Friday 5 October 2018

Mengidentifikasi Pertolongan Allah! A Tawakkal Story...

Tulisan kali ini berbeda. Isinya bukan curhat atau ngasih tips tapi cuma deskripsi semata. Mungkin bisa diinterpretasikan sebagai ungkapan syukur atau apapun terserah saja. Yang penting hanya ingin menulis saja. Tentang hidup. Yes, LIFE. 

Before you continue I just would like to say that my life was painful before tapi terus terang saya tetap CERIA. Saya dijauhi, di hujat banyak orang hanya karena jalan hidup saya tidak sama dengan orang kebanyakan. Saya juga ditinggalkan banyak orang, mostly saat pedih itu saya hadapi sendiri. Yaa kalau lagi sedih ditelan saja, itu intinya, toh esok pasti beda lagi episodenya, itu saja prinsip saya hehe. But now, I think it is worth noted bahwa hidup sekarang begitu berubah. Tentu saja yang namanya hidup, selama kita berusaha pasti akan ada perubaha. Right? And I do think setelah saya memilih mengakhiri pernikahan yang menyakitkan 6 tahun yang lalu itu, hidup saya bertambah baik dan baik. Dimulai dengan hanya 3 bulan setelah saya memutuskan berpisah saya dapat beasiswa ke India. Yeah, saya memang tidak lagi dapat tunjangan PNS saya tapi saat itu saya percaya gelar dari India itu bisa membuka jalan untuk saya. Dan pergilah saya selama 2 tahun. Di India pun, yah, meski saya banyak ber hemat tapi hidup tidak kejam kejam amat, masih banyak yang bisa disyukuri menurut saya. Saya bisa beli motor, menyewa rumah untuk diri saya sendiri dan hidup saya DAMAI. Pagi saya kuliah hingga jam 12, lalu shalat zuhur dan lunch lalu praktikum hingga jam 5 sore. Pulang, saya memasak lalu belajar lagi sampai jam 11. That's it. Dan prestasi saya juga tidak buruk buruk amat, mostly saya bisa menguasai pelajaran dan lulus tepat waktu. Dan saya pun pulang ke Indonesia di 2014. 

Saat itu saya dihantam lagi dengan pemotongan gaji hingga hampir separuhnya. Tapi itu pun malah membuat saya dapat pekerjaan kedua di sebuah kursus besar. Saya ketemu banyak orang hebat, saya malah menghasilkan jauh lebih besar dari gaji PNS saya dan bisa terbang kesana kemari mengurus beasiswa. Saat paceklik ini juga malah saya dapat tawaran S3 ke New Zealand, meski saat itu saya belum tahu bisakah saya lulus beasiswa. Meski gaji saya yg resmi cuma 1 juta 750 ribu yg habis untuk kos dan memberi Mama uang bulanan, saya masih bisa booking TOEFL iBT dan ber pesawat kesana kemari untuk interview beasiswa. Saya ingat di ujung 2014 saya sudah punya sederet rencana untuk 2015. Sesuatu yang tidak saya sangka akan bisa saya rencanakan dengan gaji resmi hanya 1 juta 750 ribu rupiah. Dan FYI, dua dari tiket pesawat saya waktu itu DIBAYARKAN oleh murid di kursus tempat saya mengajar, coba, betapa besar kuasa Allah!

Dan saya lulus 2 beasiswa. Imagine that, di 2015 saya memilih kontrak S3 untuk ke New Zealand. Dan meski awal datang ke negara ini saya takut tak bisa survive mostly karena saya ini tidak modern dan tidak punya uang banyak (kalau ada apa apa) bagaimana saya menopang hidup. Apalagi PhD saya lumayan berat di bidang green chemistry. Dan yak benar, saya diberi ujian lagi hehe. Saya kena DEPRESI di luar negeri! Saya tidak bisa ke lab lagi, badan saya tidak bisa dipaksa lagi, that was March 2016. Waktu saya mikir "bagaimana ini mengembalikan nilai kontrak yang sudah berjalan? Kalau meneruskan pun uang dari mana, wong setahun SPP itu hampir 100 juta rupiah. Maju kena mundur kena ini". Dan saya sudah berpikir pulang saja, lalu bayar pemerintah dari gaji tiap bulan. But you know what, sekali lagi Tangan Allah datang. Saya malah PINDAH ke Education! Dan hari pertama saya pindah saya malah dapat JOB. ALHAMDULILLAH! Dan ajaibnya, semua pihak AGREE saya pindah. Beasiswa, imigrasi, supervisor, semua Dijalankan oleh Allah! 

Setelah itu saya kira hidup akan berjalan datar saja. Tapi ternyata TIDAK! Masih banyak kejutan Allah SWT setelah itu. Mama saya meninggal, yang cukup melumpuhkan saya di 2017. Saya booking next day international flight seharga 13 juta rupiah, imagine that, betapa sintingnya saya yang super hemat dan penuh rencana itu nge booking tiket semahal itu. Tapi saya berhasil mengejar kesempatan bertemu Mama dan sata pulang ke New Zealand, uang tiket itu DIGANTI oleh uang berduka dari University of Auckland. 

November 2017 saya pulang lagi ke Samarinda. Kali ini dibiayai beasiswa. Selain ambil data, saya juga punya rencana lain yaitu meunutaskan urusan saya dengan masa lalu yang tak ingin menyelesaikan surat perceraian dan "menggantung" saya selama 5 tahun. Dulu saat ke India saya sudah bayar pengacara dengan tabungan saat itu tapi kasus gagal karena saya tidak bisa hadir karena saya sedang di India. Setelah itu? Gak punya uang lagi hahaha. Dan kali ini saya menyewa PENGACARA yang sama, tapi dengan bayaran jauh lebih besar. Kali ini saya siap habis habisan memperjuangkan hak saya untuk jadi wanita ber status jelas. Dan saya BERHASIL! Meski ada ancaman waktu yang tidak cukup karena saya harus kembali ke NZ setelah 12 minggu ternyata 8 minggu saja proses selesai! Begitu DIMUDAHKAN! 

Dan saya beli RUMAH tanpa hutang! Sesuatu yang tidak saya sangka juga akan bisa saya beli dengan gaji saya yang segitu gitu saja (FYI, sejak 2015 gaji PNS saya hanya 3,5 juta karena sertifikasi tidak bisa cair karena saya sekolah).  Imagine that, matematika macam apa ini? 

After that, saya kembali ke NZ dan MENIKAH! Kami membayar seluruh proses surat menyurat disini dengan dollar! Sebulan setelah itu, bulan April 2018, kami malah bayar ongkos haji yang hampir 103 juta rupiah! Dan saya bayar sendiri juga, suami saya tidak membayarkan ongkos naik haji saya. Jika kita hitung dari uang beasiswa yang 2000 NZD sebulan plus bayar apartemen 1200 NZD dan sisa 800 NZD sebulan belum termasuk ongkos makan itu, matematika darimana saya bisa mengumpulkan 11 ribu dollar hanya dalam waktu sebulan? Karena uang saya sudah terpakai semua untuk beli rumah tanpa riba itu. Dan haji saya pun LUAR BIASA. Saya Ditempatkan Allah di clock tower Makkah-bersama rombongan orang Eropa dan Amerika. Masjid Al Haram pun hanya hitungan langkah dari hotel kami. Di Mina pun, saya berkumpul dengan rombongan Eropa dan Amerika. sesekali saya melihat rombongan dari Indonesia dan berpikir betapa ajaibnya Allah Memberi saya jalan hidup. Saya menikah dengan bule muslim NZ lalu pergi haji dari negara ini. 

Pulang haji, saya pikir, ok, selesai semua pengeluaran besar ya. Eh ternyata tahun 2019 kami malah booking tiket kapal pesiar ke Australia, booking balon udara, booking tiket ke Indonesia. Itu juga saya bayar sendiri. Lalu saya juga sedang menyiapkan uang tiket ke Eropa. EROPA! Imagine that, mana ada PNS golongan IIIC yang lagi sekolah dan cuma sisa 800 NZD sebulan uang beasiswanya bisa mengumpulkan uang tiket ke Eropa? Yang lebih ajaib lagi, uang 11,500 NZD yang saya setorkan untuk haji awal tahun ini, sudah RECOVER. Allah sudah Mengembalikan saldo tabungan saya bahkan LEBIH dari sebelum saya berangkat haji! Subhanallah, bahkan saat saya mengetik ini, saya meneteskan air mata. 

Let me tell you how life sekarang ini berjalan. Pagi saya akan digendong suami bule saya ke WC hehe saking malasnya saya berjalan ke WC kalau pagi. Lalu saya shalat subuh berjamaah dengannya. Lalu saya memilih baju dan aksesoris yang hendak dipakai. Setelah itu saya dan dia bekerja. Ia cuma guru TK dan supir bis on weekend, tapi Allah Mencukupi kebutuhan kami berdua. Lalu ia akan SMS saya bilang sudah tiba di tempat kerjanya. Saya bekerja, sampai sore jam 5 lalu kerja lagi di facility sejam berikutnya. Pulang, kami nonton Big Bang, ketawaan lalu shalat Maghrib berjamaah. Dinner, lalu saya akan belajar dan ia juga membaca di mejanya. Dan kami pun tidur untuk bangun jam 4 pagi dan memulai hari kami dengan tahajjud dan saya teruskan dengan membaca Quran menunggu subuh. 

Luar biasa damai, luar biasa cukup. Luar biasa saya Ditolong Allah SWT. Melewati masa masa berat pasca perpisahan itu, menyelesaikan surat saya yang DIGANTUNG selama 5 tahun, mengembalikan harga diri saya. Dan semua itu jika kita lihat hanya MATEMATIKA ALLAH yang berjalan. Kalau Matematika saya wah sudah tidak survive saya ini hehe. 

Maka saya bersyukur saya banyak ditinggalkan orang saat perpisahan saya itu. Saya melihat manusia berubah dan sadar saya tak boleh menggantungkan apa apa lagi pada manusia tapi hanya pada Allah SWT semata. Dan saat saya minta tolong pada-Nya dan Ia Menolong saya, saya mendapatkan SEMUANYA! Tangan-Nya lah yang telah Menolong saya selama ini. Matematika-Nya lah yang Berjalan selama ini sehingga 1,7 juta itu cukup di Samarinda, 10 ribu rupee itu cukup saat di India, perjalanan haji 11,500 NZD itu terbayar dengan mudah, 13 juta rupiah pengacara itu terbayar sempurna, rumah itu terbeli tanpa riba. 

Jangan putus tawakkal hanya pada Allah SWT. 
Saya sudah membuktikan KUASA Nya!
Auckland, 6 Oktober 2018, 

-Nurul Kasyfita Church-

Image result for tawakkal image