Saturday 18 June 2016

MY TOP FIVE OF TWO WEEKS


Hey there.
Ini saya lagi nih dengan postingan konyol saya heheh. Anyway, biasanya postingan ini saya posting tiap minggu tapi berhubung minggu lalu lumayan sibuk karena sudah mulai ada reading list dari education, jadilah saya lumayan stuck dan tidak menulis. So, here I am, hari ini saya putuskan menulis untuk hal baik yang terjadi selama dua minggu ini hehe. Apologized for combining two weeks hehehe.
Ini sebenarnya hanya bagian dari terapi depresi saya. saya di rekomendasikan dokter untuk menulis dan lebih banyak merasa positif. Yeah, siapa pun pasti tidak menyangkal bahwa hidup tu emang berat, gak ada hidup yg ringan hehe. Tapi dengan terus menggerutu toh juga tidak menyelesaikan masalah, jadi memang no way selain think positively and be happy of what you’ve got.
Ok, here are some of the things that I am grateful this two weeks:

One, my biopsy insurance: approved!
Hal baik yang terjadi sejak minggu lalu adalah perjuangan saya di asuransi berhasil. Saya sedang berusaha agar biopsy saya ditanggung oleh asuransi karena OMG itu mahal banget. Hampir 12 juta rupiah kalau di uang kita hehe dimana coba punya uang sebanyak itu. Dan alhamdulillah, saya dapat jawaban, permohonan saya di aprove, yang berarti saya tinggal datang, jalani pemeriksaan dan semua akan dibayar oleh asuransi. Itulah kenyamanan hidup di NZ menurut saya. Meski saya hanya student disini, dengan uang asuransi yang keci Cuma 500 dollar setahun, saya sudah dapat banyak benefit. Sejak saya kena depresi, lalu menjalani mammogram dan kini biopsy, dengan dokter ahli dan alat-alat canggih yang saya aja baru lihat saat ini, itu semua berkah. Saya merasa bersyukur dengan fasilitas ini dan merasa sangat diuntungkan meski saya hanya mahasiswa disini. Tapi NZ dan sistem kesehatannya benar-benar memperhatikan saya. Alhamdulillah. Akhirnya saya sudah didaftar untuk ikut biopsy hari Rabu minggu depan ini. Sedikit menakutkan, tapi well, I think I will get over it. Sebuah petualangan medis lagi yang bisa saya jalani di NZ, iya kan?

Two, my immigration visa: approved!
Yang kedua yang paling membahagiakan adalah visa saya yang di approve oleh imigrasi NZ. Terus terang ini adalah hal yang cukup mengkhawatirkan karena dengan PhD major saya yang berubah, otomatis izin tinggal atau visa juga berubah. Namun, I do see bahwa di lembaran visa saya itu tulisannya TO DO A PHD STUDY IN THE UNIVERSITY OF AUCKLAND, AUCKLAND. Jadi berdasar asumsi awam saya, saya tidak perlu apply visa lagi karena toh nama universitasnya sama, hanya jurusannya yang berubah. But you know, rule is rule. Yang perlu saya lakukan adalah mencari celah supaya saya bisa pass through. Dan itu yang saya lakukan, exactly. Saya tidak melakukan crime, saya hanya seorang mahasiswa yang memohon agar bisa mempertahankan visa. Cuma itu, toh nothing to lose untuk memohon. Begitulah pikiran saya. Meskipun hampir semua orang di International Office meragukan bahwa imigrasi bisa dilobby dengan surat sederhana saya, tapi you know me, saya keras kepala dan tidak ragu untuk mencoba. Dan itu yang saya lakukan, saya menulis surat, melengkapi dokumen yang mungkin mereka perlukan sebagai bahan pertimbangan, dan menuliskan alasan kenapa mereka bisa menolong saya dengan memperbolehkan izin visa saya. Uang yang harus saya bayar dengan di cancel nya visa yang sudah di approve dari Indonesia itu. Saya sudah di approve dari Jakarta bisa tinggal di NZ selama full 4 tahun. Tidak semua mahasiswa disni bisa dapat full 4 tahun, banyak yang terpaksa harus bayar lagi per tahun. Dan itu tidak murah, sekitar 250 dollar atau 2 juta lima ratus an setahun, lumayan kan ya hehehe. Nah uang itu yang sedang saya berusaha saya selamatkan. Toh, beassiwanya gak berubah, universitasnya gak berubah, Cuma jurusan yang berubah. Dan alhamdulillah, meski surat saya sederhana banget, imigrasi NZ mengabulkan permohonan saya dan saya bisa mempertahankan visa 4 tahun yang say abawa dari Indonesia. Alhamdulillah, benar benar sujud syukur akan barokah ini.

Three, my student recipe: WIN!
Hehe ini tu pengalaman tidak terduga di NZ. Awalnya pas saya kasak kusuk mengurus supaya visa tidak bayar itu, akhirnya saya bolak balik ke International Office. Dan disana lah saya lihat pengumuman tentang lomba student recipe. Terus saya mikir, menarik juga nih. Apalagi hadiahnya lumayan, alat alat masak gitu. Juara tiga bakal dapat rice cooker, juara 2 dapat slow cooker dan juara 1 dapat frying pan listrik. Lumyaaan, tapi ya gak ngarep juga sih. Pasti yang liat pengumuman ini kan bukan Cuma saya aja hehehe jdi ya sudahlah, nothing to lose, saya mulai nulis resep.
Awalnya saya nulis resep caramellized chicken atau ayam karamel, biasalaah bumbu biasa. Terus saya ingat resep saya yang saya adaptasi dari gobi di India. Gobi itu kembang kol yang dikasih tepung lalu dioseng dengan saos tomat ala manchurian. Karena saya tidak tahu cara buat saos manchuriannya ya jadilah saya adaptasi kembang kol nya saja. Saya kasih nama lah crispy cauliflower. Idenya sih biasa aja, Cuma kembang kol dipotong potong gitu terus diuleni telur, tepung, bumbu kaldu ayam, bawang putih bubuk, merica, ma garam, terus digoreng deh, udah gitu doang. Tapiii promosi saya doong yang kereen hehehe. Di awalnya saya kasih propaganda dulu hehehe. Saya tulis di awal IF YOU THINK CAULIFLOWE CAN ONLY BE STIR FRIED, THINK AGAIN. THIS RECIPE WILL HELP YOU TO PREPARE AN EASY DISH. CRISPY CAULIFLOWER, GREAT AS DISH, NYAM AS SNACK. Coba, keren kaan prolog sayaaa hehehe.
Dan yay, saya menang saudara saudara. Resep saya itu menang ya Allah, rejeki mahasiswa mah gak kemana. Coba kalau saya gak ngurus visa, gak akan saya ke international office. Terus juga gak akan saya liat tu pengumuman, iya kan. Jadi semuanya itu memang sudah diatur Allah Azza Wa Jalla. Akhirnya, menanglah saya slow cooker itu, meski saya belum tahu bakal masak apa. Tapi sudahlah, yang penting mah menang ya kan hehehe rejeki mahasiswa alhamdulillaaahhh.
Dan akhirnya saya mengambil hadiah itu dan di foto oleh si panitia bersama slow cooker saya. yay, benar-benar gak nyangkaaaa.


Four, doctoral skill program
Ini program yang memang disediakan untuk para calon PhD di University of Auckland.  Istilahnya ini life support mereka untuk para mahasiswa PhD. Sebenarnya program ini sudah ada sejak awal saya masuk kuliah disini, namun karena kesibukan di Kimia saya tidak pernah sempat menghadiri. Hanya ada dua yang saya hadiri waktu itu. Itu pun karena biasanya materi yang mereka sajikan kurang terlalu match dengan sains sehingga saya tidak terlalu mengikuti dan cenderung memikirkan pekerjaan saya di lab.
Nah karena saya sudah resmi pindah jurusan dan nature of work di education berbeda dengan nature of work di kimia, jadi saya pikir sekarang saatnya saya mulai membiasakan lagi dengan ritme juliah setelah selama 2 bulan bergulat dengan depresi saya. Mulailah saya bergerilya dengan daftar ke banyak workshop menarik. Mulai dari IT skill, literature review, bagaimana me manage referensi supaya rapi dan mudah di track back, lalu bagaimana mulai menulis tesis, pokoknya semua hal yang berhubungan dengan study doktoral saya di education selanjutnya lah. Berbeda dengan di kimia, karena ini gak ada labnya, jadi ya dari day one kerjaan kita ya membaca ma nulis. Gitu terus, ya tesisnya juga beda jauh ketebalannya dengan yg di kimia. Kalau di kimia tesis palingan 100 an ke atas kalau di education tesis bisa mencapai 300 lembar. Mungkin karena nature of work dan beban pekerjaannya yang berbeda yah hehehe. Jadi mulailah saya enjoy ikutan banyak workshop saat ini. Ditambah lagi, workshop workshop itu kebanyakan lokasinya di city campus, dekat banget mah dengan unilodge, jadilah saya bahagia ikutan workshop hampir tiap hari. Wong tinggal jalan kaki dan mumpung reading list yang saya punya dari education belum panjang, saya memanfaatkan waktu dengan ikutan workshop. Alhadmdulillah, senang banget dapat ilmu baru hehehe.

Five, Russell Church
Tentu ia adalah hal terbaik yang terjadi di hidup saya saat ini. Saya benar-benar menyesal telah begitu cuek dengannya di awal kami berkenalan. Tapi ya wajar lah say akan Cuma jaga diri ya kan hehehe. Daripada salah pilih dan cenderung dimanfaatkan, akhirnya saya memilih ketus bin judes dengannnya waktu di awal perkenalan kami. Hehe, saya ingat ia dulu sering banget nyari-nyari alasan biar bisa ketemu saya. ya mau ngasih kue lah, mau ngajak belanja lah, belikan kopi lah buat belajar, pokoknya selau adaaa aja alasannya hehehe. Dan setelah ketemu itu ia biasanya ng etext, IT IS SO WONDERFUL TO SEE YOU. Tapi ya tetap aja saya mikirnya yaelah laki laki mah sama. Jadi ya saya cenderung ignore dirinya hehehe.
Saya ingat saya pernah jahat banget dulu itu. Saya sudah janji mau jalan ma dia terus saya cancel dan krena saya gak tahu alasan apa yg musti saya bilang dan juga krena nggak enak juga karena keseringan nolak, akhirnya saya memilih matiin hape dan semua alat komunikasi. Jahat sih iya, tapi hari itu saya juga lagi bad mood dan bakalan nyemprot orang lain. Jadi saya pikir yah sudahlah, saya off aja semua alat komunikasi saya. Iyaa jahat bangeeet yaaa hingga saat ini saya masih nyesel lhoo pernah se jahat itu hehehe. Pas saya on in hape saat itu, banyaaak banget sms nya hingga akhirnya ia memilih pergi sendiri. Terus alasan saya apa coba pas ketemu, sorry yaaa, hape saya hang. Hahaha bener bener jahat.
Tapi saat ini, meski saya belum 100% percaya ma semua ucapannya, tapi seidaknya kadar percaya saya sudah jauh lebih banyak. Wong sudah tunangan juga, masa masih gak percaya 100%. Saya mulai melihat sisi lain darinya. Ia adalah lelaki yang bertanggung jawab. Not to mention betapa baiknya ia pada saya. ia benar-benar ber komitmen. Reall committed. Sampai sampai ia selalu mengirimkan sms di sela sela pekerjaannya. Lalu ia memahami saya yang lumayan aneh ini dan selalu mendukung saya. Mungkin Anda bosan dengan postingan saya tentang Russell Church which is understandable tapi saya memang tidak bisa bohong, he makes me really really happy. Orang yang awalnya say atoalk tolak bahkan sering saya biarkan menunggu dengan kejamnya, sekarang malah jadi orang yang begitu dekat, orang yang begitu mendukung dan segala hal yang tidak pernah saya bayangkan akan saya dapatkan darinya. Ia, adalah orang yg begitu berarti buat saya. ia adalah seorang kawan, seorang tunangan, seorang kekasih, seorang laki laki yg begitu menyayangi saya, dan untuk alasan itu, saya mensyukurinya.
Well, itulah my top five over two weeks, people. Tetap bersyukur, jangan kufur, tetap positif dan menerima hidup yang kita jalani masing masing sebagai bagian dari kasih sayang Allah pada kita semua. Insya Allah, semua akan terasa ringan.

Auckland, 19 Juni 2016
-NK-


Saturday 4 June 2016

MY TOP FIVE OF THE WEEK (FIRST WEEK OF JUNE)

Hello everyone.
Selamat hari Minggu yaaa. Di Auckland sudah jam 1 saat ini dan suhu masih di bawah 10 hehe, 7 actually, saat ini. Brr banget buat saya, tapi alhamdulillah dengan dua heater di kamar saya, I am warm enough. Dan seperti biasa, jika tidak keluar dengan RC saya lebih senang menghabiskan waktu saya di depan laptop di kamar saya yang hangat dan nyaman. So here I am, typing to you, my blog readers, wherever you are.

Ok, seperti biasa, setiap hari Minggu saya akan posting tentang 5 hal yang saya syukuri minggu ini. Tentunya saya punya lebih dari itu, alhamdulillah, tapi untuk memudahkannya, saya me list 5 hal yang saya rasakan paling menyenangkan minggu ini. Here goes the list:

One, my great Fiance
Ia adalah seorang yang mungkin sangat saya syukuri saat ini. Ia adalah seorang laki laki gentle yang begitu mendukung, mencintai dan memuliakan saya. Ia begitu mencintai saya, itu yang sering saya tidak habis pikir. Come on, lihatlah, saya bukan seorang yang perfect tentu saja. Saya Cuma wanita sendiri yang pernah gagal dan bahkan masih berusaha membenahi PhD saya di University of Auckland. Tapi ia begitu memuja saya. Bahkan saat menyetir, ia seringkali berkata untung ada lampu merah sehingga ia bisa menghabiskan waktu menunggu lampu merah untuk mengagumi betapa cantiknya saya di matanya. Anda bisa bayangkan, betapa bahagianya saya. Tidak termasuk berbagai hal yang dibelikannya untuk saya. Saya bahkan tidak bisa menghitung lagi saat ini berapa banyak hal yang sudah ia berikan untuk saya. Russell Church definitely adalah seseorang yang begitu baik dan menyayangi saya. Ia truly a great fiance.

Two, my LOA
Setelah saya mendapatkan kabar dari Graduate Centre bahwa aplikasi saya sukses di education, saya pun mendapatkan LOA unconditional dari University of Auckland. Jon sudah mengetahui hal ini dan bahkan ia yang meng email saya karena email dari Graduate Centre sampai ke dirinya lebih dulu sebagai supervisor saya. Dan dengan email itu, akhirnya  minggu ini LOA saya resmi publish.
Sebagai seorang WNA di negara lain, saya benar-benar bersyukur akan keberhasilan saya mentransfer PhD saya ke education. Saya pikir ini adalah sebuah pencapaian dari seorang yang dengan kepala depresinya masih bisa menghadiri interview, menulis proposal hingga akhirnya resmi diterima. Saya benar-benar mensyukuri kekuatan diri saya saat ini. Saya benar-benar kuat. Tidak mudah tetap bisa berpikir waras di negara orang dengan aturan berlapis ini. Saya benar-benar akhirnya bisa melewati kesulitan besar yang melumpuhkan saya di NZ  ini. Keberhasilan ini membuat saya sedikit demi sedikit bisa bangkit dari depresi yang saya rasakan 2 bulan ini.

Tidak banyak orang yang berhasil melewati depresi saat mereka berada di negara lain. Tidak banyak juga yang berhasil mendapatkan LOA unconditional dari universitas dengan rangking 100 besar dunia. Juga tidak banyak yang bisa meraih hati supervisor dan melewati seleksi universitas dengan proposal yang dibuat dengan kepala depresi. Bahkan dengan ijazah master yang diselesaikan 7 tahun lalu. Itulah yang mebuat saya sangat bersyukur dengan pencapaian saya memindahkan PhD saya dan melobby LPDP selaku sponsor. Sekali lagi, meski ini hanya pencapaian kecil, namun bagi seorang yang depresi, ini adalah hal terbaik yang bisa terjadi. Saya menyelesaikan masalah saya dan melewati depresi secara bersamaan. Bahkan untuk pencapaian ini, konselor saya bahkan merekomendasikan saya untuk jadi model kandidat sebagai A DEPRESSION WARRIOR. Menakjubkan. 

Three, my LOG
Begitu LOA saya dapat, hal berikutnya yang saya lakukan adalah meng upload itu ke sponsor saya, yaitu LPDP. Saya perlu surat bukti finansial lagi untuk mengurus visa. Visa saya memang harus diperbaharui, berdasarkan perubahan bidang studi, meski masih berada di universitas yang sama. Dan saya bersyukur sekali dengan support yang diberikan LPDP. Bagi saya, LPDP bukan hanya sponsor beasiswa, tapi adalah sebuah dukungan kuat bagi saya, seorang wanita yang tidak punya apa apa ini, untuk bangkit dan meraih kekuatan saya kembali. Meski LPDP tidak memperpanjang kontraknya dengan saya, which is understandable, saya tetap didukung untuk pindah jurusan karena memang tidak memungkinkan bagi saya untuk meneruskan PhD saya di Kimia.

Dan yang paling membuat saya tertolong adalah kinerja LPDP yang sangat memuaskan. Hanya email mungkin yang perlu menunggu agak lama, karena memang email biasanya perlu dipertimbangkan. Tapi penerbitan LOG, LOS dari LPDP itu hanya memerlukan waktu SATU HARI, saudara-saudara. Begitu cepatnya proses persuratan di LPDP, itu adalah hal terbaik dari sebuah sponsor beasiswa yang jauh dari negara dimana saya berada saat ini. Sehingga Selasa saya dapat LOA dari universitas, sore saya upload, Rabu mereka proses dan resmi, Kamis pagi, saya dapat LOG dari mereka. Wow, what a great job, LPDP. Alhamdulillah, begitu besar dukungan mereka untuk anak bangsa sederhana seperti saya ini. Saya benar-benar bersyukur memilih LPDP sebagai sponsor saya. Begitu LOG sudah di tangan saya, berangkatlah saya memasukkan semua berkas ke imigrasi New Zealand melalui international office dan meminta kebijaksanaan mereka agar saya bisa stay di visa lama saya. jika pun saya harus membayar sebagai bagian dari resiko saya pindah jurusan, itu masih lebih baik daripada pulang dengan gagal ke Indonesia. Itu menurut saya. Memang, perjuangannya masih panjang, namun dengan semua dukungan ini, saya pikir insya Allah saya akan baik-baik saja.

Four, my Friday shopping date
Seperti yang Anda ketahui, tunangan saya yang bernama Russell Church itu, sangat senang membawa saya belanja. Kadang kami belanja setiap Sabtu atau kalau ia sedang off dari kegiatan menyetirnya, Jumat adalah hari favorit kami. Dan minggu ini, ia mengambil day off hari Jumat, dan kami pun pergi shopping hari Jumat.

Biasanya kami akan bertemu somewhere di kota sepulangnya ia dari shalat Jumat. Karena biasanya kami lebih suka naik bis karena parkir yang susah di kota. Namun Jumat lalu kami pergi ke St Luke Mall, tempat dimana ia berjanji akan membelikan saya perhiasan. Perhiasan, adalah hal yang paling ia sukai juga untuk saya. Selain pakaian untuk saya. Ah, tunangan saya ini memang sangat sangat baik hati. Ia selalu memanjakan saya. Benar-benar beruntung memilikinya setelah banyak hal yang terjadi pada saya. Saya hanyalah wanita gagal yang tidak punya apa apa. Saya hanya berpindah tempat dari satu negara ke negara lain dan hidup dari duit beasiswa dengan harapan bisa membeli rumah untuk tempat tinggal saya suatu saat nanti. Saya benar-benar tidak punya apa apa untuk dibanggakan atau untuk ia kejar. Tapi itulah Russell Church, selalu berusaha menyenangkan hati saya.

Dan kami benar-benar berkeliling toko perhiasan Jumat lalu. Karena gelang itu habis terjual, ia akhirnya menyuruh saya membeli banyak hal hingga budgetnya untuk gelang berlian itu habis. Saya benar-benar dipuaskannya. Total ada 3 kalung, 6 cincin, dan satu gelang yang cantik yang kami borong hari itu. Setelah itu, ia masih memanjakan saya lagi dengan makan di restoran dan belanja isi kulkas saya. Ya Allah, saya benar-benar dimanjakan olehnya. Alhamdulillah.

Five, my New Sparkle Collection
Saat saya di India, saya sudah senang dengan perhiasan. Sejak saya sendiri, saya lebih bebas membelanjakan uang saya. Jika dulu saya bekerja untuk Najwa, saat ini saya lebih banyak mencurahkan perhatian untuk diri saya. Di India dulu, saya sering membeli pakaian, atau perhiasan murah untuk diri saya. Namun saat itu, saya masih membeli dengan uang saya dari sisa-sisa beasiswa saya. Dan alhamdulillah, pelan-pelan saya mulai merubah gaya berpakaian saya.

Sejak saya bertemu dengan Russell Church, kebiasaan membeli perhiasan semakin menggila. Tidak hanya kualitas, harganya pun semakin melonjak karena disini semua dihargai dengan dollar. Dan koleksi koleksi perhiasan saya semakin bertambah banyak. Hampir setiap weekend, ia akan mulai melihat iklan online, lalu membelikan saya hal yang mungkin saya sukai. Dan berbeda dengan India, perhiasan yang saya beli disini berkualitas tinggi. Setelah ia menyelipkan sebuah cinci berlian dengan emas putih di jari manis saya April lalu, ia terus membelikan saya berbagai perhiasan. Safir, topaz, ruby dan kemarin, ia melengkapi koleksi saya dengan jamrud yang cantik sekali. Tidak termasuk perhiasan silver yang ia tahu, begitu saya sukai.




Dan lihatlah, begitu banyaknya perhiasan saya saat ini. Sebagai seorang wanita, tentu saya bahagia. Siapa yang tidak bahagia melihat begitu banyaknya sparkling collection yang saya miliki? Itu tidak termasuk yang sudah saya bawa dari koleksi saya di India. Ah, lihatlah semua ini, ini saya dapatkan semuanya hanya saat hari Jumat lalu. Anda bisa bayangkan, betapa banyaknya koleksi saya saat ini. Oh, Allah, betapa besarnya karuniaMu untuk saya di NZ ini. Dimulai dengan bertemu Jon,lalu kuliah di universitas dengan rangking 100 besar dunia, lalu saat ini bertunangan dengan seorang Kiwi bernama Russell Church yang begitu membanggakan saya. Betapa Mudahnya Allah Memutarbalikan nasib seseorang. Jika dulu saya hanyalah seorang anak kos, yang hidup dengan kesendirian saya, saat ini saya sudah punya seseorang yang begitu mencintai saya. Meski saya percaya, tidak ada hal yang abadi, namn setidaknya hingga saat ini kami masih bersama. Dan semoga untuk selamanya.

Well, itulah happy people, beberapa hal yang saya syukuri minggu ini. Saya yakin, Anda punya jauhhh lebih banyak dari saya dan pastinya Anda akan jauh lebih bersyukur. Semoga Ramadan kita tahun ini barokah, dan semoga tulisan saya kali ini bisa memberikan manfaat buat Anda semua, pembaca setia saya. Stay happy, stay healthy.

Auckland, 5 Juni 2016,

-NK-

Friday 3 June 2016

LET GO (THE POWER OF BEING IKHLAS)


Dear everyone.

Kembali lagi bertemu dengan tulisan konyol saya dari sebuah negara yang jauuuhhh di bagian selatan bernama New Zealand. Hari masih pagi saat ini, apalagi saat winter, biasanya kami baru bisa melihat matahari setelah jam 7 24 pagi. Kebayang kan sudah jam 7 gitu tapi masih gelap? Ya itulah suasana winter di Auckland, New Zealand, tempat dimana saya posting tulisan ini, saat ini.
LET GO. Kata-kata ini pertama kali saya dengar dari film Harry Potter saat Harry berkelahi dengan Voldemort dan dibantu oleh ayah dan ibunya. Saat itu, ibunda Harry yang bernama Lily berkata mereka hanya bisa melindungi Harry dari mantra jahat tongkat Voldemort hanya beberapa saat saja dan Harry harus melepaskan koneksi energi tersebut dari Voldemort. Saat itulah saya mendengar kata-kata “LET GO, LET GO”.

Lalu kata-kata ini famous kembali di film Frozen. Tapi ditambah dengan kata IT, jadilah LET IT GO. Lagu ini cukup booming dan akhirnya kata-kata LET IT GO pun jadi terkenal. Selain kata-kata LET IT FLOW yang sudah biasa diucapkan banyak orang meski yang tidak terlalu paham bahasa Inggris.
Kenapa saya membahas kata-kata ini pagi ini? Well, kadang dalam hidup, kita keukeuh jumekeh dengan hajat kita. Fokus dan kita tidak mendengar kata-kata orang lain dan kita berkeras untuk mempertahankan apa yang kita punya atau apa yang kita upayakan. Bagi banyak pihak, teguh dan STICK TO IT itu memang bagus, bahkan ada banyak orang hebat yang justru lahir dari ke “kepala batu” an mereka. Biasanya karena mereka keras kepala, akhirnya mereka jadi original dan berbeda dengan orang lain hingga mereka bisa menghasilkan karya. Namun ada juga yang akhirnya mati konyol dengan ke keras kepalaannya itu hehe. Yah, semua orang sudah ada takdirNya.

Namun terkadang, ada saatnya kita harus LET GO. Kita harus rela melepas apa yang selama ini kita miliki atau apa yang selama ini kita perjuangkan. Seperti PhD saya saat ini. Tentu sakit melepas PhD saya di Kimia yang sudah saya perjuangkan mati-matian sejak setahun yang lalu. Belum termasuk resiko menanggung SPP di tahun terakhir dan biaya penggantian visa. Tentu rumit sekali dan membutuhkan waktu lama. Banyak orang yang mungkin mengira saya gila, melepaskan PhD yang sudah di hadapan mata, untuk belok jurusan ke education. Namun, jika pun saya bertahan, saya sudah melihat bahwa kegagalan itu sudah di depan mata dan saya tidak bahagia menjalaninya. Bahkan akhirnya saya terjerumus ke dalam depresi.

Ingin rasanya tetap bertahan. Namun seperti halnya memegang mawar berduri, studi saya itu menyakiti saya, jika saya terus menggenggamnya. Entah bagaimana, saya seprti salah masuk jurusan dan itu menyakiti saya. tentu melepaskan bunga mawar yang indah itu sakit, belum lagi bekas luka di tangan kita karena ber bulan bulan berusaha mempertahankannya. Tapi percayalah, saat kita LET GO, kita rela, ikhlas, melepas apa yang memang bukan untuk kita, ternyata jalan untuk menerima hal yang baru lebih terbuka. Akhirnya saya berhasil belok ke jurusan yang mungkin lebih cocok untuk saya dan kemungkinan saya berhasil lebih besar yaitu di education. Meski berdarah-darah, lecet karena harus ulang PhD lagi dari awal, jatuh dalam depresi, namun akhirnya saya berhasil LET GO. Ikhlas melepas studi saya di Kimia dan memulai lagi dari awal di education. Meskipun saya juga belum tahu bagaimana nasib saya disana.

Yang kedua adalah masa lalu saya. bertahun tahun saya hidup ibarat hanya dengan sebuah lilin yang hampir redup. Berkali kali saya berusaha keras melindungi lilin itu agar tidak padam, karena saya pikir hanya itu sumber kekuatan saya. jika lilin itu padam, maka saya akan kegelapan dan tidak tahu jalan menuju keluar. Meski pun perih, dan nyala lilin itu tidak memenuhi syarat untuk melihat dengan jelas, sebenarnya, namun ketakutan akan berada dalam gelap membuat saya bertahan keras untuk mempertahankan nyala lilin itu dari hembusan angin di sekitar saya. Meskipun akhirnya tangan saya terbakar karena melindunginya, namun ketakutan akan berada dalam gelap mengalahkan kepedihan itu.

Hingga akhirnya saya berani. Bukan angin yang akhirnya meniup nyala lilin saya namun saya sendiri yang akhirnya meniupnya sambil berkata “thank you, but I will survive by myself”. Awalnya, yah, pekat, gelap, mata saya tidak bisa melihat jalan mana yang harus saya lalui. Namun dalam kegelapan dan kepekatan itu, akhirnya  mata saya terbiasa, indra saya yang lain lebih tajam dan akhirnya saya bisa berjalan dalam gelap. Mungkin awalnya dengan meraba dinding, namun akhirnya saya terbiasa berjalan dalam gelap. Dan akhirnya, saya melihat cahaya di ujung terowongan saya. yang berarti saya akan keluar dari kegelapan ini, sebentar lagi. Saya akan berada di tempat yang luas, indah dan saya akan menikmatinya. Saya melepaskan satu-satunya cahaya lilin yang saya punya dan akhirnya survive.

So, jika saat ini Anda punya pasangan misalnya. Dan Anda merasa hubungan Anda dengannya lebih banyak merugikan Anda dan menyakiti hati Anda, LET GO. Meskipun iya, sedih karena Anda harus sendiri untuk sementara waktu, namun luka karena sendiri itu jauh lebih mudah diobati daripada luka yang dibuat orang yang salah yang ada di sekitar Anda. Atau Anda punya sahabat yang sudah tidak ingin bersahabat dengan Anda, yo wis, LET GO. Jangan berpikir jika Anda kehilangan sahabat yang ini, maka Anda tidak akan punya sahabat lagi. Percayalah, setiap orang itu ada pasangannya. Tentu hal ini tidak saya sarankan untuk yang sudah menikah. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan saat hubungan Anda sudah menjadi hubungan serius berupa hubungan pernikahan. Ada keluarga besar di sana, ada anak disana, jadi untuk hal ini kemungkinan yang harus Anda lakukan adalah HOLD ON, bertahan, jika memang masih memungkinkan!

Jika pun Anda saat ini tengah berebut sesuatu dengan orang lain, seperti saya misalnya, yang harus kehilangan Najwa. Saya menghabiskan banyak waktu untuk mencoba bernegosiasi dengan pihak sana, namun tetap jalan buntu yang saya temui. Akhirnya saya LET GO, saya ikhlas akan ketentuan Allah ini dan akhirnya berusaha menata hidup saya seorang diri. Saya percaya jika saya terus bersangka baik akan ketentuan Allah, maka hanya hal baik yang akan terjadi dalam hidup saya. LET GO, lepaskaanlah, jika itu terlalu menyakitkan. Berhentilah berkutat dengan hal yang hanya menyakiti Anda dan mulailah menerima kekalahan Anda, lalu berusahalah membangun kemenangan di tempat lain. Itu yang mestinya kita lakukan, LET GO AND MOVE ON!

Bukan perkara mudah untuk LET GO, you know. Anda harus pelan-pelan menerima perihnya rasa kehilangan itu dan membiasakn diri hidup tanpa hal yang Anda perjuangkan. Sesaat setelah Anda mampu menerima itu, lalu Anda mulai DETACH, melepaskan diri dari ikatan emosional Anda dengan hal tersebut. Dan akhirnya Anda pun mulai ringan, karena tidak lagi terikat oleh rasa sakit hati akibat hubungan yang menyakitkan. Dan akhirnya Anda LET GO.

Dan percayalah, Tuhan itu tidak pernah menzalimi kita. Setiap apa yang Diambil dan kita ikhlaskan akan Diganti dengan yang lebih baik. Jika Anda kehilangan harta, Anda akan mendapat gantinya yang lebih baik. Jika Anda dicaci maki atau dihujat, suatu saat Anda akan dimuliakan. Jika Anda kehilangan pasangan, mungkin suatu saat Anda akan menemukan orang yang lebih cocok dengan Anda. Ingat, bukan lebih baik, tapi lebih cocok. Dan percayalah, jika kita terus menerus bertahan dengan ke keras kepala an kita bertahan pada suatu hal, maka Tuhan tidak mempunyai ruang untuk kita agar bisa diberi hal baru olehNya. Kita harus mengosongkan diri, melapangkan hati dan tangan kita, agar kita memberi kesempatan pada Tuhan untuk memberikan hal baru dan mengganti hal yang telah hilang dari kita. Percayalah.

So, LET GO. Lepaskan, ikhlaskan. Agar Tuhan bisa Memberi kita hal baru yang lebih membahagiakan. Insya Allah.

Auckland, 4 Juni 2016

-NK-