Wednesday 16 September 2020

(Im)possible reunion?

So, here we go. 
Baru selesai berkomunikasi dengan kawan kecil itu. Kami membicarakan ia yg 40 hari lalu meninggal. Kawanku bilang orang orang mengenangnya sebagai orang baik. Membangun masjid, baik dengan murid, menolong banyak orang. Membuatku mengernyitkan dahi. Jika ia sebegitu baiknya kenapa ia begitu kejam dg orang tua ku? 
Okay I agree, I deserve dimusuhi olehnya. I deserve dijauhkan anak olehnya. Dan ia pasti punya cerita versinya sendiri kenapa ia merasa benar dg tindakannya. Tapi siapa yg bisa membenarkan apa yg ia lakukan pada keluargaku? Salah apa Abah Mama ku? Mereka sdh berusaha meraihnya, meraih keluarga nya, berbuat baik padanya. Salah apa mereka? Salah apa almarhumah Mama hingga menyampaikan Mama meninggal saja pada kawan kecilku ia menolaknya. Ia pasti merasa jagoan sekali hari itu, saat keluarga kami menangisi mama. Ia pasti merasa menang sekali hari itu saat tetangga memohon dan ia bilang “Tidak”. Aku saja sampai berpikir ia akan hidup sangat lama karena ia terlihat sangat kokoh dan keras memisahkan aku dg anakku, pun keluarga ku.
————-
Karena itu saat aku mendengar betapa baiknya ia di mata orang lain aku mengernyitkan dahi. Bagaimana mungkin seseorang yg bisa membangun masjid sebegitu kejamnya pada manusia lain. I guess setiap kita punya a dark side. Seperti aku, I guess setiap orang memandangku aneh, aloof, cuek. Tapi ada segelintir orang yg bisa melihat aku jujur, tulus, tanpa modus, tdk bisa menutupi kekurangan ku saking jujurnya. Tapi setidaknya aku Tidak kejam dg siapa siapa. Mungkin aku kejam hanya padanya, yg telah Begitu mengecewakan aku. Aku pernah mencintai nya. 7 thn lamanya. Hingga aku menyerah. Terlalu banyak hatiku kecewa. 
——————
But we move on. Abah Mama ku, adikku, kami move on. Aku berangkat ke negeri ini, bertemu jodohku dan jatuh cinta padanya. 5 tahun lamanya aku digantung surat oleh lelaki itu. Agar aku tak bisa lagi melanjutkan hidupku. Luar biasa perjuangan ku menebus surat cerai itu. Hingga aku bebas dan aku pun menikah lagi. Aku dikelilingi orang orang baik, yg menerimaku apa adanya. Lelaki yg Dikirim Allah ini begitu baik hati. Almarhumah Mama pun setuju dengannya, meski ia beda 14 thn dgku. Bayangkan itu. Dan lelaki ini pun tdk kaya. Wajahnya pun biasa saja. Tapi ia baik hati. Ia mendoakan keluarga ku. Ia menghargai hatiku. Aku begitu bahagia bersamanya. Selain mungkin karena ia orang luar negeri yg memang begitu hebat menghargai manusia lain. Tapi ia memang luar biasa.
————
Then lelaki itu meninggal dunia. Dalam keadaan yg begitu mengejutkan ia pergi begitu saja. Aku melihat meski ia bersebelahan tubuh dg kawan kecilku, ia tak kuasa. Saat Allah Bilang “ini sdh waktunya” tak ada seorang pun yg bisa menawarnya. Aku hampir saja memilih berperang dg keluarga itu. Tapi hari ini aku sadar sebaiknya aku mengalah saja. Rasanya hari ini adalah hari dimana aku sempurna melepas nafsu berebut ku. Sekali lagi aku berhasil menekan rasa ingin berebut itu. Aku biarkan kawan kecilku bersama paman dan bibinya, yg sebetulnya tak ada hak bersamanya. 
—————
Terserah lah aku ini hendak didefinisikan apa. Aku hanya mempertimbangkan keselamatan keluarga ku. Keluarga itu pasti tak tinggal diam. Dan jiwa yg pergi itu pasti akan mempengaruhi mereka utk merebut kawan kecilku. Selain itu, sdh 8 thn kami tak bersama. Aku memilih pergi melihat dunia. Memenuhi mimpiku, membawa hatiku yg luka, mengobatinya dg sekolah dan achieving. Sesuatu yg selalu kusuka. Sudah lah, sudah cukup banyak drama di dunia ini. Aku tak ingin bermain dengan mereka. Hidupku sudah damai. Keluarga ku sdh damai. Karena kami memilih tak menuntut hak kami. Karena kami memilih mengalah saja. Aku bahkan menyebut itu pada kawan kecilku tadi. Kami ini keluarga pengecut, tak pandai berkelahi. Kami tak sanggup melawan mereka. Jadi biarlah, kami yg lemah ini, minggir saja. Yg penting saya Selamat, lepas dari kesakitan itu. Mengenai kawan kecilku, biarlah nanti Allah saja. Yg akan Menyelesaikan semuanya....
Aku menyayangi mu nak.

Auckland, 16 September 2020
Me

No comments:

Post a Comment