Wednesday 16 September 2020

The Cherry Tree Festival Romance

Yup, it’s me again.
This time Mau cerita betapa romantis nya lelaki yg menemani saya kali ini. He is a kiwi, lahir dan besar di Auckland. Perhaps Karena dia westerner ya, treatment nya ke istri itu luar biasa. Meski kami berbeda usia 14 tahun, Tidak menghalangi nya untuk ttp romantis, playful dan bikin saya senyum senyum terus. I can only say pernikahan kami luar biasa Indah sampai sampai kadang saya takut kehilangan nya. Something yg sdh lama Tidak berada di hati saya karena terus terang sejak kehilangan anak saya, i chose to NEVER ATTACHED dengan siapa saja. Yaaa jaga jaga biar nggak sakit aja sih. Berat soalnya kalau sudah tersakiti itu. So, untuk amannya saya memilih untuk Tidak terikat dengan siapapun di dunia ini. Toh suatu saat secinta cinta nya kita dg mereka kita or mereka harus terpisah juga dengan kematian.
But with this guy, I can’t help it. Saya benar benar jatuh cinta, attached dan takut kehilangan nya. Ia begitu indah, begitu mencintai, masya Allah, Tidak bisa lagi saya menggambarkannya.
Contoh kecil, ia suka membelikan saya bunga, 2 kali sebulan. Imagine that, betapa gilanya. Bunga pertama di tgl 11 karena itu hari ulang tahun saya, yg kedua tgl 22 saat kami pertama bertemu. Ia bilang ia merayakan tgl 11 itu karena saat itu saya, wanita yg dicintai nya terlahir ke dunia, dan tgl 22 karena saat bertemu saya hidup nya baru dimulai. Sungguh manis sekali ucapannya.

Other than that, sweet little thing, kayak mijitin pas saya belajar, nge belai rambut, cuddling saat ia baru pulang kerja, ngambil minum saat ia sudah tidur sebenarnya. Really, dia Tidak berasa kayak suami, berasa kayak kawan saja. Kawan yg sangat baik. 
Anyway, selain perhatian perhatian manis itu, ia juga sering membawa saya liburan or melakukan hal seru saat weekend. This weekend ia propose untuk membawa saya melihat cherry tree festival di Waikato. Oh my God, you know saat dia book tiket itu, very romantic. First, ia kirim foto cherry tree di messenger saya. Lalu ia kirim dua tiket dan minta di print kan. Terakhir, ia bilang would you like to witness the famous Waikato Cherry tree festival with me, darling? Itu coba siapa yg nggak senyum senyum sinting. Pasti nya siapapun melting dan flying without wings hahaha. At that day, saya print tiket itu sambil senyum senyum sendiri. Ngerasa Kok ini kayak di film yak hehe. I can’t believe di usia yg 40 tahun ini, saya masih bisa merasakan sembriwing nya cinta. Masih bisa merasa kayak anak remaja yg dag dig dug nunggu malam Minggu tiba. Dan emang gitu rasanya, melayang luar biasa. Kemarin pun saat saya bilang ke manager beliau bilang nggak semua lho laki laki begitu. Kau ini beruntung Nurul. Well I guess I am. As I said hidup saya itu emang nggak sempurna. Banyak tragedi dan drama di dalamnya. Tapi selalu ada hal baik yg terjadi selain difficulties itu tadi. Seperti perceraian saya, eh malah membawa ke gelar S2 dari India lalu S3 ke New Zealand. Which then lead me ke jodoh saya. Yg juga memberi saya opportunity bekerja, meluaskan kontak saya di luar negeri. Terus suami kena kanker, Beasiswa abis, eh itu malah lead ke dapat pekerjaan tetap plus residensi di negeri ini. So meski hidup penuh up and down Tapi tetap ada silver lining nya Alhamdulillah. 

Dan bayangkan di pernikahan pertama itu saya pernah lho sampai nangis just to ask for a kiss dari mantan saya. Itu saat mau pergi kerja nyari duit lagi, pas diantar ke terminal bis. Nggak juga ia mau kiss. Padahal minta cuma itu aja. Kalau lelaki yg sekarang nggak diminta pun ia nge kiss berkali kali hingga saya yg sering bilang “why do you kiss me”. Terus sama lelaku yg dulu itu baru setahun kita nikah, kita pisah tidur. Awalnya karena dia ngorok super keras Jadi anak dan saya sering terbangun. Tapi dia kayaknya menikmati banget tidur sendiri itu, akhirnya saya Tidak merasa berteman lagi dan lebih berteman dengan anak saya. Kemana mana juga jarang ditemani. Mentang mentang istrinya mandiri dibiarin aja gitu kesana kemari. Beda dengan si bule ini. Selalu pingin sama sama selalu ingin bersama. You know one night ia pernah tiba di rumah dari nyetir bis nya. Lalu kita cuddling dia masih pakai seragam gitu. Terus karena kita berdua capek, tertidur aja gitu dengan posisi spooning. Saya tertidur di dalam dekapannya. Dan itu bukan posisi luar biasa buat kami. Almost every night kami tidur dg posisi berdekapan seperti itu. Tapi yg luar biasa malam itu adalah ia yg baru tiba di rumah langsung mencari saya di ranjang, kita cuddling, ceritaan, hingga tertidur. Bangun udah tengah malam gitu aja baju belum ganti lampu belum mati. You know, hal seperti itu nggak pernah terjadi dengan si masa lalu. Dia selalu asyik dengan kedinginan nya, saya sibuk mengurus anak. Pernikahan yg kering, hambar dan bikin sedih saat mengenangnya. Not to mention ada banyak hal yg membuat saya kecewa. Contoh kecil ya minta di text. Dia nggak pernah perduli buat nge text istri dengan hal yg se remeh temeh apapun. Beda dengan si kiwi. Baru tiba di kantor nge text. Liat burung or Pohon cantik di jalan nge text. Mau pulang nge text. Padahal dia sibuk lho, kerjanya nyetir. Bukan duduk di bekakang meja kayak si masa lalu. Tapi tetap dia sempat kan nge text istri. Itu bedanya. 

I am sorry lah ya saya jadi nge bandingin gini. But really, pernikahan itu nggak cukup cuma ijab kabul saja. Harus ada usaha juga. Kalau nggak ya jgn marah saat cinta layu terus wanita ini berlalu. Karena really, saya nggak bisa stay bersama orang yg nggak bikin saya bahagia. Buat apa? Belum lagi kalau malas mengusahakan pernikahan ya jgn nge cewain lah minimal. Ini sdh malas sering nge cewain lagi. Emang istri ini apa? Robot gitu yg nggak punya hati. Terus terang saya nggak bisa berpura pura gitu. Kalau saya nggak happy saya pasti pergi. 
Anyway, after being di pernikahan yg cold itu, now Allah Balas dengan pernikahan yg super hangat masya Allah. Luar biasa happy nya saya kali ini. I feel secured dan saat dia memeluk itu, damaaai banget! He is one best hugger in this world!

Dan Cherry Tree festival itu salah satu romantisme nya. This weekend, Insya Allah. Really can’t wait!

Auckland, 17 September 2020.
Istri yg sdg jatuh cinta ke suami nya.

(Im)possible reunion?

So, here we go. 
Baru selesai berkomunikasi dengan kawan kecil itu. Kami membicarakan ia yg 40 hari lalu meninggal. Kawanku bilang orang orang mengenangnya sebagai orang baik. Membangun masjid, baik dengan murid, menolong banyak orang. Membuatku mengernyitkan dahi. Jika ia sebegitu baiknya kenapa ia begitu kejam dg orang tua ku? 
Okay I agree, I deserve dimusuhi olehnya. I deserve dijauhkan anak olehnya. Dan ia pasti punya cerita versinya sendiri kenapa ia merasa benar dg tindakannya. Tapi siapa yg bisa membenarkan apa yg ia lakukan pada keluargaku? Salah apa Abah Mama ku? Mereka sdh berusaha meraihnya, meraih keluarga nya, berbuat baik padanya. Salah apa mereka? Salah apa almarhumah Mama hingga menyampaikan Mama meninggal saja pada kawan kecilku ia menolaknya. Ia pasti merasa jagoan sekali hari itu, saat keluarga kami menangisi mama. Ia pasti merasa menang sekali hari itu saat tetangga memohon dan ia bilang “Tidak”. Aku saja sampai berpikir ia akan hidup sangat lama karena ia terlihat sangat kokoh dan keras memisahkan aku dg anakku, pun keluarga ku.
————-
Karena itu saat aku mendengar betapa baiknya ia di mata orang lain aku mengernyitkan dahi. Bagaimana mungkin seseorang yg bisa membangun masjid sebegitu kejamnya pada manusia lain. I guess setiap kita punya a dark side. Seperti aku, I guess setiap orang memandangku aneh, aloof, cuek. Tapi ada segelintir orang yg bisa melihat aku jujur, tulus, tanpa modus, tdk bisa menutupi kekurangan ku saking jujurnya. Tapi setidaknya aku Tidak kejam dg siapa siapa. Mungkin aku kejam hanya padanya, yg telah Begitu mengecewakan aku. Aku pernah mencintai nya. 7 thn lamanya. Hingga aku menyerah. Terlalu banyak hatiku kecewa. 
——————
But we move on. Abah Mama ku, adikku, kami move on. Aku berangkat ke negeri ini, bertemu jodohku dan jatuh cinta padanya. 5 tahun lamanya aku digantung surat oleh lelaki itu. Agar aku tak bisa lagi melanjutkan hidupku. Luar biasa perjuangan ku menebus surat cerai itu. Hingga aku bebas dan aku pun menikah lagi. Aku dikelilingi orang orang baik, yg menerimaku apa adanya. Lelaki yg Dikirim Allah ini begitu baik hati. Almarhumah Mama pun setuju dengannya, meski ia beda 14 thn dgku. Bayangkan itu. Dan lelaki ini pun tdk kaya. Wajahnya pun biasa saja. Tapi ia baik hati. Ia mendoakan keluarga ku. Ia menghargai hatiku. Aku begitu bahagia bersamanya. Selain mungkin karena ia orang luar negeri yg memang begitu hebat menghargai manusia lain. Tapi ia memang luar biasa.
————
Then lelaki itu meninggal dunia. Dalam keadaan yg begitu mengejutkan ia pergi begitu saja. Aku melihat meski ia bersebelahan tubuh dg kawan kecilku, ia tak kuasa. Saat Allah Bilang “ini sdh waktunya” tak ada seorang pun yg bisa menawarnya. Aku hampir saja memilih berperang dg keluarga itu. Tapi hari ini aku sadar sebaiknya aku mengalah saja. Rasanya hari ini adalah hari dimana aku sempurna melepas nafsu berebut ku. Sekali lagi aku berhasil menekan rasa ingin berebut itu. Aku biarkan kawan kecilku bersama paman dan bibinya, yg sebetulnya tak ada hak bersamanya. 
—————
Terserah lah aku ini hendak didefinisikan apa. Aku hanya mempertimbangkan keselamatan keluarga ku. Keluarga itu pasti tak tinggal diam. Dan jiwa yg pergi itu pasti akan mempengaruhi mereka utk merebut kawan kecilku. Selain itu, sdh 8 thn kami tak bersama. Aku memilih pergi melihat dunia. Memenuhi mimpiku, membawa hatiku yg luka, mengobatinya dg sekolah dan achieving. Sesuatu yg selalu kusuka. Sudah lah, sudah cukup banyak drama di dunia ini. Aku tak ingin bermain dengan mereka. Hidupku sudah damai. Keluarga ku sdh damai. Karena kami memilih tak menuntut hak kami. Karena kami memilih mengalah saja. Aku bahkan menyebut itu pada kawan kecilku tadi. Kami ini keluarga pengecut, tak pandai berkelahi. Kami tak sanggup melawan mereka. Jadi biarlah, kami yg lemah ini, minggir saja. Yg penting saya Selamat, lepas dari kesakitan itu. Mengenai kawan kecilku, biarlah nanti Allah saja. Yg akan Menyelesaikan semuanya....
Aku menyayangi mu nak.

Auckland, 16 September 2020
Me

Friday 28 August 2020

Equanimity: another episode in life

 Auckland, 29 August 2020. 

"I feel sorry I could not save her"
"I feel sorry that I can only save one life and that is my life"
"But I have to live and continue living"
-------------------------------------------
Well well, another episode in life. 
It was Saturday, kami sedang dalam perjalanan menuju Whangarei untuk berlibur. The night before everything seems fine. Aku packing, nonton Rory lalu tidur dengan pikiran esok akan menikmati liburan. 
Then seperti biasa aku post. Tentang pentingnya lipstick merah dalam perjalanan. As usual, postinganku selalu tak penting, Aku suka menulis apa yg ku suka. Tanpa perduli image orang lain terhadapnya. 
Then sebuah text tiba tiba datang. Dari sepupuku yg sudah lama tak menyapa. Bunyinya "assalammualaikum, miss sudah dengar kabar?" Dan ia tak meneruskan. Hanya sepotong text yg kupikir tak ada hubungannya. Tapi aku me review siapa kira kira yg meninggal. Karena bunyi teks seperti itu biasanya karena ada yg berpulang ke yang Maha Kuasa. Aku cek adik dan bapakku sepertinya semua baik baik saja. Lalu aku berpikir mungkin pamanku yg sudah sepuh yang menemui ajalnya. 
Then text demi text berdatangan. Akhirnya aku tahu siapa yang meninggal. Lelaki yang dulu pernah ku abdi selama 7 tahun lamanya. Lalu menjadi seteru abadiku di dunia ini karena aku tak mau lagi menuruti kehendaknya. Dan sebagai konsekuensinya, ia merenggut anakku, memaki ibuku, berteriak pada keponakanku, dan tak lagi mengizinkan siapa pun dari pihak keluargaku melihat gadis kecil itu. 
---------------------------------------------
It was 2012. Di siang hari aku memungut baju bajuku yang dilempar ke lantai. Aku memungut semuanya dan ia bilang "jika kau pergi kau takkan bisa melihat anakmu lagi". Dan aku pergi. Hanya dengan 2 kantong plastik baju saja. Karena aku tahu aku tak tahan lagi. Hidup dalam keterpasungan. Hidup dalam kekangan. Aku memang berbeda dengannya. While aku senang menantang diriku sendiri dan terus memanjat, ia cenderung meenrima saja. Hidupnya stagnan, sedang aku punya banyak mimpi besar sebelum setuju dinikahinya. Aku ingin melihat dunia. Potensiku begitu besar untuk terkurung dalam sebuah bilik rumah tangga. Dan ku pikir ia bisa berpikiran terbuka. Dan mengizinkan aku mengejar mimpiku lalu kami tumbuh bersama. But itulah aku dan ke naif an ku. Harusnya aku bisa melihat betapa berbedanya kami berdua. Tapi bukankah setiap rumah tangga memang berbeda? Dan karena cinta kita pasti ingin mencoba. Siapa tahu kita bisa memadukan perbedaan itu menjadi satu rasa. Lalu bersinergi bersama. Tapi tidak untuk rumah tanggaku. Itu hancur karena aku tahu aku takkan bisa menggapai mimpi besarku jika terus bersama lelaki itu. Dan aku pergi, membawa lukaku. Mengikhlaskan anakku, sebagai balasan kebebasanku. 
-------------------------------------------------
Tahun demi tahun aku lalui sendiri. Aku terus berlari mengejar mimpi mimpiku. Aku senang dendam itu bersarang di dadaku. Aku ingin membuktikan padanya siapa aku tanpa dirinya. Dan dengan izin Allah, semua itu terjadi. Sejak berpisah dnegannya aku menyabet 3 beasiswa. Dua beasiswa bahkan di tingkat doktoral. Aku keluar negeri, menuntaskan mimpiku sejak kanak kanak dulu. 
Bagaimana dengan gadis kecil itu? Seperti janjinya, ia tak lagi mengizinkan ku menemuinya. Tidak juga ibuku, adikku, bahkan sepupu jauh saja. Siapa pun yg terkait denganku tak akan diizinkannya. Dan hiduplah gadis kecilku itu dengan keterpasungan, ketakutan, tidak didengarkan, karena ia tahu tak ada gunanya melawan. 
-----------------------------------------------
Aku memang meraih mimpiku. Aku kuliah hingga S3, di universitas besar dunia, bahkan aku bekerja juga, di negara Barat yang dulu hanya ku lihat di peta sambil berpikir mampukah aku mencapai itu semua. Aku menikah lagi. Dengan seorang lelaki di negeri ini. Lelaki yang memujaku, lelaki yg selalu ingin menemaniku. Aku sungguh mendapatkan hidup yang baru di negeri ini. Aku dihormati, dianggap ada, dicintai, dimuliakan. Tiga bulan setelah menikah kami berangkat haji. Sesuatu yg dulu juga pernah ku usulkan pada lelaki itu. Yg 7 tahun ku abdi. Tapi ia menyuruhku pergi sendiri. Kecewa sekali. Terus terang saat aku berumah tangga dengannya aku tak merasa ditemani. Aku selalu ia biarkan sendiri. Bahkan saat aku minta ia mengisi pulsa hape saja agar saat aku meng SMS nya ia bisa membalas pesanku, ia tak mau. Ia bilang aku harus menunggu hingga masa berlaku kartunya hampir habis sebelum ia akan mengisi pulsa lagi. Baginya "jika aku tak ber kabar, artinya aku baik baik saja". Banyak sekali kekecewaan yang ku dapat di rumah tanggaku bersamanya. 
--------------------------------------------------
Alhamdulillah akhirnya aku bisa pergi haji. Tapi bukan dengannya. Aku pergi bersama lelaki kiwi ini. Aku begitu dicintai. Aku benar benar meraih mimpiku. Aku bebas, aku hidup cukup di luar negeri, bahkan tidak jarang air mataku menetes melihat betapa besar nikmat Allah padaku. Setiap dua minggu aku diberi bunga, apa yang ku inginkan selalu ia beri, meski ia bukan orang kaya. Aku juga berhasil ke Eropa. Aku menulis buku. Aku menang lomba di konferensi internasional. Sungguh terlihat perkembangan dan pencapaianku setelah berpisah dengannya. Alhamdulillah. 
Aku juga hidup dengan ikhlas. Aku biarkan orang orang menggunjingkan aku. Toh siapa aku tak perlu dijelaskan. Kelak biar waktu yang menunjukkan semuanya. Dan memang tetangga mulai melihat seberapa kejamnya lelaki yg dulu pernah bilang mencintaiku. Mereka mendengar saat ia bilang tidak saat tetangga memintanya untuk memberitahu gadis kecilku saat ibuku meninggal. Ibuku seringkali diam diam membawakan makanan untuk gadis kecilku di sekolah. Lalu menyampaikan kabarnya untukku. Aku seringkali khawatir dengan beliau. Karena beliau ber tongkat dan jika lelaki itu melihat ibuku menemui anakku ia akan dengan kejam berteriak bahkan menendang tongkat ibuku. Luar biasa kejamnya perlakuannya pada orang tuaku yang tak salah apa apa. Tapi itulah bayaran yg harus kubayar atas keputusanku meraih mimpiku. Gadis kecilku hilang, keluargaku penuh dengan penghinaan. 
-------------------------------------------------------
Setelah ibuku meninggal aku tak lagi mendengar kabar gadis kecilku. Aku lanjutkan hidupku dengan rumah tanggaku, sekolahku, pekerjaanku. Hingga ia menemukan aku. Ia menyapaku dan bilang ia sangat menyayangi aku. Ia paham kenapa aku harus pergi dan ia juga tak ingin hidup bersama keluarga mantanku. Luar biasa hari itu. Air mataku tumpah saat ia menemukanku. Aku selalu berdoa untuknya saat di depan Ka'bah. Aku minta Allah Mengembalikan gadis kecilku padaku. 
Dan tiga minggu yang lalu, at this moment, kami mendengar kabar itu. Lelaki yg begitu kuat menghalau siapa pun itu meninggal dunia. Aku hanya membayangkan betapa porak porandanya hidup gadis kecil itu. Dan bersiap untuk menjemputnya sebagai orang tua tunggal yg masih hidup. 
Tapi ternyata tidak. Sekarang keluarganya yang berhadapan denganku. Mereka mengambil gadis kecilku seolah ia tak lagi punya ibu. Ia menyuruhnya tidur di lantai, jaga toko, bersih bersih rumah, menjaga anak mereka, luar biasa mereka menggunakan tenaga gadis kecil yang ku lahirkan 14 tahun lalu itu. Tapi sungguh, seandainya aku hanya berhadapan dengan mereka yang berkelahi berhadapan, aku berani saja. Tapi ini adalah orang orang yang tak mengenal negosiasi dan begitu teguh memegang apa yang mereka anggap benar. Mereka tak perduli perasaan gadis kecil itu. Yang mereka pikir mereka hanya sedang mempertahankan marwah keluarga saja. Dan gadis kecilku itu tahu benar akan hal itu. Ia yang memintaku menjauh dan tak perlu menjemputnya. 
---------------------------------------------------------
So, itulah kisahku. Aku hanya punya 1 anak saja yg begitu ku sayang saat aku bersamanya. Dan aku tahu ia juga begitu menyayangiku. Tapi saat ini, kami sungguh tak berdaya. Hanya Allah yg Maha Membolak balik hati yang bisa Merubah ini semua. Karena keluarga mantanku bahkan sudah berencana untuk menyakiti aku dan keluargaku jika aku masih berani meminta anakku bahkan setelah ayahnya meninggal dunia. 
Dan gadis kecil itu pun terus berusaha hidup dengan hidup lelahnya. Setiap hari bangun, membantu membersihkan toko, menjaga anak, lalu malam ia akan tidur di lantai karena itulah yang bisa diberi keluarga itu padanya. Sementara aku tidur di kasur empuk, bersama suami di luar negeri. 
Tapi sungguh, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum aku berani memintanya. Luar biasa efek yang akan dihantamkan keluarga itu pada keluargaku jika aku berani muncul di hadapan mereka untuk meminta anakku sendiri. 
Saat lelaki itu pergi, ku pikir keluarga ini akan me refleksi diri. Ku pikir mereka akan berpikir bagaimana ya jika kita mati. Bagaimana kita mempertanggung jawabkan dosa kita pada gadis kecil ini. Tapi mungkin mereka berpikir inilah kehormatan keluarga yang mereka jaga. Jadi mereka merasa tak melakukan dosa. Aku yang mereka anggap berdosa. Sudah durhaka pada mantan suami dan tak mau menurut hingga menghancurkan rumah tangga. After all, aku tak berhak menghakimi mereka. Biar Allah nanti Maha Pembalas segalanya. 
--------------------------------------------------------------
Equanimity itu artinya ketenangan. Sungguh hidupku sangat tenang. Aku hidup dengan ikhlas dan tawakkal akan kebaikan Allah SWT. Aku tak ingin menghancurkan itu semua. Aku akan terus hidup dengan ikhlas dan tawakkal itu dan tetap menghidupkan equanimity dalam hidupku. Aku takkan terganggu dengan hal hal yang akan membuatku kehilangan itu. Kelak, jika sudah tiba waktuNya dari Allah, maka hak gadis kecilku akan Ia Tunaikan. Aku hanya berharap gadis kecilku kuat melewati ini semua. Terserah bagaimana pun orang lain menganggapi kisahku ini, yg jelas aku hanya menulis saja. Aku tak sedang membela diri. Aku tak sedang membangun image. Aku hanya sedang melakukan satu hal saja: melanjutkan hidup, fokus dengan sekolah, ibadah, pekerjaan dan rumah tanggaku. Jauh dari segala perebutan yang tiada ujung itu. 
Aku ikhlas. Aku mengalah. Kelak, akan sampai waktuNya, Allah yang akan Menyelesaikan ini semua.
Semoga gadis kecilku kuat. Semoga gadis kecilku bisa suatu saat nanti merasakan bahagia. Karena sungguh hidup sudah sangat kejam padanya.
Semoga ia juga bisa merasakan equanimity-ketenangan saat ia berhasil pergi dari semua perdebatan tiada henti ini. Kedamaian dan ketenangan yang kurasakan saat ini. Amiin. 
--------------------------------------------------------------------- 

Thursday 4 June 2020

A Banjar story: Mengadu nasib di negeri kiwi

Hi there,
Saya lagi nih, kali ini ingin bercerita tentang apa saja yang sudah saya dapatkan selama merantau di New Zealand.
Perlu diketahui, New Zealand ini negara mahal biaya hidupnya. Artinya, kalau kita nggak bisa hemat or cari tambahan penghasilan, alamat nggak survive. Here is rincian berapa sih biaya hidup di NZ:
- Akomodasi: ini yg paling mahal, sewa disini per minggu dan nggak murah. Untuk saya sewa apartemen saya meningkat dari 200$, 300$ hingga sekarang 399$ alias hampir 4 juta, per minggu. So, sebulan, sediakan saja 16 juta rupiah, hanya untuk apartemen saja. Harga ini kalau untuk saya sudah include dengan listrik, air dan unlimited internet. Itu pun saya masih harus langganan mobile internet lagi yg awalnya 20$ per month sekarang menjadi 55$ alias 550 ribu rupiah. Mahal!
- Makanan: kalau untuk saya sendiri dulu 20$ cukup hehehe tapii cuma beli roti ama telur wkwkwkw. Kalau sekarang sudah dengan suami biaya groceries kami seminggu sekitar 100$ alias 50$ per orang. Oh ya, biaya ini belum termasuk biaya makan di luar, kami biasa jadwalkan makan di restoran seminggu sekali.
- Fun and entertainment. Ini banyak pilihannya. Bisa liburan yg budget agak gede, or jalan jalan ke taman yg gratisan, or nonton di bioskop yg bisa memakan biaya 50$ sekali jalan. So kami jarang sekali nonton film di bioskop ini, paling sering ya nonton netflix aja di rumah or sewa DVD. Intinya ya nggak bisa selalu jajan di luar, kalau nggak bolong kantong hehehe.

Dengan biaya semahal itu, apa yang saya dapat di New Zealand:
1. SUAMI. Ya, ini tidak disangka, tapi terjadi. Wong saya gak ngincar laki laki kok kesini. Tujuan saya jelas, study, balik lagi ke pekerjaan saya di dalam negeri. Tapi yah itulah jodoh, toh akhirnya ketemu juga disini.

2. PEKERJAAN. Ya ini juga tidak disangka. Awalnya karena saya harus nyari uang buat SPP karena saya pindah PhD, sehingga SPP tahun ketiga harus tanggung sendiri plus tak ada beasiswa lagi. Eh saya malah kecebur di job field di NZ. Dimulai dari notulen rapat dekan, lalu jadi timetabler, sempat nyambi juga jadi receptionist di fakultas plus di student centre dan akhir thn 2019 kemarin, saya diangkat jadi pegawai tetap University of Auckland! Yah walalupun kerjaan nya cuma jadi admin, but it is fun, dan gajinya cukup buat hidup bahkan buat menanggung suami juga yg saat ini kena kanker. Alhamdulillah.

3. HAJI. Iya, ini juga tak disangka. Saya Diberangkatkan Allah haji dari luar negeri. Tanpa antri, biayanya 11500 NZD alias 115 juta rupiah. Luar biasa, uang dari mana itu yak, pusing juga saya hehehe. Wong saya awal ke NZ ini cuma modal nekat 100$ kok hehe. Tapi alhamdulillah, Allah Beri rejeki. Haji dari NZ ini bagus sekali menurut saya. Meski ada kelemahannya yaitu mazhab yg dianut Hambali yg berbeda dg saya yg Syafii. Akhirnya saat bayar dam karena kami melaksanakan haji tamattu' saya bayar dam lewat grup haji Malaysia, agar ada akad dan agar lebih sreg hati ini. Alhamdulillah, akomodasi kita sangat dekat dengan Ka'bah. Kami menginap di Clock Tower Makkah. Subhanallah. Ini bener cerita perempuan Indonesia yang mengadu nasib bawa uang 100$ ke New Zealand hehehe. Allah Rubah hidup saya meski dengan modal nekat saja.

4. RUMAH Iya ini juga tidak saya sangka bisa saya beli dengan pergi ke luar negeri. Rumahnya kecil aja sih, bukan disini lagi hahaha mana tahan beli rumah cash disini. Wong deposit ke bank nya aja 2 M wkwkwkw. So, saya itu pergi dari Samarinda mantan anak kos. Pas pergi jual laptop, jual motor semua dijual biar cukup bekal nih ke negeri ini. Itu pun baru datang uang langsung habis buat bayar sewa hik hik, ya itu yg tertinggal hanya 100$ itu di kantong saya buat makan. Dengan uang itu, menghemat pakai banget, makan roti ama telur aja supaya cukup. Yah, saya kerja serabutan 1 thn dari 2016 sampai 2017 alhamdulillah Allah Mampukan beli rumah di Samarinda. Cuma tipe 36, tapi sudah alhmadulillah banget, mengingat saya dulu anak kos dg kamar seluas 3 langkah saja wkwkwkw. Jika banyak orang ke NZ pakai acara jual rumah di Indonesia, eh alhamdulillah saya malah Diberi Allah rumah di Samarinda. Luar biasa bukan matematika Allah ini adanya.

5. RESIDENSI. Yang ini pun tidak saya sangka. Saya melamar ini karena suami yang kena penyakit kanker dan masih perlu waku lama untuk recovery nya. Suami saya kena kanker rectal stadium 3. Kanker nya sudah diangkat, tapi harus pakai kolostomi bag seumur hidupnya. Kolostomi bag itu kalau disini sih gratis saja. Tapi kalau dibawa ke Indonesia, satu kantung itu 35 ribu harganya. Gimana nggak menangis kalau sehari suami pakai kantung 3? Dokter masih terus me monitor kesehatan suami saat ini. Perlu waktu 5 thn bagi beliau untuk dinyatakan bebas kanker. Karena itu saya sebagai istri terpecah fokus saat ini. Ingin men support suami atau berbakti pada negeri. Akhirnya saya putuskan melamar residensi, agar jika saya masih harus bertahan di NZ sini untuk suami, tak perlu bayar visa lagi. Selain itu jika saya dipecat atau sakit tak lagi harus mikir asuransi, bisa dapat work loss benefit dari negara ini. Tapi ya ngeri ngeri sedap gitu bayar fee nya. Bayangin, 15 juta cuma buat fee visa saja. Alhamdulillah tanggal 29 Mei kemarin approve, dan saya bisa melanjutkan hidup saya kembali disini.

I started my life di NZ hanya dengan 100$ di kantong saya. Kalau pakai matematika manusia nih, gak akan mungkin survive disini. Wong 100$ sekarang cuma cukup makan seminggu disini hehe apalagi buat hidup bertahun tahun tanpa beasiswa lagi. Alhamdulillah, ada matematika Allah yg Mencukupi.

Collectors await 'bright' new $20, $50 and $100 notes on Monday ...

Auckland, 5 Juni 2020,
A week after the residency,

-Nurul Kasyfita-

Tuesday 2 June 2020

Sweet Revenge Series: The 7 Lucky Rings Story

Let me tell you the story of the 7 lucky rings-given by a man who is now my husband.
Saat itu kami sedang shopping di Queen street dan beliau melihat kotak kalung ini:

No photo description available.

Beliau yang tahu betapa banyak yang pernah hilang dari hidup saya berkata:
"I gave you this, just as the spirit, that you can get them back. Not by destroying, not by anger, not by taking it back, but by rebuilding your power, by becoming the new you".
It was 2016-saya masih terombang ambing kena depresi. PhD says di sains karam, saya terancam tak bisa menyelesaikan PhD ini dan mungkin pulang saja ke Indonesia. And I am ready-resiko itu sudah masuk di kalkulasi saya. But as soon as we got this necklace, saya anggap, "okay, this is now a new beginning of the new me". So I started my journey with the 7 lucky rings-and its story.

Let's start with number 1: LIFE
I rebuild this from zero. Hidup saya sungguh pernah awut awutan diacak acak oleh lelaki di masa lalu saya yg tak bisa menerima perpisahan. Ia mengambil banyak hal dari saya, sebagai bentuk marahnya. Bahkan buku buku kesukaan saya sejak kecil pun, seperti Doraemon, buku buku farmasi saya, all were taken. Meski berat, finally saya mencapai tahap itu-LET GO. Saya mengikhlaskan semuanya. Lalu saya memulai hidup lagi. First di India, and now in New Zealand. Dengan segala keterbatasan saya berjuang, menghalau orang orang yg menghujat saya, membangun hidup saya kembali. Through education, saya memperoleh kekuatan saya. I finished my second master degree di India-yg membawa saya kini menempuh S3, di negeri kiwi, yg telah sangat banyak merubah hidup saya. Saya tidak hanya dapat pekerjaan tetap disini, saya juga Diberi Allah suami. Dan semua yang pernah hilang dan direbut itu-perlahan lahan kembali. Hidup saya menjadi jauh lebih baik, orang orang memandang saya berbeda saat ini. Jika dulu saya didefinisikan sebagai wanita jahat, now, saya disebut istri yg berbakti pada suami. Jika dulu banyak yg meremehkan saya dan menganggap saya kecil, now, mereka bisa melihat bagaimana hidup saya bangun lagi. Dan again, bukan dg cara merebut atau menyakiti mantan saya, apa yang ia ambil dari saya usdah saya ikhlaskan, tapi justru saya Diberi Allah yg jauh lebih baik lagi. Saya sudah haji, sudah bersuami, sedang S3, sudah punya rumah, sudah ke Eropa, sudah banyak pengalaman di luar negeri. Sementara masa lalu saya? Yah tetap disitu saja dengan amarahnya. Allah telah Menunjukkan itu semua. Ikhlas lah, maka akan Diganti Allah semuanya.

Now, number 2: FRIENDS
Yup, kawan. Berat sekali perjuangan hidup saya saat sendiri itu. Banyak kawan menjauhi, menghujat, bahkan ada yg terang terangan menyebut saya orang jahat, istri tak berbakti, ibu gila karier, dan banyak sebutan kasar lainnya. FYI, bahkan ada beberapa wanita yg tega meludah saat saya lewat, seolah olah saya ini najis di mata mereka :-). Did I fight back? No. Saya biarkan saja orang orang itu. Toh saya tidak minta makan dengan mereka. Saya tahu, Allah Bersama saya, dan pada waktuNya, semua akan Allah yg Jelaskan, Kita tak perlu membela diri kesana kemari. Trust Allah saja. Mereka itu tidak tahu apa yg terjadi sebenarnya-so cuma bisa menghujat saja.
Now, kawan kawan itu telah Digantikan Allah. Ada yg dulu nge block di FB sekarang nge add lagi. Ada yg dulu gak pernah say hi, sekarang malah baik sekali. Itu karena apa? Karena pegangan kita ke Allah, bukan ke manusia. Allah yg Menggenggam hati mereka-mudah Dibolak balikkan nya hati mereka. Sekarang kawan saya sudah banyak sekali. Ada yg di India, Malaysia, New Zealand, Eropa, Amerika, dan tentu saja kawan di Indonesia. Tulisan tulisan saya banyak disukai tiba tiba FB saya di add banyak orang. Dan satu yg saya tekankan pada mereka: terima kasih sdh jadi orang baik. Thank you, FOR BEING KIND. Allah telah Mengembalikan dan Menggantikan kawan kawan baik saya. Saya banyak sekali mendapat dukungan saat ini. Dan yg terutama, kawan hidup saya saat ini LUAR BIASA.

Let's move to number 3: HEALTH
Wah yg ini juga salah satu perjuangan saya. Saat dibelikan the 7 lucky rings, saya sedang kena depresi. Berat sekali itu. Bangun pusing, makan muntah, melakukan aktifitas berat sekali rasanya. Tapi a konselor disini bilang ke saya "arus depresi itu jangan dilawan, kita akan lelah melawannya. Now, you need to swim along with your depression, then when the time is right, turn around lalu berenanglah ke permukaan". Saya berhasil melewati depresi saya dg olahraga. Saya yg dulu loyo, sekarang kuat lari, nge gym, exercise lah pokoknya. Saya tetap practice puasa Senin Kamis, itu juga bagian dari maintaining kesehatan saya. Detoksifikasi pencernaan-itu istilah saya. Hasilnya? Wajah saya lebih segar, peredaran darah lancar, depresi sudah saya lewati bahkan saya jauh lebih segar lagi, perut saya yg dulus ering dangdutan sudah lewat, luar biasa, sekarang. Hidup saya terasa sangat sangat sehat! Padahal dulu masa lalu saya itu pernah bilang ke saya "kamu tidak akan berhasil, kamu akan sakit dan meminta saya menerima mu kembali". Alhamdulillah, saya terus bertambah sehat sejak membangun hidup saya kembali-tanpa dirinya :-).

Number 4, LOVE, CINTA
Semua wanita yg pernah berpisah, pasti tahu rasanya, tidak pede lagi memulai bercinta. Takut disakiti, takut dikecewakan lagi. I feel that too. Belum lagi para laki laki yg suka PHP. Manfaatin wanita sendiri seperti kami ini seolah kami tak punya hati. Istilahnya, janji manis ke kami, eh nikahnya dg yg lain juga hehehe, banyak yg saya lihat begini. Finally I said to myself, udah, lu fokus ke pendidikan aja. Masalah laki laki, kalau emang datang ya udah jadikan bonus aja. Dan sejak saat itu, saya fokus ke sekolah saja. Tapi toh ternyata, kalau sudah datang jodoh kita, meski kita tak mengejarnya, ia akan menemukan kita. Dan nggak perlu juah jauh nyari jodoh, buat saya mah cukup memasak di dapur komunal aja, pakai piyama, cuek bebek aja dg kondisi sekitar kita, eh ya tetap ada yg nyapa heheh. Dan nggak cuma say hi aja, kalau udah jodoh mah langsung ajak nikah aja, nggak pakai lama lama di PHP nya. So, setelah babak belur dikecewakan oleh cinta, alhamdulillah, justru saat saya tak mencari atau bahkan berharap pada cinta, nah, Allah Mempertemukan saya dg cinta sejati saya. Laki laki baik, menerima masa lalu saya, super romantis, dan mendukung mimpi mimpi gila saya. Saya menemukan itu kembali dalam hidup saya, CINTA.

Now, number 5: WEALTH, HARTA
Nah, ini. Luar biasa dulu saat perpisahan itu. Rumah yg padahal warisan dari keluarga Bapak saya-yg saya beli mostly dg gaji PNS saya-eh direbut oleh si masa lalu hehe. Ya sudah meski itu menimbulkan banyak air mata di keluarga, saya ikhlaskan saja. Eh, cuma 5 tahun setelah itu, Allah Kasih rumah bagus, belinya cash, gak pakai utang. Sedap pokoknya, masuk ke rumah baru terus gak mikir utang. Selain itu ada banyak lagi hal hal kecil lainnya. Kayak baju-dulu baju yg bisa saya bawa itu cuma 2 kantong plastik saja, now sudah banyak sekali baju di lemari saya. Buku-yg direbut paksa gitu, now, saya sudah punya Kindle dg banyak buku elektronik di dalamnya. Gak akan ada lagi yg bisa bakar buku buku saya hehehe. Sekarang semua sdh tersimpan rapi di library kindle saya. Selain itu banyak lagi yg lain, saya pergi haji dari luar negeri, sekarang bahkan sudah dapat resident di negeri ini. Masya Allah, luar biasa Allah Menggantikan apapun itu yg pernah direbut dari diri saya. Meskipun saya ini bukan orang yg menempatkan harta di atas segalanya, but it just feels good bisa membangun semua ini dari nol dan sekarang hidup saya sudah jauh lebih baik dari masa lalu saya.

Number 6:  PEACE, DAMAI
Siapapun yang direnggut banyak hal, lalu dihancurkan nama baiknya, lalu dihujat banyak orang, ditinggalkan banyak kawan, pasti sedih dan susah menemukan kedamaian. Kalau mau dituruti nih, pasti marah dan kesal aja terus tu hidup hehehe. How do I find peace? Funnily, saya menemukan itu justru saat di India. Saat hidup penuh kekurangan, saat melihat banyak kemiskinan, saat melihat betapa optimis dan happy nya orang India meski mereka banyak banget dihimpit kesulitan. Justru saat di India itu, hidup damai banget. Kadang saya menghabiskan malam minggu minum Milo do rooftop rumah saya di India, or, main ayunan di Bogadhi Park. Saya berdamai dengan kehilangan saya, saya tak lagi marah pada masa lalu saya, apapun yg telah ia renggut dan hancurkan dari saya, I accept it. Kesedihan pun berganti dengan kedamaian, saya bisa menghargai banyak hal kecil, tidak hanya kebendaan saja. Saya juga ikut yoga dan belajar bagaimana bangsa India ber sinergi dg alam semesta. Kata mereka sih, nggak ada yg bisa dilakukan orang yg ingin menyakiti kita jika kita DIAM. Katanya DIAM itu zero energy yg kita keluarkan, sdg lawan kita akan terus habis habisan mengeluarkan energinya. Nah disaat itulah kita menang karena kita sdh berdamai dengan diri kita sendiri, dg keadaan dan dengan orang orang yg menyakiti kita di masa lalu. Dengan ini sungguh, hidup saya sangat sangat DAMAI. Dan dengan sendirinya, apap yg pernah hilang itu Digantikan Allah dg yg JAUH LEBIH BAIK :-).

The last one, number 7: HAPPINESS, KEBAHAGIAAN
For this one, tentu saja susah ya menemukan kebahagiaan setelah kita dicabik cabik habis habisan hehehe. Udah dicabik cabik gitu, eh kita dihujat lagi oleh orang banyak, gak dikasih kesempatan, hanya karena takdir hidup kita nggak sama dengan mereka yg lebih beruntung dalam kehidupan. But, really, the ultimate happiness itu justru tercapai saat kita nggak lagi memikirkan apa kata orang, gak lagi pusing dg komentar orang banyak, karena toh yg ngejalanin hidup ini kita, bukan mereka. Mereka sih bisa aja komen sampai ke langit ke-7 juga bisa, tapi kita yg punya kontrol apa kita akan memikirkan komen mereka atau nggak. Kalau saya sih milih nggak ya. Fokus dg orang orang yg baik dg kita, yg udah nggak baik, malas negur, udah toxic, yo wis tinggalin aja. Kalau mereka yg milih ninggalin kita, it's okay juga, berarti sdh sampai takdir Allah nya. Intinya kalau kita hidup udah nggak nge gantungin diri pada penilaian manusia itu, asyik bener dah. Kita bakal fokus dg Allah aja. Saat bahagia tiba, kita syukur, saat ujian datang, kita sabar. Itu aja rumusnya. Tapi beneran, akalu kita milih formula hidup begini, terasa penuh terus itu hati, syukur, syukur, syukur. Itu aja.
Alhamdulillah, sejak berpisah dg masa lalu saya, hidup saya jauh lebih bahagia. Nggak lagi dikecewakan, nggak lagi terasa seperti sapi perah yg dimanfaatkan, saya bebas mengejar mimpi saya, bisa fokus ibadah dan nggak lagi harus sedih. Dan meski masa lalu sudah mengambil banyak skeali dari saya ini, tapi alhamdulillah saya berhasil membangun hidup yg jauh lebih bahagia, tanpa dirinya. Dan tentunya dg suami saya yg sekarang, hidup jauh lebih bahagia.

It's all coming back to me now. Semua yg pernah hilang itu, sudah Dikembalikan Allah semuaaa. Masya Allah, tabarakallah. So, the 7 lucky rings nya berguna nggak? Heheeh, itu cuma kalung biasa. Allah yg Menjadikan ini semua dg Kun FayakunNya. 

Sunday 31 May 2020

Sweet revenge series 1: Lesson learned buat mantan...

Auckland, 1 Juni 2020.

Tulisan ini saya tujukan buat mantan siapa saja dan mantan apa saja. Bisa mantan suami, mantan pacar, mantan kawan, mantan apapun deh pokoknya. Bahwa saat kita disakiti oleh siapapun itu yg dulu pernah dekat dengan kita, akhirnya hubungan pasti akan merenggang dan akhirnya apapun yang dulu kita miliki bersama, berubah status menjadi mantan.

Mungkin kita dulu pernah begitu disakiti, dihancurkan, dirusak apapun yang telah kita bangun. Belum cukup, apa yang kita punya direbut, disikat, karena sang mantan yang tak terima dengan apapun keputusan kita untuk pergi darinya. Dan karena ia tak bisa lagi memiliki kita, maka hanya kerusakan yang diinginkannya di diri kita.

I am familiar with this. Dan terus terang ada banyak strategi membalas mantan yang saya punya. But it will be in another post. Yang ini lesson learned buat mantan dulu, next kalau ada waktu, I will write lesson to teach buat yang ingin balas mantan.
So, ini lesson learned buat mantan siapa saja or mantan apa saja, saya tidak membatasi dimensinya. If you think lesson yang saya tulis ini bisa di terapkan in your own context, monggo, jika yg baca pun pernah jadi mantan siapapun, well, maybe ini bisa jadi lesson learned. So, here we go, let's start the list:
Lesson learned 1: DO NOT HURT
Jangan pernah menyakiti. Karena siapapun itu, kalau selalu disakiti, pasti akan pergi. Semut pun kalau diinjak terus menerus, pasti akan menggigit. So, jangan berasumsi orang yg kita sakiti ini akan terus menerus berada di samping kita, hoho, nggak semua orang mau disakiti terus, se desperate apapun mereka, se penakut apapun itu, suatu saat mereka yang telalu disakiti akan menemukan kekuatannya dan BANGKIT, melawan. Dan saya cuma mau bilang, kekuatan orang yang sudah terlalu lama diam disakiti itu berat untuk dilawan. Karena itu kekuatan yang terakumulasi sekian lama dan berakar dari rasa sakit yang biasanya menghasilkan magnitude kekuatan yang besar dan bertahan lama, so hati-hati, jangan terlalu mudah menyakiti. Jika pun you hurt someone, segeralah minta maaf, karena kita tidak tahu kapan ia akhirnya berontak, melawan dan kau, mantan, akan kehilangan.

Lesson learned 2: APPRECIATE
Siapapun itu, kalau selalu dihina, direndahkan, dianggap tidak ada, kontribusinya dikecilkan, suatu saat pasti akan PERGI. Penghargaan itu penting, dear mantan, dan nggak susah sebenarnya. Kadang cuma bilang terima kasih or recognise apa yg orang lain lakukan untuk kita itu cukup kok. Nggak perlu pakai uang or pakai hadiah berjuta juta, nggak perlu itu. Kadang orang itu hanya perlu kontribusinya dianggap ADA, ia dianggap BERARTI. Kalau ia selalu dianggap nggak ada, dianggap kecil, ya jangan marah ya kalau akhirnya ia pergi.
Tapi appreciate ini juga susah ya mantan, kalau gak punya emotional maturity yang oke. Karena ini harus ngalahin ego, kalau masih ego, masih kepingin nganggap "elo bawahan saya, saya harus dihormati" ya itu nggak bakal jalan. Appreciation kita ke orang lain itu hanya bisa jalan kalau kita bisa menganggap diri kita dan orang lain itu EQUAL. SETARA. Kalau kita nganggap diri kita lebih tinggi ya jelas yg satu raja yg satu budak, gitu aja rumusnya. So, Appreciate, Appreciate, Appreciate. Jangan sampai kurang appreciate, akhirnya yg dimiliki hilang diambil orang.

Lesson learned 3: DO NOT TRY TO DESTROY
Ini pelajaran penting banget nih, ntan (singkatan buat mantan hehehe). Jangan senang menghancurkan orang lain. Karena kalau nafsu kita destruktif, maka energi kita hanya fokus ke yang destruktif aja. Dan percayalah, energi destruktif gitu gak ada baeknya buat hidup. Kalau maunya cuma pingin menghancurkan mantan, percaya deh, pasti gak akan selamat tu misi. Tetap kesandung sana sini, sementara si mantan yg ingin dihancurkan terus berjaya membangun hidupnya. Membangun apa yang pernah engkau hancurkan. Menghasilkan yang pernau kau rebut. Memanen kebaikannya, kerja kerasnya, di tempat yang bisa menghargai kontribusinya. Terus, elu liat mantan tambah jaya, tambah keki, tambah sakit hati, pingin ngancurin lagi, akhirnya nggak fokus ke hidup sendiri. Mantan lu udah kemana mana di dunia, lah lu masih disitu aja, lengkap dengan sakit hatimu hehehe. Makanya hidup itu berdamailah dengan takdir, berdamailah dengan apa yang sudah Diputuskan Tuhan buat kita. Terus juga kan nggak mungkin suatu kejadian terjadi kalau nggak ada sebabnya. Biar bisa lebih konstruktif dan peaceful untuk diri sendiri. Nggak marah marah terus dan pingin ngancurin aja niatnya :-). Karena percaya deh, kekuatan menghancurkan mu itu suatu saat pasti tak akan mampu lagi menjangkau scope sepak terjang mantanmu yang terus menerus berjuang membangun hidupnya setelah kau hancurkan habis habisan. Dan saat itu, kau cuma bisa melihatnya dari kejauhan, tak percaya bahwa itu adalah seseorang yang pernah pengabdiannya kau dapatkan lalu ilang :-)

Lesson learned 4: REFLECT YOURSELF
Ni buat mantan siapapun nih ya, before you start pointing telunjuk ke wajah mantan dan nyalahin terus, coba deh ngaca. Kenapa ya mantan saya pergi, kenapa ya dia nggak tahan dg saya, kenapa ya dia bisa berhasil sekarang dan jauh lebih bahagia sementara waktu sama saya kayaknya tersiksa. Have a mirror, tapi jangan cuma dipasang ke wajah orang lain aja. Turn that mirror around and see your own reflection there. Terus tanya deh ke diri sendiri "do I deserve her?" Pantaskah saya memiliki wanita seperti dirinya? Wanita yang tahu cara menghargai dirinya, tahu caranya menghargai orang lain, gak segan bilang terima kasih, wanita yg recognise kebaikan orang lain dan never take things for granted. Wanita yang tulus dan dulu juga tulus mengabdi buat saya. Terus, kenapa dia pergi? Kenapa ia jauh lebih bahagia sekarang? Meski tanpa saya lagi? Mungkin saya gagal membahagiakannya, then. Karena really, pasangan kita itu cerminan kita juga. Kalau kita nya nggak mampu mencapai level nya, ya jangan marah kalau kita memang bukan untuknya.

Lesson learned 5: PEACE, PEACE, PEACE.
Damai. Berdamailah dengan hidup, dear mantan. Jangan selalu marah marah, ingin menyakiti orang lain, seperti anak kecil kalau maunya tidak dituruti, ngamuk. We are not a child anymore, udah tua. Belajarlah menerima kalau takdir Tuhan memang sudah begini. Jangan menambah luka dengan terus merenggut hak siapapun itu, memisahkan apa yang mestinya bisa bersama, yang mestinya bisa ketemu dengan baik, yg mestinya bisa di negosiasikan. Kalau kita marah di awal awal, ya wajar, namanya juga hidup gak sesuai dengan kehendak kita. Tapi ya setelah years after years, evaluate lagi lah, apa kemarahan kita ini ada gunanya. Apa kemarahan ini akan merubah situasi, apa kita memperbaiki keadaan dengan marahnya kita. Jika lebih banyak mudarat daripada manfaatnya, maka mungkin sudah sebaiknya kita move on dari kemarahan kita dan berdamai dengan keadaan. Memaafkan siapapun yang mungkin menyakiti kita, memaafkan diri kita dan recognise kesalahan diri kita masing masing that leads to the current situation.

Lesson learned 6: WHEN YOU SEE ME
Someday, saat mungkin kita bisa bertemu lagi, I want any mantan to recognise apa yang salah dalam kisah yang lalu, appreciate apa yang pernah ku beri untukmu ya ntan dan pengabdian sebesar apa yang pernah ku dedikasikan, dan tentunya paham bahwa kau tak akan mendapatkan semua itu kembali. Namanya juga mantan, susah buat jadi bagian masa depan :-)
I also want you to NEVER treat perempuan lain seperti yg pernauh kau lakukan. Wanita bukan budak, bukan barang yang tidak punya perasaan. Wanita juga bukan makhluk lemah. Wanita itu pemain bertahan, ia mungkin tak langsung menang, tapi dengan kekuatan bertahannya itulah, ia menang. So when you see wanita itu lagi, mantan, semoga kau bisa melihat itu semua. Betapa ia pernah mencintaimu, lalu kau kecewakan, kau sakiti, terus menerus. Ku harap kau melihat apa yang pernah kau punya, dan tentunya, yang tak akan pernah kembali lagi padamu.

Semoga pelajaran hidup ini bisa jadi hikmah untuk menjadikan kita pribadi yang lebih baik ke depannya, yah mantan. Amiin :-). Dan memang itu tujuan tulisan ini. For a lesson learned, buat siapapun itu, buat mantan siapapun itu. Start learning your lesson.

With all the respect that a mantan deserve,

-Nurul Kasyfita-

Image may contain: text that says 'Dear ex... When you see me today, I want you to recognise What you had, Regret what you've lost, And realise what You're never getting back'

Friday 29 May 2020

The FAITH WINS: the story of becoming the resident of New Zealand

Hi there,
It's been two years I don't write here. Saya agak ber hibernasi akhir akhir ini karena lebih sering post yg ringkas di FB hehe, padahal malah nggak ter archive rapi seperti di blog ini.

Anyway, I would like to make this account alive again setelah dorman selama 2 tahun. Rasanya terakhir saya menulis tentang tawakkal di sini, back in 2018. Many things have happened. Suami saya yg begitu menyayangi saya malah kena kanker, but hikmahnya adalah saya dapat permanen job di NZ, plus a residensi. Buat menembus residensi ini lumayan panjang story nya. Saya juga nggak tahu kenapa apply heheeh, cuma yg appealing itu dengan residensi nggak perlu bayar asuransi lagi.

Padahal benefitnya banyak banget ternyata. Dan banyak sekali yg sedang berjuang melulusinya. Barusan saya baca tentang pasangan suami istri dengan 2 anak mereka asal Fiji. Istrinya awalnya ambil PhD di NZ, tapi nggak lulus beasiswa. Akhirnya harus biaya sendiri dan ditopang suaminya yg bekerja sebagai mekanik di campervan gitu dan karena COVID-19 akhirnya dipecat. Yang sedih, mereka berdua ini plus anak mereka tinggal di NZ dg work dan student visa. Akhirnya anak anak mereka dan suami istri ini nggak bisa minta gaji ke pemerintah, pun anak anak kalau mau ke dokter mahal banget harganya. Saya sih dari dulu juga nggak perlu bayar dokter kalau sakit disini tapi sudah bayar asuransi duluan, hampir 10 juta harganya per tahun. Tapi dengan residensi ini, ke dokter cuma 20$ saja lalu semua ditanggung pemerintah. Yang sedih, suami istri asal Fiji ini sudah melamar residensi tapi masih belum selesai karena si istri belum dapat pekerjaan di NZ dan tidak sanggup menunjukkan kalau mereka bisa support diri sendiri. Sesuatu yang sangat saya syukuri karena saya sudah dapat permanent job dulu sebelum residensi visa saya di review. Itu juga yg menguatkan katanya.

Untuk residensi visa ini saya mencobanya dari jalur partnership. Bisa juga sih memulai dari jalur migrant skilled tapi susah pakai banget karena Anda harus earn minimal 75,000 NZD per tahun or 750 juta. Itu pun harus ngumpulin poin, harus ada leadership skill ya kayak di Indo gitu kayak ngurus pangkat PNS, harus terkumpul berapa poin dulu baru bisa apply. Tapi kerennya ya nggak perlu nikah sama orang sini, yg penting punya kerjaan dg gaji minimal 75,000 per tahun ya bisa apply ini.

Kalau yg jalur partenrship seperti saya, syaratnya: 1) menikah/living together dengan warga NZ or permanent resident NZ; 2) stay together selama 2 tahun. Gitu sih yang saya ingat dan yang paling penting nih berhasil menunjukkan bukti relationship yg genuine dan stable karena banyak banget disini yang setting an marriage nya supaya bisa dapat residensi saja.

Anyway, kok tegang banget sih kayaknya. Iyaaa,  tau tegangnya kenapa? Ini fee buat visa ini adalah 1,450 NZD or sekitar 14,5 juta rupiah. Mihil buangeeet wkwkwk. Lalu yang kedua, rate gagal untuk resdient visa di NZ sini adalah yang tertinggi karena NZ membatasi jumlah imigran di negaranya. Karena meski negara kecil ya mereka juga ingin menghidupi penduduknya dengan sejahtera kan ya hehehe.

Berikut tahap tahap proses resident visa yang saya alami:
1. Persiapan dokumen. Semua dokumen dan check list yang diperlukan untuk visa ini ada di immigasi NZ: https://www.immigration.govt.nz/new-zealand-visas/apply-for-a-visa/visa-factsheet/partnership-resident-visa. Namanya partnership of a New Zealander resident visa. Jadi intinya harus cek kesehatan, sediain police certificate or SKCK kalau di Indo, nunjukkin bukti kalau nikahnya stabil dan genuine (tunjukkin foto di social media, testify dari kawan kerja kalau pernikahan ini nyata bukan settingan, bukti surat nikah, pernyataan orang tua, timeline relationship, kapan ketemu, tunangan, nikah, intinya ya bukti kalau ini tu bukan settingan). Untuuung facebook saya itu beneran kayak timeline hidup wkwkwkw. Jadi mudah nge retrive datanya. Selain itu harus nunjukkin bukti duit tabungan, punya tabungan bersama apa nggak, nunjukin bukti alamat, bukti bill yang dibayar bersama wuih buanyaaaak hahahaha. Saya sampai kayak juling gitu pas nyiapin statement bank saya dan suami. Mereka mintanya 2 tahun terakhir cuuy, gimana nggak banyak. Udah? Yuk masuk tahap 2.

2. Bikin akun online. Caranya mudah banget ya tinggal masuk link INZ di atas, baru masukkin tipe visa yang kita apply, lalu keluar deh cara bikin akunnya. Disini bikin akun imigrasi pakai realme. Terus terang saya baru ini urus visa sendiri, waktu pertama kali masuk NZ diurusin badan visa di Jakarta, VFS namanya. Itu di approve 4 tahun coba, wuih NZ ini emang baek ama saya hehe. Next, tahun lalu saya apply student visa lewat university of Auckland, nggak pernah saya berhubungan langsung dg imigrasi, baru ini saja. Akun online nya cukup sederhana, kita isi data yang diminta baru upload di step akhirnya.

3. Bayar. Ya dong, bayar, masa gratis hehe. Ini di akhir kita akan diberi akun cara bayar lewat bank nya. Saya pakai cuma debit card saja, hik, langsung ter debit deh itu 1450 NZD. Sakit kepala wkwkwk.

4. Nuuuuuuuunnnnnngggggggguuuuuuuuuuu. Busyet, panjang amat. Iyaaaaaa, itu nunggu pakai lamaaaaaa. Perlu diketahui processing resdient visa itu yg tercepat 8 bulan, yang terlama bisa nyampai 3 tahun. Oh ya selama menunggu ini kita boleh kok nambah nambah upload an dokumen kita. Jadi saat saya diangkat jadi pegawai tetap Unievrsity of Auckland, saya submit itu permanent contract employment di November 2019, padahal saya submit dokumen di July 2019. Itu ya udin gitu yak abis submit lupakan dah tu aplikasi, sakit hati soalnya kalau nunggu email wkwkwkw. Saya baru mulai kasak kusuk nanya ke petugas imigrasi itu awal Februari 2020. Itu pun masih disahuti "just wait" wkwkwkw. Akhirnyaaaa, dengan penantian super lamaaaa, saya di email di 9 Maret 2020. Suruh lengkapi dokumen lagi wkwkwkw. Ada 16 item pertanyaan yang harus saya jawab or sediakan dokumennya. Busyet dah.

5. Upload secondly  Ini dokumen yang harus di upload berdasar permintaan petugas tadi. Saya diberi waktu 2 minggu, ya elah, di hari setelah nge upload lockdown COVID-19 datang. Stop dah tu proses aplikasi wkwkwkw.

6. Email lagi plus interview. Iyaaa, masih ada email lagi dari si petugas, minta dokumen terakhir. Cuma satu aja kali ini *lega*. Terus sorenya beliau bilang eh interview ya. Busyet dah tu, keder lagi kita. Wong teman teman yg lain yg apply residency gak ada yg interview, kita kok ya ada. Interviewnya lumayan melelahkan. 45 menit tapi dicecar gitu kayak interogasi. Probing dan prompting teknik nya si Ibu yahud dah. Berat buat boong. Wkwkwkw. Tapi saya mah nggak perlu boong. Sama facebook aja saya nggak pernah boong hahahaha. Oh ya mereka juga nge point out banget beda usia saya sama suami, pun beda budaya. Tapi kayaknya kalah dengan jawaban saya yg bilang "it, the faith, the faith WINS", agama lah yang menyatukan kami berdua. Cieeee romantis amat ini agama jadi pemersatu dua bangsa bahkan dibawa bawa ke residensi visa.

7. Decision Eng ing eng....ini kita di email di hari yg sama, diberi tahu ni sudah masuk tahap decision ya, tapi masih harus di review lagi. Katanya nunggu 2 minggu. Eh ternyata, esoknya si Ibu telpon deh dan bilang CONGRATULATIONS, Nurul, you are now a resident of New Zealand.

Fiuhhh, basah dah tu air mata wkwkwkw. Cuma lega aja, bayangin kalau gagal itu harga visa fee seharga motor second di Indonesia hahaha. Tapi alhamdulillah. Approve. Sekarang saya bisa stay indefinitely di New Zealand.

ALHAMDULILLAH! Terima kasih juga pada pak suami yang telah menikahi saya dan berkenan menjadikan saya istrinya.

Semoga bermanfaat. Bye for now and take care.

Auckland, 30 Mei 2020.
24 hours setelah menjadi resident of New Zealand.

-Nurul Kasyfita Church-
Image may contain: 2 people