmati langit pagi Auckland, dengan musik di telinganya, sepotong pesan cinta dari seorang lelaki yg begitu mengaguminya, bersyukur akan perubahan positif dalam hidupnya. 

Tahun 2015 saya lewati dengan banyak kejutan. Sepanjang tahun saya KICKING MY ASS, bekerja keras dari pagi hingga malam. Sambil mempersiapkan aplikasi beasiswa saya, perjalanan saya ke India, visa saya ke NZ, dan keberangkatan saya ke Auckland. Tapi kerja keras itu membuat saya bertemu banyak orang, menyerap ilmu mereka, lalu mensinergikannya dengan diri saya, untuk mencaoai tujuan saya. Saya bertemu manajer restoran, pemilik perusahaan shipping, calon pendamping walikota, CEO bank terkenal, dan banyak lagi. Dan amazingly, karena saya pembelajar, bahkan dari seorang anak kecil, saya bisa belajar banyak hal. Dan tahun 2015 ini, saya berhasil lewati dengan mendaftarkan diri di TOEFL IBT, lulus di Uni of Auckland, mendaftar di tiga beasiswa, mengurus dua visa, ke NZ dan ke India, mengurus akomodasi saya di India dan NZ, hingga saat ini saya disini. Bahkan sebulan sebelum berangkat, saya masih mengurusi tim Jerman yg datang ke samarinda. Sweet!

Dan sekarang, saya punya begitu banyak mimpi. Mungkin post doktoral lagi, mungkin bekerja di bawah profesor yg jauh lebih terkenal, who knows. Satu yang saya tahu, jika saya tidak MEMUTUSKAN TO WALK AWAY tahun 2012 itu, LALU MENGAMBIL KESEMPATAN KE INDIA, mungkin hidup saya TIDAK AKAN BERUBAH. So, tiga hal itu berurutan saudara saudara.

DECIDE.

TAKE A CHANCE.

MAKE A CHANGE.

Well, itulah storm. Badai itu tidak akan membuat seseorang yg survive melewatinya menjadi orang yg sama. She will change. Stronger, tougher, wiser. Satu hal yg TIDAK BOLEH HILANG dalam menghadapi badai adalah, IMAN. Apapun yg terjadi, IMAN harus di atas segalanya. Pasti mudah berucap, Well, God, I give up on you, saat things dont go right. No way! Iman, harus tetap di atas segala logika, kepedihan, kepahitan hidup. Jangan pernah berpikir untuk MENINGGALKAN TUHAN saat ANDA DITINGGALKAN BANYAK ORANG karena TUHAN TIDAK PERNAH MENINGGALKAN ANDA.

Saya telah melihat banyak hal dalam hidup saya. Saya melihat bagaimana orang India hidup, mempercayai apa yg mereka percayai, tanpa pernah kehilangan apa yg saya percayai. Dan saat ini, saya dikelilingi orang orang atheis, yg bahkan tidak percaya apa apa, sekali lagi, saya tetap dengan apa yg saya percayai. Saya bersyukur, sepahit apapun hidup, saya tidak kehilangan satu hal, IMAN.

So, saat badai apapun datang dalam hidup. Anda, hanya ada tiga ucapan.

HAVE A FAITH

HAVE A FAITH

HAVE A FAITH

Auckland, 20 Desember 2015,
Salam survive,

-Nurul Kasyfita-

Sunday 22 November 2015

MY TOP FIVE IN ONE OF THE ROUGH WEEK (16-22 Nov 2015): Dedicated to Rusell

Hello there, this is me dengan my silly posting again.

Amm...minggu ini lumayan berat untuk saya ya karena eksperimen saya yg belum juga membuahkan hasil dan ini membuat supervisor mempertanyakan keputusan saya memberhentikan suatu reaksi yg menurut beliau, TOO SOON TO STOP. Jadilah minggu ini minggu yang berat untuk saya. Tapi, bukan saya namanya kalau tidak ada alasan untuk KEEP SMILE. So, jadilah ini postingan saya dedikasikan untuk Russell, the FIVE IN ONE thing yg saya syukuri minggu ini.

So here are five in one thing about RUSSELL yang saya syukuri.

Satu, he is AROUND
Orang ini sangat penuh dedikasi menurut saya. Ia rela tidur dengan handphone di dekat bantalnya hanya agar bisa membalas teks saya malam malam. Atau rela menunggu saya di symonds street semata mata agar saya tidak kedinginan menunggu mobilnya. Atau ia rela membagi apapun yg ia makan agar saya juga merasakan apa yang ia rasakan. Intinya orang ini AROUND. Ia mengelilingi saya dengan teks teksnya selama 24 jam. Dari pagi, makan siang, sore nawarin jemput hingga malam mau tidur. Punya teman baik yg selalu ada itu adalah berkah menurut saya, dan itu harus disukuri.

Dua, he is THERE.
Jumat, itu hari terberat buat saya/ Benar-benar berat karena rute sintesis yg berbelok gak karuan dan minimnya pengalaman di lab membuat keputusan saya memberhentikan suatu reaksi dipertanyakan supervisor. Beliau bertemu saya sudah jam 6 sore, saat saya sudah lelah dari pagi melakukan kolom yg tidak jua kunjung memberikan hasil dan komen beliau bahwa apa yg saya lakukan KURNG TEPAT memberikan saya perasaan down yg luar biasa.

Saya selesai jam 8 30, sudah gelap di luar, hujan deras, angin kencang dan belum shalat magrib. Saat saya ke meja saya, ada teks nya

"I am at the supermarket, can i get anything for u, Nurul?" Saya langsung membalas saya lagi di lab, habis disemprot supervisor, blm shalat magrib dan mungkin akan pulang jam 9. Ia langsung telpon, jangan pulang naik bis, ia akan menjemput, tunggu.

Dan saat saya baru keluar gedung, melihat mobilnya yg langsung mengklakson saya yg jalan kaki itu serasa TANGAN ALLAH menolong saya. Bayangkan, hujan deras, angin, hbs dimarahi supervisor, pulang malam, asma, harus nunggu bis, terus ada mobil yg dengan setia menunggu itu apa bukan anugerah. Dan saya pun menangis sekeras kerasnya malam itu. Itu adalah tangis terkeras dalam hidup sendiri saya, karena saya biasanya terlalu khawatir melibatkan orang lain dalam kesedihan saya.

Dan ia ada disitu, ia memberikan pertolongan, terlepas apapun motifnya. Untuk itu, saya bersyukur, ia ada di hari terberat saya.

Tiga, he takes me as IMPORTANT
Sudah beberapa kali ia menyelamatkan saya dari cuaca dingin di Auckland minggu ini dengan mobilnya. Suatu saat ia menyelamatkan saya dari kemacetan bis, esoknya ia menyelamatkan saya dari asma, lalu hampir setiap hari karena hujan, ia menyelamatkan saya dari deras dan dinginnya hujan di Auckland yang berpotensi menimbulkan asma bagi saya. Dan ia menempatkan saya sebagai IMPORTANT. Saya penting. kenyamanan saya itu prioritas. Dan tentu saja itu membahagiakan meskipun saya masih menganggapnya teman saat ini. Dan ia menghormati saya, ia tidak macam macam dengan wanita sneidri seperti saya. Ia tidak melecehkan saya. Itu yang paling penting.

Four, he is GENTLE
Orang western dengan usia hampir akhir 40 tentunya punya nilai beda dgn anak anak millenium ya hehe. Lagu lagunya masih Kenny Rogers atau si Julio Iglesias yg mendayu dayu dan begitu juga ia menganut nilai nilai bagimana memperlakukan wanita. Ia minimal membukakan pintu, memasangkan jaket atau membantu melepaskannya, membawa barang belanjaan, intinya treatment nya ke perempuan adalah gentle. He knows how to treat a woman nicely. Dengan gaya jadul dan klasiknya itu, jadi bikin saya merasa aman hehehe. Not to include bagaimana dia selalu berusaha agar saya cukup makanan, terlindungi dan baik baik saja. Not to include that.

Five, he STAYS, even as A BEST FRIEND
Jujur, saya adalah orang yg kompleks Tidak mudah memahami saya meski dari sisi manapun. Hidup saya kompleks, pribadi saya kompleks, saya pokoknya not fun to be with. Dan dengan latar belakang hidup saya yg memang kompleks, tidak semua orang bisa bertahan dengan saya. Dan dengan penolakan saya pada lamarannya sekitar dua minggu lalu, saya pikir ia akan menjauh dan mulai mencari target lain, tapi nggak, he stays. Dia bertahan, dan meskipun tidak bisa memiliki, maka menjadi sahabt baik saja sudah cukup menurutnya. Dan ia terus meyakinkan saya bahwa saya ini WORTHY. Saya pantas untuk diperjuangkan, dihargai dan dibahagiakan. Itu yg kdg membuat saya terharu dengan orang ini, terlepas ini cuma gombal atau apapun itu. Yang jelas, ia membuktikan ucapannya. Ia mengontak klinik laser di Jakarta untuk menghapus tatonya, dan ia berniat menyebrangi gap yg ada jika saya menghendaki itu. Namun untuk sementara, saya masih ingin berteman saja dan fakta bahwa ia STAY, itu yag harus diyukuri.

Well, meskipun minggu ini minggu yang berat untuk saya, saya bersyukur saya masih punya a reason to be grateful of. Sesuatu yg pantas disyukuri. Dan untuk minggu ini, itu Russell, my friend.

Auckland, 22.11.2015.

Nurul Kasyfita

Saturday 14 November 2015

My Top Five of the Week (9-15 November 2015)

Hey there!

It is sunny now here in Auckland, dan saya duduk lagi di depan laptop saya, menulis, untuk meredakan syaraf saya yg sering tegang karena memikirkan reaksi hehehe. Amm, reaksTOP BANGET untuk saya karena ini adalah minggu dimana saya merayakan ulang tahun saya here in Auckland, and to be honest, this is THE MOST SURPRISING BIRTHDAY CELEBRATION EVER! Terus terang saya tidak menyangka akan dirayakan banyak orang disini dan tentu saja, ini adalah hal yg benar benar harus saya syukuri dalam hidup saya.

Well, let's start to my TOP FIVE OF THE WEEK people.

One, My birthday celebration!
Ini adalah hal pertama dan the top thing of my list! Saya ulang tahun kemarin hari Rabu. Saya memutuskan membeli coklat untuk dibagi bagi pada teman teman di lab. Di India, kami biasa membagikan sesuatu yg manis saat ada perayaan sebagai tanda bersyukur. Budaya itu saya adopsi karena saya rasa itu adalah hal yang baik. So, jadilah hari itu saya membagi coklat ke teman teman di lab dan saya senang sekali karena mereka ingat hari lahir saya bahkan sebelum saya menyerahkan coklat mereka sudah memeluk saya. Ah, sekarang saya punya Josh, Lachlan, Andrew, Ram, Kyriakus, Emma dan Ashley yang sudah seperti sahabat dekat karena hanya itulah orang-orang yg saya temui setiap hari. Mereka bahkan merayakan perayaan susulan di kafe kemarin saat kami lunch bareng. Saya senang saya saat ini jadi bagian dari THE SPERRY GROUP dan itu merupakan kebanggan bagi kami semua.

Sebelum itu, Russel dan adiknya Angie, bahkan telah membawakan karton berukuran besar sambil mengikuti bis saya. Bahkan supir bis tersenyum saat melihat tingkah laku mereka. Well, bukan kado yang mahal, tapi cukup membuat saya merasa saya IMPORTANT. Sesuatu yang sudah lama tidak saya rasakan dalam hidup. Yah, saya punya banyak teman, namun saya terbiasa tidak mengistimewakan diri saya among others. Itu membuat saya humble and never stop learning.

Malamnya saya diajak makan di restoran Malaysia. Sebenarnya kasihan banget ni dua orang berusaha menyenangkan hati saya. Saya pesan fish and chips saja yang murah hehe. Saya ini bukan orang yg suka memanfaatkan orang lain, jadi meskipun saya ditraktir, saya tidak akan pesan yg sekiranya akan memberatkan siapa pun yg sedang berbaik hati dengan saya. Aapalgi hanya untuk sekedar mengenyangkan perut, ah, itu menyedihkan banget, masa nilai kita hanya setinggi sepiring makanan.

Ulang tahun kali ini adalah yg berkesan buat saya karena satu, ini saya rayakan di negara western yang tingkat individualisme nya tinggi, namun surprisingly, saya punya banyak org yang peduli dengan saya disini, ikut merayakan, ikut berbahagia. Dua, saya berada di usia pertengahan 30 dan saya sedang kuliah PhD Kimia di negara yang maju dan di universitas terbaik di negara ini. Ah, sungguh saya beruntung sekali.

So, tidak salah sepertinya jika saya menempatkan my birthday celebration sebagai list nomer 1 di my top five of this week hehehe. I do feel so special here in Auckland, in a western country but I got the full spotlight.

Two, Russel.
Yup, ini adalah nama bule yang sedang berusaha keras mengejar saya disini dan meyakinkan saya untuk berkomitmen dengannya. Kenapa is harus saya syukuri? Karen meski bagaimana pun, ia adalah orang yang siap sedia menolong saya disini, 24 jam 7 hari seminggu. Dan sebenarnya saya agak takut dengan kehadiran orang ini. Karena jujur saya bertemu dengannya sesaat setelah saya (iseng-iseng) berdoa pada Allah SWT untuk memberikan saya teman yang baik dalam hidup jika saya sudah tidak mampu lagi sendiri. Jujur, saat saya berdoa itu saya memang lagi down karena baru minggu kedua di Auckland saat itu dan terasa sekali suasana sepi. Apalagi teman-teman yang saya temui di awal kedatangan saya di Auckland, terlalu sibuk untuk sedikit membantu saya. Jadi sedih sekali saat itu dan si wanita aneh ini (iseng-iseng) berdoa lah pada Allah. Saat itu duit beasiswa saya juga belum cair jadi saya masih belum bisa beli ayam, demi menghemat dollar yang ada. Saat itu juga doa saya sebenarnya minta ayam ke Allah, (ada-ada saja memang si wanita aneh ini). Saya ingat saat itu saya berdoa hari Selasa.

Wonderfully, Kamis, saya bertemu dengannya di dapur. Saya biasanya memasak pagi hari namun jika saya puasa, saya akan berada di dapur sore hari untuk memasak menu buka puasa saya. Dan ia juga sedang disitu, memasak. Yah seperti biasa, ia menyapa saya sama laaah seperti penghuni lain yang bertemu kami kami yang penghuni baru di hostel ini. Where are you from, what are you studying itu mah biasa disini. Ok, lalu ia meminta email id saya. Yah saya berikan lah email saya. Wong cuma email, pikir saya, amaaan.

Saat itu saya ingat baru saja saya pulang ke kamar, ia langsung meng email saya. Ia menyapa dan menyebut ia senang berkenalan dengan saya. Yah saya pikir, biasa lah. Esok sorenya, Jumat, ia mengundang saya makan makanan halal dan disitulah saya baru tahu, ia juga muslim yang mengucap syahadat 3 tahun lalu. Doa saya tentang ayam dijawab tuh oleh Allah SWT karena itu yang dihidangkannya. Ia dapat makanan itu dari masjid sepulang ia shalat Jumat. Tapi up to this point, saya masih berpikir ia hanya teman.

Sabtu, ia mengajak saya lagi minum kopi. Saya biasa saja saat dijemput dan kami duduk di sebuah kafe dekat hostel. Saya pikir itu hanyalah dua orang teman yang sedang duduk menghabiskan malam minggu bersama. Tapi saya memang merasakan yang ia lakukan agak "berbeda" karena ia sampai membukakan kursi, membawakan bunga, menggantungkan jaket, berdiri saat saya hendak ke toilet, tapi saya pikr itu hanya a kiwi being kiwi. Yeah, itu something different pastinya, Tapi again, I take him just as A FRIEND. Not a LIFE PARTNER. Sedikit pun itu tidak terpikir di dalam diri saya. Russel, adalah teman yang harus saya syukuri karena ia selalu ada untuk saya, meski dengan niat yang tidak sama dengan yang ada di  hati saya.

Three, the proposal
Ini juga hal wonderful dan agak aneh plus menakutkan yang terjadi minggu ini. Saya dilamar, saudara-saudara hahahaha. What a funny story to be here in Auckland! Sebenarnya Russel sudah menyatakan secara implisit bahwa ia sedang mengagumi seorang wanita muslim dan berniat melamarnya. Ya saya sebagai teman (dan sebenarnya agak mikir mungkin itu saya), memberi saran yang baik lah, ya lamar baik-baik kalau kamu ingin tu cewek karena di Islam kita nggak pake dating dating an. Gitu tuh saran saya. Terus dia bilang dia akan bicara dengan guru ngajinya dan meminta si istri guru ngaji itu untuk memulai mediasi dengan si cewek. Saat itu saya pikir, halah, palng main main. Gitu tu cowok mah biasa mulutnya, gombal, gitu tu mikir saya. Lagian, meskipun sempat GR, tapi saya juga tidak menutup kemungkinan bahwa si cewek muslim yang lagi dibicarakan, mungkin bukan saya juga.

Tapi tentu saya ingat tuh doa iseng yang saya minta ke Allah SWT saat sedang benar-benar down saat itu. Ni kok tiba tiba ada ni bule, umurnya sdh 40+ sudah punya kerjaan dan tergila gila nih ma saya. Kenapa tiba tiba ni datang ni laki-laki. Si wanita aneh ini ingatlah dengan doa isengnya saat itu saat kombinasi kepingin makan ayam dengan kepingin (entah kenapa) ada teman berbagi dalam hidup. Tapi karena tuh guru ngaji belum ada juga menghubungi yo wis lah, palingan gombal menurut saya hahaha.

Dan, malam Jumat, si ustadzah menghubungi saya. Beliau menyatakan niat Russel untuk melamar saya. Mengajak saya menikah. MENIKAH, saudara-saudara! Alamak! Itu pusing banget tu kepala saya saat itu. Saya cuma beralasan dengan si ustadzah saya punya orang tua yg harus dirawat di tanah air dan saya harus pulang. Si ustadzah masih berusaha meyakinkan saya bahwa menikah adalah salah satu sunnah Rasul dan yeah, itulah, penyempurna iman. Saya cuma mengucapkan terima kasih.

Habis itu, saya bombardir si Russel. Saya semprot habis habisan dengan ucapan WHO DO U THINK U ARE. Jangan mentang-mentang lu bule yah, terus mikir bisa flrting ma Indonesian woman. Pokoknya habis habisan malam itu saya marah dengan dia. Yah saya sudah agak mengira sih, si cewek yg bakal dilamar itu (mungkin) saya. Tapi saya pikir ni orang main-main nih. Eh, melihat semuanya benar-benar terjadi dan sudah sampai melibatkan guru ngaji gitu bikin saya TRULY PANIC. Belum lagi saya ingat tuh doa iseng iseng yg saya minta ke Allah SWT karena saking kepinginnya makan ayam, jadi saya berhalusinasi yang macam macam. I don't really think I need a life partner at this point. Cuma kombinasi halusinasi pingin makan ayam aja saat itu hehe. The fact that doa itu (sepertiny sedang seriously dijawab ma Allah, itu yang agak menakutkan).

Four, The Gracious Rejection.
Yup, saya menolak lamaran si bule. Hahaha, imagine, naik nih rating saya ni karena menolak orang New Zealander asli yang ingin berkomitmen ma saya hehehe. Penolakan ini harus saya syukuri karena saya sempat berpikir setelah saya berpisah dengan mantan suami saya beberapa tahun lalu, saya akan langsung mengikatkan diri saya dengan siapa pun yang menawari a shoulder to cry on. As long as dia seiman ma saya. Dan saat saya hendak berangkat ke Auckland, bahkan saya sempat bercanda dengan si manager di EF bahwa I WILL MARRY THE FIRST MAN WHO TALKS TO ME IN THE AIRPORT OF AUCKLAND. Gitu tu ucapan aneh saya hahaha.

Sebenarnya itu biasa sih terjadi dengan wanita yang sendirian seperti saya ini. Biasanya wanita yang sendirian langsung berpikir bahwa laki laki berikutnya akan jadi THE HERO for her. Mereka biasanya tergoda untuk mengikatkan diri lagi pada anyone who comes, no matter what. Yah wanita lagi terluka, lemah, terus tiba tiba ada laki laki yang memberi perhatian, menawarkan a shoulder to cry on, siapa yang nggak mau. Dan biasanya laki laki juga akan memandang lebih rendah pada wanita seperti saya ini karena mereka berpikir, kami ini makhluk makhluk jablay yang dengan mudah bisa dirayu terus dinikahi deh dengan whatever motive. Dan ke deseperate an si wanita itu yang bikin akhirnya ia jadi makhluk rendahan yang bisa diremehkan. Dinikahi lalu ditinggalkan, atau cuma dipacarin terus dibuang. Wanita yang sendirian menurut saya, harus bisa menunjukkan kemandirian mereka, tidak mudah dirayu oleh laki laki.

Penolakan tadi malam meyakinkan saya bahwa saya tidak desperate, saya masih berpikir waras, masih bermartabat, biarpun saya tidak punya apa apa dan tidak punya siapa siapa, but I am fine. Saya masih bisa cari uang dengan otak saya. Saya masih bisa survive dengan hidup. Mungkin saya cuma punya makanan, pakaian dan kamar sewaan dimana pun saya berada saat ini, tapi itu cukup tuh untuk saya. Jadi saya tidak perlu laki laki untuk menyelamatkan saya, karena saya tidak perlu diselamatkan. Saya tidak perlu HERO karena saya dan diri saya adalah HERO untuk diri saya sendiri. Saya, cukup dengan apa yang saya punya, meskipun itu hanya diri saya sendiri. Saya punya Allah kok, jadi why should be worry?

Dengan penolakan tadi malam itu, saya menolak banyak hal yang sebenarnya menggiurkan untuk seorang wanita yang sedang sendirian. Komitmen, teman hidup (seperti yang iseng-iseng saya doakan hehehe), kemungkinan bisa membeli rumah lebih cepat di Indonesia, tawaran permanent resident di NZ jika saya memilih tidak kembali, dukungan full di NZ (tempat tinggal, antar jemput, perawatan kalau saya sakit), tawaran untuk terbang ke Indonesia untuk melamar saya secara resmi dengan orang tua saya, etc, semua hal yang sebenarnya bisa bikin sakit kepala kenapa ditolak. Tapi, well, saya memilih untuk menolak itu semua. Dan itu, saya sangat syukuri, saudara saudara. Saya sudah stabil saat ini. Saya tidak lagi meletakkan kebahagiaan saya dengan mengikatkan diri dengan orang lain. Saya benar benar SOLID dengan diri saya sendiri. Yay!

Five, MYSELF!
Yup, diri saya sendiri. Saya bersyukur sekali saya adalah seorang NURUL KASYFITA. Saya adalah si mandiri, si autis, si pekerja keras, si easily happy person. Saya bisa tertawa hanya dengan hembusan angin, atau tersenyum damai hanya dengan melihat langit. Saya benar-benar cukup dengan diri saya sendiri. I AM PROUD TO SAY I AM THE HERO OF MYSELF. Saya benar-benar bahagia dan solid dengan diri saya sendiri. Well, bukan berarti saya tidak punya teman. Saya punya banyak teman, tapi dengan bijaknya, saya membatasi jarak kedekatan mereka dengan saya. Saya apa adanya dengan siapa pun. Anda bisa lihat dari status FB saya. Rasanya sudah kayak breaking news di TV ya kan. Tapi ya itulah saya. Memang begitu itu saya. Namun saya tidak hang out dengan banyak orang. Atau punya grup grup tertentu yang itu tuh geng saya. Saya solitaire, tapi saya tahu saya tidak pernah sendiri. Saya pasti punya orang lain yang menerima saya apa adanya, dimana pun saya berada. Itu pasti. Saya bukan orang jahat. Saya tidak arogan. Saya tidak oportunis. Saya tidak suka memanfaatkan orang lain. Jadi dimana pun saya berada, saya insya Allah tidak sendiri.

Dan kejadian tadi malam itu membuat saya sadar betapa solidnya saya dengan diri saya. Betapa saya sangat bahagia dengan seorang diri saya NURUL KASYFITA. Betapa saya sangat menyatu dengan kejiwaan saya dan saya sangat nyaman dengan diri saya. Betapa tidak ada seorang pun yang bisa mengganggu hal ini dari saya. Dan dengan bangganya tadi malam saat si bule menawarkan pertolongannya dan berusaha menjadi HERO untuk saya, saya bisa berkata NO THANK YOU, I HAVE MY HERO, IT IS MYSELF.

Jadilah independen, people. Jangan terlalu bergantung dengan manusia lain. Jangan menggantungkan kebahagiaan Anda dengan kekasih, pacar, suami, anak, etc, yang jelas ORANG LAIN. Anda bertanggung jawab dengan kebahagiaan Anda sendiri. Tidak ada manusia lain di dunia ini yang sanggup membuat Anda bahagia or menderita, unless Anda memberi mereka power untuk itu. So, be responsible for your own happiness. Jika ada yang memberi perhatian, well, mereka cuma bonus kok. Anda cukup dengan diri Anda sendiri. Anda adalah monumen kemandirian itu. Sungguh, sangat membahagiakan menjadi bahagia cukup dengan diri kita sendiri itu. Well, dari dulu sih saya memang sudah sangat autis jadi manusia. Tapi dengan kesendirian saya, perpisahan, bahkan dengan adanya badai finansial, dan menemukan saya BERHASIL melewati itu dengan bantuan Allah SWT memberikan saya MORE AND MORE CONFIDENCE. Bahwa saya mampu, saya berhasil melewati itu semua dengan bantuan Allah SWT dan diri saya sendiri tentunya. So, karena itu saya bilang, I am my OWN HERO.

Saya, adalah pahlawan untuk diri saya sendiri. Dan for that, saya BERSYUKUR.

Well, people, that is all my TOP FIVE OF THE WEEK. Lima hal yang saya syukuri minggu ini. Pastinya saya punya lebih banyak lagi sebenarnya. But anyway, this is still my top five of the week. What are yours?

Auckland, 15.11.2015


Nurul Kasyfita

Sunday 8 November 2015

My TOP FIVE OF THE WEEK

Hello there. It is me again, with my silly writing. Amm sebenarnya mau posting minggu lalu tapi karena kejadian LOCK OUT selama 6 jam itu akhirnya hanya bisa masuk kamar dan tertidur saat itu. Jadilah my TOP FIVE OF THE WEEK nya batal hehehe.

Amm...minggu ini sdh minggu kelima saya di Auckland. So I must have more and more things to be grateful of, or not, I dont know. Yang jelas, saya selalu berusaha mensyukuri hal hal kecil yg terjadi dalam hidup saya setiap harinya. That keep me alive. It does.

Well, without being here and there, inilah my top five of this 5th week in Auckland.

One, A Warm Welcome Friends in Lab
Sebenanrnya sih msh sama, cuma karena sekarang saya sudah semakin dekat dengan teman teman di lab, kami sdh seperti ONE TEAM gitu, THE SPERRY GROUP. Mereka selalu menanyakan kabar saya, reaksi saya, meskipun masing masing sibuk dengan reaksinya. Bulan depan kami akan pesta lagi di restoran dan dengan ramahnya mereka kembali megikutkan saya. Bahkan ada beberapa yg mulai mengajak kerjasama untuk publish penelitian minimal yg berabu literature review. Alhamdulillah, saya punya banyak orang orang yg begitu "membesarkan hati" saya yang sering ciut ini karena saya tidak punya apa apa yg bisa dibanggakan. Untuk Ram, Kyriakus, Emma, Lachlan, Josh, Andrew, Ashley, Lidya, Emmily, Alan dan Jess yg akan segera bergabung, I am truly blessed punya teman teman di lab yang begitu suportif dan tidak kompetitif.

Two, I found a nice barbeque chicken and cumi cumi hehehe
Sudah lama saya tidak makan ayam hehhe. Pertama karena duit beasiswa blm cair saat itu dan kedua masih bingung yg mana yg halal. And...yup, I found it. Yummy banget akhirnya bisa makan ayam dg bumbu barbeque yg asyik bgt. Energi saya bertambah dan bahkan kmrn ketemu cumi cumi akhirnya yayyy, dengan harga yg masih terjangkau dengan kantong saya yg tipis ini hehehe. This is something I should be grateful of.

Three, teman baik di hostel.
Amm, yang ini mungkin antara grateful ama confused ya. Mungkin sudah banyak yg observe status saya akhir akhir ini. Ada satu new zealander yg lagi ehem pedekate dengan selimut "friend" sebetulnya jadi saya masih nggak mau terlalu frontal menolaknya. Jujur, saya masih belum ingin membangun apa apa lagi saat ini selain mimpi akademik saya. Mungkin banyak yg bilang saya msih belum move on, no, saya emang gak move on, saya move forward. Itulah kenapa saya mungkin tdk akan mencoba lagi di lapangan yg sama. Saya sadar saya bukan pemain yg tepat untuk itu, jdi saya memilih minggir saja dari the game called as LOVE. Mungkin saya memang tidak ditakdirkan untuk bersama orang orang yg saya cintai, jadi saya memilih sendiri.

Orang ini terus terang begitu gencar menawarkan bantuan dengan status "teman". Dan karena ia masih sangat sangat sopan, saya juga tidak berhak untuk kasar. Terlebih lagi, ia selalu menyebut saya sebagai "teman" dan saya pikir mungkin itu caranya memperlakukan "teman". Sudahlah, yg jelas saat ini saya punya orang di hostel yg 24 jam siap sedia membantu saya. Yang selalu menyediakan waktunya untuk berkomunikasi dengan saya, menanyakan reaksi, menanyakan sdh makan apa belum, hal hal kecil yg membuat saya merasa, saya ada. Dan untuk di level ini, saya pikir saya harus mensyukuri keberadaan "teman" ini.

Four, a nice evening coffee
Ini hal baik yg terjadi minggu ini. Saya bertemu adik si "teman" yg bernama Angie. Saya diajak ke beberapa tempat sebenarnya di Auckland oleh si kakak, namun dengan halus saya selalu menolak dengan NO THANK YOU saya yg sepertinya kurang ampuh di NZ hehehe. So, hari ini kami ngopi lagi, saya pesan kopi yg sama dengan Angie (intinya sih karena saya gak tau mau pesan apa hehehe). Dan kopi itu datang dengan bentuk yg bagus banget, ada daunnya di krim heheh saya jadi segan mengaduknya. Lalu kami pun bercerita tentang PhD saya, tentang saya yg bisa sampai ke NZ, etc yg intinya sih tentang saya, saya dan saya. Bayangkan, saya yang bukan siapa siapa di Indonesia ini, didengarkan oleh dua bule sekaligus di sebuah coffee shop mahal di NZ hahaha. What a life story.

Lalu saat pulang kami melihat burung. Dan si adik terus menerus mengundang saya bertamu ke rumahnya, bertemu anak anaknya. What a pleasant experience. Belum lagi tawaran pesta BBQ, nonton kembang api dan setiap saya berkilah akan sesuatu, misalnya dingin, etc, mereka akan menangkis itu dengan hal lain yg menyamankan hati saya either dengan ucapan we will have blanket for you, you will be fine.

Yang lebih mengagetkan tu si Angie dengan ramahnya mengecup pipi saya saat pulang tadi. Ia benar benar sangat ramah. Saya seperti dapat keluarga baru disini. Terlepas tu kakak emang punya "hidden agenda"atau nggak. Yg jelas dua orang ini benar benar ramah. Dan saya benar benar bersyukur untuk itu.

Five, My five weeks of life in Auckland
Untuk yg ini, saya hanya bisa meneteskan air mata. Terus terang saya berjuang dengan diri saya disini. Kadang saya rindu Najwa, keluarga saya di Indonesia, tanpa punya teman berbagi. Hidup hanya saya bawa dengan bersyukur, bersyukur, bersyukur, sekecil apapun itu. Setiap hari saya mencoba reaksi dengan harapan akan berhasil dan saat pulang kadang sedikit kecewa karena apa yg saya baca di jurnal itu belum juga membuahkan hasil. Ini bukan perjuangan sederhana, saudara saudara. Saya BENAR BENAR sendiri, really. Saya pulang ke kamar, lalu bercerita dengan beberapa buku di kamar saya, Yeah, it still did not work. Saya hanya punya Allah SWT yang terus saya percaya akan SELALU memberikan hal baik dalam hidup saya. Dan iman ini, yang saya syukuri. Saya tidak pernah putus asa akan rahmat Allah. Allah Maha Baik, saya masih survive di minggu kelima di Auckland. Alhamdulillah, terima kasih ya Rabb.

Well, those are my Top five of the week, Folks. What are yours? Mari bersyukur akan sekecil apapun hal baik yang terjadi dalam hidup kita. Dengan itu, hal hal besar akan datang di masa depan untuk kita.

Penerimaan, itu yg saya syukuri di NZ. Saya tidak pernah menyangka akan BEGITU diterima oleh orang orang disini. I am truly blessed for that.

Selamat tidur dari Auckland. Saya bisa tidur dengan senyum disini, Anda, yg punya jauh lebih banyak dari saya, harus bisa tidur dengan senyum yg lebih damai disana.

Hugs,

Auckland, 8.11.2015,

Nurul Kasyfita

Saturday 24 October 2015

My PhD Journey: TOP FIVE OF THE THIRD WEEK IN AUCKLAND

Hello there. Good morning full of sunshine from Auckland. 

Yeah, meskipun saya belum ada ide untuk reaksi yang sedang saya set up saat ini, tapi yah it is ok to post some of the things that I thought I am grateful of. Meski bagaimanapun, saya selalu punya lima hal yang bisa disyukuri minggu ini. My TOP FIVE OF THE WEEK. 

Terima kasih yaa bagi yang terus berkenan membaca postingan postingan saya, baikd i blog, IG or di FB. Ini saya lakukan semata mata untuk release kesintingan sya sebagai mahasiswa PhD disini. Yah, PhD saya memang tidak terlalu menegangkan, professor hanya meminta saya untuk mencoba, dan rute apapun yang saya rancang utuk reaksi ini, bukan hal yang harus berhasil. Namun berbagai eksperimen yang sudah saya lakukan seminggu ini, cukup membuktikan bahwa saya berusaha. Sungguh, saya benar-benar beruntung memiliki supervisor yang membuat saya tumbuh bukan patah. 

So, guys, here are my TOP FIVE OF THIRD WEEK. 

One, I am able to use Chromatography Column
Yup, ini harus disyukuri karena sebelumnya saya hanya mempelajarinya melalui teori di India, namun sekarang hampir setiap hari saya menset kolom. Bikin silika gel dan BENAR BENAR menyentuh alatnya, bahkan paham cara kerjanya, bukan adri menghafal, tapi dengan mempraktekkan secara langsung. Pertama pegang, ya kagok yaa, tapi lama lama akhirnya jadi biasa. Kemarin saya bikin kesalahan sebenarnya, saat saya tidak memperhatikan kolom saya yang kekurangan solvent hingga akhirnya kering. Saat ini, memandangi tetesan demi tetesan cairan dari kolom saya itu menjadi rutinitas tersendiri. Dan, berada di lab dengan segala kelengkapan ini, membuat saya merasa seperti di rumah. Saya merasa aman. Benar-benar aman. So, ini adalah hal pertama yang harus saya syukuri hari ini. 

Two, Uang Beasiswa saya Cair. Yayyyy!
Setelah menunggu selama sepuluh hari kerja, akhirnya uang beasiswa saya selama tiga bulan, plus uang tunjangan buku selama setahun CAIR. Yayyyyy! Senang sekali rasanya melihat saldo tabungan yang tiba tiba "gemuk" hehehehe. Teman-teman saya di lab plus supervisor sangat happy dengan berita ini. Mereka tahu betapa saya sangat khawatir dengan uang beasiswa saya karena lumayan lama menunggu ya. Tapi akhirnya, uang resmi cair hehehe. Thank you, LPDP. Saya bisa meneruskan riset PhD saya dengan tenang lagi hehehe. 

Setelah toleh kanan kiri, akhirnya saya juga tahu bahwa beasiswa LPDP adalah yang TERBESAR di kelasnya. Maksud saya jumlah uangnyaaa. Karena si Koriakus dan Ram, dapat beasiswa langsung dari sumber yang saya tahu cukup bonafid dan jumlahnya tidak sebesar yang diberikan LPDP pada saya. Mereka mendapat uang 25,000 NZD setahun tanpa tunjangan apapun lagi sedangkan saya masih dapat tunjangan buku sebesar 9,000 NZD setahun. Itu pun saat riset saya masih bisa mengajukan dana tesis lagi ke LPDP, yang tidak didapat oleh Koriakus atau Ram. Hehehe, alhamdulillah, rejeki anak sholeh, LPDP memang yahud!

Anyway, dengan resmi cairnya uang beasiswa ini, saya berencana beli kebab or McD anything untuk memanjakan lidah saya lah. Itu yang bikin si supervisor tertawa kemarin saat mendengar kepolosan saya hahaha. Tapi dasar manusia hemat, pas masuk McD lihat harganya yg rata rata 10 dolar ke atas, yah, nge per keluar deh, males, mahal banget hehehe. 

Three, Saya LULUS DELNA
Yay, ini juga harus dirayakan. Karena saya sangat tegang dengan tes ini. Yah, mungkin Anda bilang, halah Bu NUrul lho, masa takut tes Inggris. Tapi asli lho, saya TEGANG. Mungkin karena yang nge tes asli langsung dari ahli bahasa Uni Of Auckland ya, jadi saya agak takut inggris saya yang abal abal ini kelihatan hehehe. Selain itu, saya dengar si Ram, juga gak lulus, dan ia dari Asia. Ya si Koriakus ya lulus karena dia dari Yunani. Jadi berkiblat dengan kegagalan Ram itulah, saya jadi takut hehehe. Tapiiii....yay, saya LULUS. Inggris saya dinyatakan mencukupi untuk ikut proses akademik. Jadi saya nggak khawatir lagi. Si supervisor juga memberikan selamat atas keebrhasilan saya, karena menurut beliau, banyak mahasiswa Cina yang gak lulus. Beliau bilang saya harus menghargai diri saya sendiri karena ternyata saya mampu tuh. Benar-benar supervisor yg OK BGT!

Four, Saya ikut seleksi Teaching Asistant
Ini juga pengalaman yang gak kalah asyik. Saya submit form minggu lalu dan minggu ini tiba giliran saya untuk perform. Yah saya nggak tahu sih peluang saya ya. Tapi setidaknya saya mencoba. Entah bagaimana performance kandidat lain karena kami dites sendiri sendiri, setidaknya Ram dan Koriakus juga mencoba. Yang jelas, saya senang saya ikut seleksi ini. Yah hitung hitung asah kemampuan mengajar lah. Kalau lulus ya alhamdulillah, saya dapat tambahan dana lagi hehehe. Doakan saya yaaa Readers, semoga saya termasuk uang lulus amiin...

Five, saya beli jaket baru hehehe
Ini sih biasa aja benarnya. Tapi yang bikin amazing, harga jaketnya cuma 10 dollar. Saya sih sudah beberapa kali melewati para pedagang cina itu di pinggir kampus, tapi karena duit yang masih terbatas saya tidak berani singgah. Puncaknya saat jaket saya basah hari Kamis, dan suhu alamak dingin banget. Akhirnya saya pun singgah dan melihat lihat jaket yang mereka pajang. Yay, ternyata ada satu yang saya suka. Bahannya hangat dan ada kain parasutnya agar tetap kering saat hujan. Plus ada hoodienya hehehe. Jadi deh saya punya jaket baru seharag 10 dollar. Yaa mungkin gak baru yaa, itu pasti barang bekas yg dijual lagi, tapi masih ok barangnya. Dan memang, jaket buatan sini memang beda dengan yg dibawa dari Indo. Lebih hangat yang ini. 

Dan....itulah my top five of the third week in Auckland. Senang banget karena sudah mulai beradaptasi. sudah lebih sabar dengan angin dan suhu yang naik turun gak keruan. Namun seperti yang saya bilang, selalu ada hal yang bisa disyukuri dari setiap keadaan. There will always be something to be grateful of about life. 

Happy Sunday there! Stay cool for you yang lagi hot di Indonesia dan stay warm for me, yang lagi kedinginan di Auckland hehehe.

Auckland, 25.10.2015

Nurul Kasyfita

Friday 23 October 2015

The scholarship journey: LOA dulu OR beasiswa dulu?

Hey there, salam hangat dari rainy Auckland.

Amm sebenarnya saya berencana ke kampus hari ini, tapiiii di luar hujan terus nih. Jadi saya agak "malas" hehehe. Happy saturday yaaa kami sudah hampir jam sepuluh pagi disini, sedangkan di Samarinda pasti masih jam lima.

Well, kali ini tentang beasiswa, nukan tentang my PhD journey yg biasanya saya tulis. Edisi ini khusus bagi siapa pun yg bercita cita sekolah lagi, dalam or luar negeri. So, school lover, stay tune with my writing yaa.

Seperti kita tahu bersama, ada banyak scholarship provider. Yang lagi diminati sekali saat ini, ya LPDP, sponsor saya. Itu karena LPDP diperuntukkan bagi semua WNI, tidak tergantung apakah PNS, dosen, etc. Tidak perlu pengalaman kerja, bahkan pengangguran saja berhak melamar. Kalau saya bilang sih, LPDP seperti lembaga yg akan mengubah nasib banyak orang, contohnya saya. Artinya, tidak perlu jadi pegawai dulu untuk melamar LPDP, namun setelah bergabung dengan LPDP, Anda insya Allah dapat pekerjaan.

Selain itu, ada juga yg seperti saya, dosen, kami dapat juga berangkat dengan skema BPP LN dan BPP DN. Namun karena ini dikti, maka yg melamar hanya khusus dosen.

Yang berikutnya adalah embassy atau kedutaan masing masing negara. Anda bisa google kedutaan apapun yg ada di Jakarta, insya Allah ada peruntukan beasiswa mereka. Sebelum memutuskan ke NZ, saya sempat buka web dan sempat HAMPIR mengirimkan lamaran ke Brunei Darussalam. Namun, akhirnya tidak jadi. Biasanya beasiswa kedutaan juga lebih sederhana syaratnya. Anda tidak perlu sudah bekerja, yang penting telah berdiam di negara RI minimal dua tahun. Setiap kedutaan punya nama beasiswa mereka masing masing. ICCR yang dari India, aminef dari US, moffatt yg dari Brunei, ADS yang dari Aussie dan NZAS yang dari New Zealand. Ini panitia NZAS sampai telpon saya ke Auckland hanya untuk memastikan saya mundur dari beasiswa mereka. Luar biasa, kadang saya tu gak menyangka saya lulus banyak beasiswa tahun ini. Ah, Allah Maha Baik.

Ok, sekarang kita lihat mekanismenya. LOA dulu or beasiswa dulu. Istilah sederhana nya, nyari sekolahan dulu or nyari duit dulu.

LOA dulu.
Well, ini mekanisme yang saya tempuh tahun ini. Saat saya melamar beasiswa tahun ini, LOA saya sdh unconditional. Bagi yang belum paham, LOA itu artinya LETTER OF ACCEPTANCE. Ini seperti surat dinyatakan diterima oleh uni yg bersangkutan. Waktu kita melamar, LOA nya biasanya masih conditional yang artinya ada syarat syarat yg blm lengkap, semisal TOEFL, atau ijazah hard copy yg blm diterima pihak uni. Setelah kita melengkapi semua syarat syaratnya, meningkat lah derajat LOA kita jadi unconditional, artinya, diterima 100%.

Saat saya memulai kegilaan mencari sekolah akhir November tahun lalu, saya dinyatakan lulus conditional LOA pada tanggal 13 Februari. Saya ingat banget waktu itu saya lagi duduk di lobby hotel nunggu mahasiswa yang akan mengantar saya liat lokasi TOEFL IBT. Wuih, merinding liat surat LOA itu saudara saudara. Istilahnya waktu saya submit aplikasi awal Desember itu, saya gak berharap bakal lulus di Auckland. Lha, cuma lulusan India lho. Saat itu di surat itu saya hanya tinggal melengkapi dua hal, TOEFL IBT dan fotokopi dokumen hard copy. Gimana gak merinding liat tulisan

WE ARE PLEASED TO LET YOU KNOW THAT YOUR APPLICATION AS A PhD CANDIDATE IN THE UNIVERSITY OF AUCKLAND HAS BEEN APPROVED.

Satu, ini PhD man, bukan cuma master. Dan dua, ini Auckland man, kota terbesar di negara yg sistem pendidikannya setara UK. Nggak mimpi saya lulus di negara sehebat ini.

Well, intinya saya tahu saat itu, surat conditional LOA ini bisa jadi modal besar untuk jual diri ke sponsor. Hehehe, saya selalu bilang, saya jual diri ke sponsor. Lha karena memang gak punya apa apa kecuali diri sendiri.

Dan...mulailah saya cari sponsor. Karena sudah punya surat sakti di tangan saya, meski cuma CONDITIONAL. Sasaran saya dua, saya akan mrlamar ke Dikti, karena itu memang payung saya, dan kedutaan, NZAS, incaran saya. LPDP baru tersirat di benak saya saat ada teman yg mention. Awalnya saya ragu karena umur saya sudah lumayan "uzur" untuk PhD. Eh ternyata saya masih eligible. Alhamdulillah. Plus, University of Auckland ada di list LPDP dan DIKTI juga. Yay...jadilah saya melamar tiga.

Keuntungannya, punya LOA duluan itu bikin kita fokus saat jual diri di hadapan sponsor. Intinya, saya sdh siap sekolah Pak, tinggal di duitin saja. Bahkan saat saya seleksi wawancara di LPDP, saya sudah punya invoice spp sementara, saya sudah punya NIM, bahkan supervisor saya yg baik hati itu, juga menuliskan LETTER OF SUPPORT buat saya. Jadi saat kita memaparkan rencana hendak sekolah, semua surat surat yg diperlukan sudah ada di tangan kita. Intinya ya, minta biaya, karena saya sudah siap sekolah.
Lalu, saat kita sudah dinyatakan lolos beasiswa, kita bisa secepat kilat mengurus perizinan, surat tugas belajar, etc karena tujuan sekolah sudah jelas. Nggak perlu nunggu lagi. Dan proses sekolah pun bisa langsung jalan. Saat saya dinyatakan lulus oleh LPDP pada tanggal 10 Juni, tanggal 11 Juni saya sudah menyambangi rektorat untuk memulai proses tugas belajar saya ke DIKTI. Plus aplikasi visa saya sudah masuk. Dan awal Oktober, saya sudah berada di Auckland, memulai bulan pertama PhD journey saya. Asyik gak tuh?

Kerugiannya, well, biaya harus keluar duluan. Ya minimal biaya mengirim dokumen ke uni tujuan. Saat itu saya mengeluarkan biaya sebesar 140 rb untuk mengirim legalisir ijazah saya ke Auckland. Padahal kan belum tentu dapat ya beasiswanya. Terus, kalau gak dapat ya gigit jari aja ngeliat sekolahan sdh nerima tapi uangnya gak ada. Hik, sedih.

Tapi percayalah, saat LOA sudah di tangan Anda, ada banyak jalan mencari sponsor. Nggak dapat dalam negeri, coba lah sponsor luar negeri. Atau kadang universitas sendiri punya dana beasiswa untuk Anda. Yang penting Anda lolos dulu seleksi universitas. Begitu menurut saya.

Beasiswa dulu.
Yang ini juga gak kalah asyik. Mungkin Anda sudah punya uni incaran. Tapi mikirnya ah, tunggu dpt beasiswa dulu baru nyari sekolahannya. Dulu waktu saya master ke india, saya termasuk yg ikut skema ini. Tapi karena itu cuma master dan memang dari panitia beasiswa mengharuskan kita dapat beasiswa dulu baru mereka yang mencarikan sekolah, serta tdk ada keharusan sudah punya supervisor, jadilah saya ikut skema ini.

Asyiknya, saat ikut skema ini kita gak repot repot ngirim ini itu ke uni tujuan. Cukup kita kirim dkumen ke panitia beasiswa, yay, mereka yg ngurus sekolahannya. Kita duduk manis aja.

Tapi untuk LPDP, tidak berlaku seperti itu lho. Meskipun Anda sudah punya beasiswa LPDP, Anda lah yang tetap harus cari LOA. Dan saat wawancara, mungkin Anda mempromosikan ke LPDP bahwa Anda akan tembus di uni yg tercantum dalam list LPDP yang memang rata rata ranking 100 besar dunia. Nah, setelah LPDP diyakinkan oleh Anda, lalu saat mencari LOAAnd sadar ternyata uni itu berat banget untuk ditembus, disitu deh kalang kabut. Karena tidak mudah bagi LPDP atau pun any sponsor untuk bisa teryakini saat And memilih pindah Uni, apalagi yg rankingnya jauh di bawah uni yang Anda sebutkan saat wawancara. Kalau Anda pindah ke uni yg lebih tinggi rankingnya sih ok ok aja ya. Tapi kalau sebaliknya. Hik, sedih.
Keuntungannya, yay, Anda bisa lebih jual diri ke uni yg Anda tuju or supervisor yang Anda incar. Istilahnya bilangin tuh, ni, saya dah punya beasiswa, terima dong saya. Gitu heheh. Terus saat Anda mengurus LOA juga lebih semangat, karena sdh pasti nih ad uangnya hehehe. Gak kayak saya kemarin, berjuang dengan daya sendiri. :-).

Kerugiannya, Anda tidak bisa cepat memulai study. Anda masih harus berkutat mencari LOA. Selain itu masih ada resiko beasiswa Anda gugur baik karena tidak dpat LOA hingga waktu yg ditentukan, biasanya setahun, atau memutuskan pindah uni yg tidak disetujui sponsor. Ini yang biasanya patut diwaspadai saat kita melamar beasiswa. Kalau seperti saya ke India kemarin ya mudah ya, pihak sponsor yang mencarikan sekolahnya.

Well, anyway, pencarian beasiswa dn sekolah itu tetap worthy untuk dilakukan. Ini adalah proses yang sangat menarik untuk diikuti dan bisa jadi bahan cerita saat kita tua nanti hehehe. Saya alhamdulillah, diberi Allah banyak kesempatan untuk itu. Apapun mekanisme yang Anda tempuh, mau dapat LOA dulu seperti saya, or mau dapat beasiswa dulu, itu di tangan Anda. Yang penting, NEVER GIVE UP. Man jadda wa jadda. Orang yang bersungguh sungguh pasti akan mendapatkan hasil. Dan janji Allah itu benar adanya.

Selamat mencari LOA bagi yang sedang mewujudkan mimpi sekolahnya. Selamat study bagi yg sudah mendapatkan beasiswa dan LOA nya. Dan selamat mencari beasiswa bagi yg sudah diterima LOA nya. Yang jelas, proses mencari sekolah, beasiswa, supervisor, akan menghindarkan kita dari hal sia sia. Kita akan fokus mengejar tujuan kita, melupakan hal hal kurang esensial di sekeliling kita dan yang saya suka, kita menjadi produktif. Jauh lebih produktif!

Long life education. Bravo untuk pendidikan!

Auckland, 24.10.2015.

Nurul Kasyfita

Saturday 17 October 2015

My PhD journey: TOP FIVE OF THE SECOND WEEK IN AUCKLAND

Hey there!

Ini saya lagi dengan tulisan konyol saya. Ammm, mulai minggu ini karena saya sdh officially landing my feet in Auckland, saya akan posting tulisan weekly, yg tajuknya TOP FIVE OF THE WEEK. Ini sih sebenarnya hanya misi bersyukur. Saya yakin, hidup saya memiliki banyak hal yg pantas disyukuri, tapi jumawa banget kayaknya kalau posting segitunya di blog, so I will choose top five best thing I have along the week.

Sebelumnya maaf yaa jika postingan saya memenuhi wall Anda. Itu sih krn tingkat kegalauan mhswa PhD itu tingkat tinggi biasanya. Kami sudah di level agak sinting karena harus "menemukan" hal baru, metode baru, model baru, anything lah, yg harus baru di bawah langit yg sebenarnya nothing is new under this sky. Nah tingkat kesintingan ini di release dg cara kami masing masing, dan untuk saya releasing method nya dengan menulis. Sekalian narsis haha, mengabarkan bahwa saya masih hidup di negara jauh ini. Padahal ya nggak penting juga saya hidup atau nggak ya :-).

Selain itu, postingan weekly ini saya tujukan agar Anda bisa melihat top five of your own life. Jika misalnya Anda membaca saya bahagia meski cuma beli sepatu baru, berarti Anda yg baru beli mobil baru atau hp baru, atau bahkan rumah baru, harus lebih bahagia dari saya. Wong saya yg cuma punya sepatu baru aja bisa bahagia kok kenapa Anda tidak? :-)

Lastly, for those yg tdk suka dg postingan saya, ammm, you'd better close your eyes deh :-). Buat Anda yg bilang "halah segitu aja di share, nggak penting" or yang berkata "ni orang kurang kerjaan ya posting status melulu" or buat Anda yg berkata "wong segitu aja dirayain, saya lho yg punya lebih banyak biasa aja", well, Anda tidak tahu cara menikmati hidup then. My humble suggestion is, close your eyes kalau liat postingan saya either di fb, ig or di blog. Karena, saya gak akan pernah bisa stop posting whatever i feel happy about. It is my method to stay blessed and grareful.

Well, well, lets start for this week. My top five!

One, I passed the university resident selection
Yay, ini kabar ok banget! Saya hampir lompat pas baca email contract offer dari pihak universitas. Saya langsung nyari Koriakus, tapi dia sdg di NMR. Akhirnya saya lari ke supervisor, dan melompat lompat dengan girang di kantor beliau. Beliau juga senyum senang dan bilang "see, you are too worry".
Resident ini ok banget karena meski sewanya 303 dollar seminggu, saya bakal punya kitchen, bathroom, dan semuanya di kmr. Letaknya pun di main street auckland. Keren banget. Saya senang karena meski hostel yg skrg saya tempati cuma 200 dollar, tapi nggak worthy bgt dg sharing bathroom dan kitchen nya. Kitchen msh ok lah yaa krn saya makannya cuma sedikit, bathroom itu lhoo, huaa tersiksa pas lagi perlu eh ada org didlmnya.
Dan yg paling penting, resident ini nggak semua aplikan diterima. Teman saya, Ram, orang Nepal, juga gak diterima entah for whatever reason. Terus seleksinya juga ada pertanyaan WHY WE SHOULD CHOOSE YOU. Dan mulailah saya jual diri disana hehehe. Alhamdulillah, jualan saya rupanya laku.

Two, I started my first reaction
Awalnya bingung, so pasti. Bayangin, latar blkg fkip, sempat master di india, tapi yg dikerjain ini benar benar beda. Saya harus cari prosedur yg mirip mirip, desain rutenya, ngakalin katalisnya atau kondisinya.
Pertama ngerjain tu mau nangis haha. Semua tinjauan pustaka seems useless dan beda dg ilmu lain, kami di kimia harus benar benar reading between the lines. Kadang pustaka ini terlihat ok, tpi ternyata gak ada maknanya utk reaksi yg bakal dikerjain. Skrg saya lagi bingung mikirin solvent yg cocok, tapi ya sdhlah, insya Allah pertolongan Allah itu ada :-). Yang jelas, sekarang mulai sibuk dg hal produktif. Baca jurnal, mikirin mekanisme, semuanya skrg sudah mulai jalan.

Three, saya berhasil puasa
Ini termasuk top five krn saya sempat khawatir tdk bisa puasa krn asma saya yg sering kambuh. Lalu perut saya juga sering dangdut krn cuaca yg super dingin bagi saya. Plus, puasa disini 14 jam krn matahari muncul jam 6 dan tenggelam jam 8 mlm. Kebayang kan, puasa yg durasinya lama, terus dengan suhu super dingin. Tapi alhamdulillah, saya berhasil puasa. Bahkan tubuh saya ajaibnya lebih tahan dingin saat puasa. Itulah kekuasaan Allah, i believe it.

Four, jelaslaahh sepatu baru :-)
I love those shoes. Awalnya saya sedih liat sepatu bawaan dari Samarinda sudah mulai robek. Terus pas browsing toko sepatu dekat hostel, busyet, harganya kok 100 dollar ke atas. Aji gileee mau sejuta aja tuh dlm rupiah. Sedih, pergi lah ke kampus, curhat ke Andrew. Terus yayy, dia browsing dan ketemu deh toko sepatu murah. Dan yg saya senang, saya ketemu si boot dg model yg saya suka. Jadilah beli dua hehe. Alhamdulilah, punya teman yg kayak google map, bisa diandalkan :-).

Five, I got new muslim friend, bisa makan ayam, dan ada teman dinner
Hehe, yang ini lumayan ok. Biasanya di dapur, orang indo tu cenderung diam, krn yg ngomong cas cis cus biasanya Jepang. Terutama Jepang dan Cina temannya banyak di hostel ini. Plus, mereka emang cantik dg rambut berwarna nya. Lha, kita yg berjilbab ini diam diam aja laah di pojok. Umumnya kami sih tdk diganggu krn liat pakai jilbab ya, jdi pada malas ngajak ngomong.

Nah, pas saya masak untuk buka puasa Kamis lalu, disitu saya ketemu bule yg ramah bgt. Dia nanyain disini ngapain, biasa lah kitchen talk. Ya saya sahutin biasa aja, sdh biasa ada yg nanya gitu terus ya udah, gitu aja.

Eh, yg ini beda. Krn guru TK, dia sharing ttg pandangannya ttg pendidikan. Wah, ketemu org education, jadi deh saya senang. Saya diundang observasi ke kelasnya, dan thats it lah. Basa basi pikir saya. Biasaa.

Nah, saat kamis itu sempat mikir enak ya kalau makan ayam. Hehe, tu doa dijawab ma Allah. Esoknya, si teman baru ini menghubungi saya dg bilang dia punya makanan halal dari masjid habis dia shalat jumat. Hoa, muslim ternyata. Saya pas di kampus saat itu. Terus saya bilang masih nungguin reaksi. Kalau mau dinner, duluan aja karena saya masih sibuk dg bayi saya di kampys hehe. Terus dia bilang I WILL WAIT.

Dan alhandulillah, makanannya ayam. Jadilah saya makan ayam yihaa.

Persahabatan pun berlanjut, hampir tiga malam ini kami dinner sama sama. Kadang di ruang makan, atau seperti tdi malam, kami makan di kafe, beli kopi segelas terus makan deh hehe. Yang menyenangkan, saya jadi ada teman ngobrol. Meskipun apa yg kami kerjakan berbeda, tapi it is fun lah punya teman ngobrol by the end of the day. Dan karena muslim dan orang NZ asli, saya seperti jadi punya Andrew di hostel hehe. Kalau di kampus kan teman curhat saya si Andrew. Naah di hostel ada teman baru ini yg menunggu saya pulang untuk bisa dinner sama sama, plus punya tips tips ok untuk cari barang murah di NZ. Minggu depan saya diundang ikut tur bis keliling Auckland bareng dia. Terus next week lagi, kami bakal ikut muslim picnic day di city.

Rasanya saya berdoa minta ayam aja ma Allah. Hehe, tapi ayamnya ternyata ber bonus teman baru. Ah, Allah Maha Baik. Bahkan tadi malam saat saya bercerita kehilangan mie seharga dua dollar, dengan tulusnya ia menyodorkan koin dua dollar untuk menggantikan kesedihan saya hehe, yg tentu saja saya tolak, wong cuma curhat hilang mie masa diganti :.

And, thats about all, folks! Baru dua minggu saya di Auckland. Msh ingat dua minggu lalu saya masih nobody in the middle of nowhere dengan perut kosong dan menangis sesenggukan di kamar, alhamdulillah, minggu kedua ini saya sudah kenal banyak orang, sudah punya tempat tinggal yg lebih ok, sudah punya teman baru.

 I am now officially living in Auckland.

Whats your top five of the week? Find them. Praise them. Celebrate them. Just a humble opinion, though. Anyway, selamat hari Minggu, semoga senin esok, langkah kita dimudahkan amiin. Salam dingin dari Auckland :-).

Auckland, 18.10.2015

Nurul Kasyfita

Sunday 4 October 2015

My PhD journey: A Sky full Of Stars

Hey hey. Ini postingan saya di hari kelima saya di Auckland.

This is honestly, a bright day for me. Seperti judul postingan saya kali ini, A SKY FULL OF STARS. Wel, sebenarnya itu sih lagunya coldplay, yang saya suka banget setel di MP3 player saya saat sedang berjalan kaki menuju atau pulang kampus. Yah, sebagai penyemangat lah intinya. A sky full of stars, seperti kesukaan saya, melihat langit dari jendela kamar Auckland saya.

Hari ini juga, full of stars menurut saya. Saya bertemu dengan banyak orang, yg memberi saya energi positif. Who are they? Well, ini dia listnya, the positive people that brights my day.

1. Jon, the supervisor.
Jelas lah, dia orang pertama yg saya temui hari ini. Kami berjanji ketemu jam 10, dan jam 10 kurang 10 saya sudah sampai di lantai tujuh, tempat beliau berkantor. Beliau sdg duduk di hadapan komputer saat saya tiba. Beliau menyuruh duduk dan menanyakan kabar saya, seperti biasa. Lalu mulai bertanya, apa saya ada pertanyaan untuk beliau. Saya mulai mengungkapkan apa yang saya mesti pelajari, apa harapan beliau ke saya, bagaimana saya bisa mencapai tujuan saya, lalu saya menunjukkan sepuluh goal yg harus saya penuhi di tahun pertama ini, yang jujur, membuat saya pusing sebagai mahasiswa PhD yang baru lima hari lalu tiba di NZ. Ia menutup ke sepuluh goal itu, lalu menyuruh saya fokus untuk tes bahasa inggris, hadir di induction day, dan menyelesaikan modul. "let me worry about this" kata beliau. "you worry your part, i will worry mine ok?".

Setelah itu, pembicaraan kami lebih kepada daily topic. Beliau menanyakan keadaan saya, bagaimana saya beradaptasi, bagaimana di hostel, etc. Hingga saya bercerita tentang cuaca yg seperti MONSTER untuk saya, toilet yang jaraknya jauh dan dingin, sakit perut yg saya derita bertahun tahun lalu dan kemungkinan kambuh karena cuaca yg begitu dingin, asma, dan beliau MENDENGARKAN DAN PEDULI. Hal yang biasanya tidak dilakukan banyak orang.

Beliau memberi kelonggaran besar untuk saya. Jika memang sakit, tidak perlu dtg, cukup email beliau. Jangan khawatir, semua dicover oleh asuransi saya, jangan khawatir, karena khawatir akan membuat saya sakit perut.
Lalu beliau mengambil formulir kartu akses untuk saya. Yang mengagumkan, beliau menuliskan nama pertama dan belakang saya dengan benar. Ejaannya benar, tidak ada satu huruf pun yang salah. NURUL KASYFITA. Nama saya termasuk yg susah ejaannya, sehingga menemukan seorang supervisor yang mampu menuliskan nama saya dengan benar, di formulir yang mestinya saya tulis sendiri, itu adalah AMAZING! Sekali lagi, saya bukan si jenius yg memiliki pengaruh besar, saya terbiasa diremehkan, tidak dihargai, dan saya menerima itu sebagai kewajaran. Namun, beliau menunjukkan saya equal dengan orang lain. Tambahan lagi, beliau menelpon si pembuat kartu akses agar khusus kartu saya, ditambahkan akses ke ruang shalat. Alhamdulillah.

Setelah itu, beliau memberi saya list yg harus dilakukan hari ini. Saya disuruh ke graduate studies, print invoice, ke accommodation office untuk mencari tempat tinggal yg lebih baik, dan ke bank. Beliau bahkan menggambarkan peta bank, agar saya tidak sesat. Dan beliau menyuruh saya kembali setelah semua selesai.

Saya pamit dan berkata, "thank you, Sir". Beliau melirik saya dari komputernya dan berkata "you called me Sir again, just Jon, please". Saya tersenyum lalu pergi.

2. Miss Rebecca dan Miss Dianne
Saya pun pergi ke kantor akomodasi. Ada miss Rebecca disana. Orang yg mengurus airport transfer saya. Ia juga baik sekali dan mengantarkan saya hingga bertemu dengan koleganya bernama miss Dianne.

Nah, dengan miss Dianne ini, saya bercerita tentang kondisi kesehatan saya. Ia ternyata juga tidak tahan dingin lalu berjanji akan membawakan saya kantung air panas hari Jumat nanti agar saat saya berjalan menuju bis, badan saya tetap hangat. Tidak terkira rasa terima kasih saya. Saya menitikkan air mata di hadapan beliau. Saya memeluk beliau dan berterima kasih. Beliau tertawa kecil dan berkata "we are the same woman who can not bear the cold, dear".

Saya menemukan banyak orang yg menganggap saya manja, menganggap kedinginan saya sebagai hal yg biasa, menganggap pertanyaan saya konyol dan bodoh, membandingkan apa yg baru saya capai di hari kelima ini dengan mereka yg sudah berbulan bulan disini. Dan saya diam saja sih, saat mereka melakukan hal itu. Namun, menemukan mereka yg mendengarkan dan peduli, se sepele apapun persoalan saya, itu adalah rahmat. Itu, yg membuat saya, menitikkan air mata.

3. Saleem,  the bank officer.
Ia seorang pegawai bank yg saya temui dengan takut takut hari ini. Saya mendengar bahwa untuk membuat rekening bank harus membuat janji dulu dan harus melalui email. Internet saya sudah tinggal 500 Mb sehingga saya memilih mampir langsung dan bertanya pada mereka. Namun, tentu saya takut jika salah, dianggap konyol, atau bahlan ditertawakan.

Lalu, si Saleem ini menyalami saya dan saat saya bertanya "may i ask you a question." Ia menjawab "definitely". Saya pun betanya apa bisa membuat janji dg dtg langsung ke bank. Ia tertawa dan menunjuk counter untuk saya. Again, tidak ada masalah yg sepele untuk mereka. Bagi mereka, masalah setiap orang adalah sama pentingnya, sama urgentnya. Tidak ada yg salah dengan bertanya, sekonyol apapun itu.

4. Again, Jon, the supervisor.
Saya kembali ke kantornya. Dan karena saya tidak punya kartu akses, saya menunggu ada yg keluar dari ruangan, agar saya bisa masuk. Si Jon, sebenarnya sudah memberi saya nomer telpon kantornya, agar ia bisa membukakan pintu untuk saya, tapi kesian. Jadi saya menunggu saja.

Saya melihatnya lagi lagi di depan komputer. Ia kaget, saya sudah selesai. Lalu menyalakan heaternya untuk saya, karena tahu saya tidak tahan dingin. Entah kenapa, saya batuk, tanpa henti, hingga keluar air mata. Ia bertanya "what, is it asthma now?". Saya berusaha recover, lalu ia mulai mengomentari tulisan saya. Padahal, ya ampun, itu tulisan ecek ecek, tapi komentarnya adalah EXCELLENT WRITING. Saya menunduk saking malunya. Lalu beliau menyuruh saya beli beras ke downtown. Saat itulah saya memberanikan diri bertanya, bolehkah saya meminjam bukunya jika nanti saya perlu. Maksud saya, dibawa pulang.

Ia berdiri, memilih satu buku organik tebal, lalu berkata "this is for you. This is a gift from me, as my thank you for joining my group research". Haaa, satu kalimat yg terucap pertama di bibir saya, ALHAMDULILLAH, ALHAMDULILLAH, THANK YOU, THANK YOU, SIR, oh No, JON, stupid, fool me". Dan beliau tertawa lepas. Lalu menyuruh saya membawa hari ini buku tersebut. Tapi lalu saya ingat harus beli beras. Jadi saya bilang "amm, not today, Sir, eh, Jon. I will carry rice today". Eh, beliau menggoda dengan bilang "so, you dont want this book?". Saya terbelalak dan bilang "noooo, i want it, but not today".

Beliau tertawa lagi dan bilang "i am joking". Lalu sebelum saya pergi beliau berkata lagi "Nurul, stop worrying, you will be fine".

Dan itulah my bright fifth day in Auckland. Saya pun berjalan kaki menuju downtown dan mengcapture Albert Park, the harbour, pertokoan, dan saat turun dari bis mengamati mount eden yg berdiri megah di belakang perumahan saya. Dan meskipun masa depan saya masih belum jelas di Auckland, saya merasa beruntung, sangat beruntung, berada disini.

Seperti lagu Coldplay yg saya dengarkan saat wandering around berjalan kaki, the sky full of stars. My sky full of stars, stars of hope, that no matter how life treats us, there will always be hope!

Auckland, 5.10.2015

Nurul Kasyfita

Once Upon four Years, in Auckland.

Hey hey there!

Entah jam berapa di tempat Anda, tapi di Auckland sudah jam 9.30 malam. Waktu begitu cepat saat ini bagi saya karena saat ini saya begitu dekat dengan kutub selatan. :-)

Saya ingin menulis ini karena baru saja iseng membaca postingan postingan saya selama di India. Jujur, dalam beberapa hari ini saya sedang berusaha menguatkan diri. Cuaca yg benar benar harshly cold untuk saya di luar sana itu benar benar sebuah tantangan. Dan jika yang lain mungkin hanya kena demam or batuk, saya terkena imbas ke perut juga. Karena masuk angin, perut saya banyak sekali gasnya dan mudah sekali mencret. Sementara wc disini yg cukup jauh dari kamar dan tidak ada airnya adalah sebuah cultural shocking untuk saya.

Awal saya turun di Auckland, Anda tahu, saya ingin lari, yes, lari, balik, pulang ke Indonesia. Negara tropis yg biarpun panasnya naudzubillah, tapi masih bisa saya tangani. Saya ingat, dulu juga waktu saya pertama kali datang ke India, saya ingin lari juga hehe, sama lah seperti saat ini. So, itu sebabnya saya mulai iseng membaca tulisan tulisan saya yg lalu.

Saat itu saya sadar, hidup juga dulu berat awal di India meski cuaca dan budaya tidak terlalu shocking ya. Dan tulisan tulisan saya dulu itu cukup membuat saya menitikkan air mata mlm ini, jauh dari semuanya. Saya menulis sebenarnya bukan untuk siapa siapa, saya menulis untuk diri saya, mungkin karena itu tulisan saya mudah dibaca orang lain. Tulisan saya seperti halaman buku yg terbuka, tanpa ada hal yg tersirat, ringan, dan berdasar kehidupan riil yg saya punya.

Esok senin, saya harus ke kampus. Saya akan menemui supervisor jam 10 30.  Kami akan membicarakan project dan beberapa hal lain terkait study. Hal yg saya khawatirkan adalah dinginnya cuaca di luar sana. Selama disini, saya selalu keluar ruangan setelah zuhur, agar suasana tidak terlalu dingin. Dan di auckland, pagi biasanya hujan. Saya punya penyakit asma juga, itu juga perjuangan berat untuk PhD ini. Tapi ah, masa saya tidak survive?

Jumat lalu, saat di kampus, saya menolong seorang mahasiswi berkebangsaan china. Ia buta dan hanya mengandalkan tongkatnya untuk berjalan. Saat itu saya juga sedang tersesat sebenarnya, tapi bukankah dua orang tersesat lebih baik daripada sendirian hehe. Ia ternyata sedang menempuh master dan baru saja tiba juga di Auckland. Ia berkata, ia akan menuntaskan master ini, no matter what. Seberapa pun berat perjuangannya.

Saat itu saya belajar darinya. Masa saya yg sempurna ini kalah semangat dg dia? Well, yeah, saya mungkin tidak se sehat orang lain, tapi kan saya tdk cacat? Hanya ada keluhan di perut dan di pernafasan.

Mengingatnya hari ini dan membaca postingan saya selama di India, menguatkan saya. Saya punya banyak agenda minggu depan ini. Here are the list:
1. Saya harus bertemu si prof eh si Jon besok. Beliau akan mulai mengarahkan saya ke project saya. Bersyukur karena orang ini begitu humble dan really a good supervisor.
2. Saya sudah booking session di doctoral induction program. Ada banyak hal menarik disana ttg bagaimana menyelesaikan PhD ini dengan sukses. I am looking forward to it.
3. Saya sudah terdaftar di DELNA. Itu tes diagnostik bahasa inggris untuk akademik di Uni of Auckland. Fiuh, meski pun sudah melulusi TOEFL, kami tetap di tes ulang disini. Tadi saya sudah mengerjakan versi online nya, dan rata rata saya benar 5 dari 7 pertanyaan. Semoga bisa benar ketujuh tujuhnya saat tes nanti amiin.
4. Saya juga mendaftar untuk training safety for NMR. Si Jon yg memberikan formnya kmrn dan hari ini sdh saya submit.
5. Saya juga punya full thesis submission yg harus diselesaikan dalam enam bulan ini dan satu literature review yang akan disubmit awal tahun depan, untuk itu, saya juga mendaftar course yg menarik, seperti academic writing, thesis structure, dan banyak lagi yg saya ikuti.

Menarik? Ya, itulah hal yg membuat langkah saya kuat menempuh dingin di luar. Saya menganggap menuntut ilmu ini adalah jihad saya. Tidak ada yang salah dari kegiatan saya saat ini, saya sedang menuntut ilmu. Dan meski tidk mudah, maka saya harus berjuang. Karena itu intinya jihad. Tidak ada jihad yang simple. Kalau cuma duduk duduk terus dibilang jihad, ya ke laut aja.

Tentu, tidak mudah meninggalkan the comfort zone. Sebuah negara tropis dimana suhu sangat bersahabat dengan kita. Bersyukurlah kita hidup dilewati garis equator itu, dan lihatlah pengaruhnya pada mereka yg jauh dari garis itu. So, jika saat ini Anda menggerutu kepanasan, pls, baca ini postingan. Jika saat ini Anda nge dumel karena sistem Indonesia yg Anda anggap patah, see my writing. I do miss Indonesia.

Dan yah, itulah postingan konyol saya mlm ini. Sudah jam sepuluh malam disini tapi karena di Samarinda masih jam lima, mata saya belum juga bisa beradaptasi. Postingan ini akan jadi kenangan manis saat PhD sudah tergenggam. Mungkin empat tahun lagi saat saya membaca ini, saya juga akan menitikkan air mata sama seperti saat saya membaca postingan saya saat di India. Jadi, menulis itu bukan paksaan untuk saya. Menulis itu adalah deposit kekuatan. Saat saya sedang memerlukannya, saya akan kembali ke tulisan tulisan saya sebelumnya karena saat saya menulis itu, saya menitipkan deposit kekuatan disana.

Semoga saya bisa melewati PhD ini dengan baik, amin. Karena seperti saya bilang, saya tidak merasa bangga dengan kuliah ini, atau beasiswa ini, saya merasa ini tanggung jawab. Ini amanah, dan saya harus selesaikan ini dengan sebaik baiknya. Saya juga bukan si jenius, yg memilki empat sampai lima LOA lalu memilih salah satunya. Bukan, saya cuma melamar ke Auckland, dan diterima, thats it. Bagi saya, bisa berada disini itu anugerah. Saya hanya berharap, saya cepat beradaptasi dengan cuaca, agar saya bisa beraktifitas maksimal dengan segera. Amin.

Mohon doakan saya ya. Semoga esok tidak hujan pagi pagi. Atau jika pun hujan, Allah memberikan kehangatan di tubuh saya untuk bisa melewati itu semua. Insya Allah, doa Anda untuk orang lain, juga bermanfaat untuk Anda.

Ok lah, saya coba tidur. Sudah jam 10. Saya harus bertemu si Jon besok. Terima kasih telah membaca hingga baris ini ya. This is, my jihad. Jihad for knowledge. Insya Allah.

Selamat tidur dari Auckland.

04.10.2015

NURUL KASYFITA