Saturday 4 June 2016

MY TOP FIVE OF THE WEEK (FIRST WEEK OF JUNE)

Hello everyone.
Selamat hari Minggu yaaa. Di Auckland sudah jam 1 saat ini dan suhu masih di bawah 10 hehe, 7 actually, saat ini. Brr banget buat saya, tapi alhamdulillah dengan dua heater di kamar saya, I am warm enough. Dan seperti biasa, jika tidak keluar dengan RC saya lebih senang menghabiskan waktu saya di depan laptop di kamar saya yang hangat dan nyaman. So here I am, typing to you, my blog readers, wherever you are.

Ok, seperti biasa, setiap hari Minggu saya akan posting tentang 5 hal yang saya syukuri minggu ini. Tentunya saya punya lebih dari itu, alhamdulillah, tapi untuk memudahkannya, saya me list 5 hal yang saya rasakan paling menyenangkan minggu ini. Here goes the list:

One, my great Fiance
Ia adalah seorang yang mungkin sangat saya syukuri saat ini. Ia adalah seorang laki laki gentle yang begitu mendukung, mencintai dan memuliakan saya. Ia begitu mencintai saya, itu yang sering saya tidak habis pikir. Come on, lihatlah, saya bukan seorang yang perfect tentu saja. Saya Cuma wanita sendiri yang pernah gagal dan bahkan masih berusaha membenahi PhD saya di University of Auckland. Tapi ia begitu memuja saya. Bahkan saat menyetir, ia seringkali berkata untung ada lampu merah sehingga ia bisa menghabiskan waktu menunggu lampu merah untuk mengagumi betapa cantiknya saya di matanya. Anda bisa bayangkan, betapa bahagianya saya. Tidak termasuk berbagai hal yang dibelikannya untuk saya. Saya bahkan tidak bisa menghitung lagi saat ini berapa banyak hal yang sudah ia berikan untuk saya. Russell Church definitely adalah seseorang yang begitu baik dan menyayangi saya. Ia truly a great fiance.

Two, my LOA
Setelah saya mendapatkan kabar dari Graduate Centre bahwa aplikasi saya sukses di education, saya pun mendapatkan LOA unconditional dari University of Auckland. Jon sudah mengetahui hal ini dan bahkan ia yang meng email saya karena email dari Graduate Centre sampai ke dirinya lebih dulu sebagai supervisor saya. Dan dengan email itu, akhirnya  minggu ini LOA saya resmi publish.
Sebagai seorang WNA di negara lain, saya benar-benar bersyukur akan keberhasilan saya mentransfer PhD saya ke education. Saya pikir ini adalah sebuah pencapaian dari seorang yang dengan kepala depresinya masih bisa menghadiri interview, menulis proposal hingga akhirnya resmi diterima. Saya benar-benar mensyukuri kekuatan diri saya saat ini. Saya benar-benar kuat. Tidak mudah tetap bisa berpikir waras di negara orang dengan aturan berlapis ini. Saya benar-benar akhirnya bisa melewati kesulitan besar yang melumpuhkan saya di NZ  ini. Keberhasilan ini membuat saya sedikit demi sedikit bisa bangkit dari depresi yang saya rasakan 2 bulan ini.

Tidak banyak orang yang berhasil melewati depresi saat mereka berada di negara lain. Tidak banyak juga yang berhasil mendapatkan LOA unconditional dari universitas dengan rangking 100 besar dunia. Juga tidak banyak yang bisa meraih hati supervisor dan melewati seleksi universitas dengan proposal yang dibuat dengan kepala depresi. Bahkan dengan ijazah master yang diselesaikan 7 tahun lalu. Itulah yang mebuat saya sangat bersyukur dengan pencapaian saya memindahkan PhD saya dan melobby LPDP selaku sponsor. Sekali lagi, meski ini hanya pencapaian kecil, namun bagi seorang yang depresi, ini adalah hal terbaik yang bisa terjadi. Saya menyelesaikan masalah saya dan melewati depresi secara bersamaan. Bahkan untuk pencapaian ini, konselor saya bahkan merekomendasikan saya untuk jadi model kandidat sebagai A DEPRESSION WARRIOR. Menakjubkan. 

Three, my LOG
Begitu LOA saya dapat, hal berikutnya yang saya lakukan adalah meng upload itu ke sponsor saya, yaitu LPDP. Saya perlu surat bukti finansial lagi untuk mengurus visa. Visa saya memang harus diperbaharui, berdasarkan perubahan bidang studi, meski masih berada di universitas yang sama. Dan saya bersyukur sekali dengan support yang diberikan LPDP. Bagi saya, LPDP bukan hanya sponsor beasiswa, tapi adalah sebuah dukungan kuat bagi saya, seorang wanita yang tidak punya apa apa ini, untuk bangkit dan meraih kekuatan saya kembali. Meski LPDP tidak memperpanjang kontraknya dengan saya, which is understandable, saya tetap didukung untuk pindah jurusan karena memang tidak memungkinkan bagi saya untuk meneruskan PhD saya di Kimia.

Dan yang paling membuat saya tertolong adalah kinerja LPDP yang sangat memuaskan. Hanya email mungkin yang perlu menunggu agak lama, karena memang email biasanya perlu dipertimbangkan. Tapi penerbitan LOG, LOS dari LPDP itu hanya memerlukan waktu SATU HARI, saudara-saudara. Begitu cepatnya proses persuratan di LPDP, itu adalah hal terbaik dari sebuah sponsor beasiswa yang jauh dari negara dimana saya berada saat ini. Sehingga Selasa saya dapat LOA dari universitas, sore saya upload, Rabu mereka proses dan resmi, Kamis pagi, saya dapat LOG dari mereka. Wow, what a great job, LPDP. Alhamdulillah, begitu besar dukungan mereka untuk anak bangsa sederhana seperti saya ini. Saya benar-benar bersyukur memilih LPDP sebagai sponsor saya. Begitu LOG sudah di tangan saya, berangkatlah saya memasukkan semua berkas ke imigrasi New Zealand melalui international office dan meminta kebijaksanaan mereka agar saya bisa stay di visa lama saya. jika pun saya harus membayar sebagai bagian dari resiko saya pindah jurusan, itu masih lebih baik daripada pulang dengan gagal ke Indonesia. Itu menurut saya. Memang, perjuangannya masih panjang, namun dengan semua dukungan ini, saya pikir insya Allah saya akan baik-baik saja.

Four, my Friday shopping date
Seperti yang Anda ketahui, tunangan saya yang bernama Russell Church itu, sangat senang membawa saya belanja. Kadang kami belanja setiap Sabtu atau kalau ia sedang off dari kegiatan menyetirnya, Jumat adalah hari favorit kami. Dan minggu ini, ia mengambil day off hari Jumat, dan kami pun pergi shopping hari Jumat.

Biasanya kami akan bertemu somewhere di kota sepulangnya ia dari shalat Jumat. Karena biasanya kami lebih suka naik bis karena parkir yang susah di kota. Namun Jumat lalu kami pergi ke St Luke Mall, tempat dimana ia berjanji akan membelikan saya perhiasan. Perhiasan, adalah hal yang paling ia sukai juga untuk saya. Selain pakaian untuk saya. Ah, tunangan saya ini memang sangat sangat baik hati. Ia selalu memanjakan saya. Benar-benar beruntung memilikinya setelah banyak hal yang terjadi pada saya. Saya hanyalah wanita gagal yang tidak punya apa apa. Saya hanya berpindah tempat dari satu negara ke negara lain dan hidup dari duit beasiswa dengan harapan bisa membeli rumah untuk tempat tinggal saya suatu saat nanti. Saya benar-benar tidak punya apa apa untuk dibanggakan atau untuk ia kejar. Tapi itulah Russell Church, selalu berusaha menyenangkan hati saya.

Dan kami benar-benar berkeliling toko perhiasan Jumat lalu. Karena gelang itu habis terjual, ia akhirnya menyuruh saya membeli banyak hal hingga budgetnya untuk gelang berlian itu habis. Saya benar-benar dipuaskannya. Total ada 3 kalung, 6 cincin, dan satu gelang yang cantik yang kami borong hari itu. Setelah itu, ia masih memanjakan saya lagi dengan makan di restoran dan belanja isi kulkas saya. Ya Allah, saya benar-benar dimanjakan olehnya. Alhamdulillah.

Five, my New Sparkle Collection
Saat saya di India, saya sudah senang dengan perhiasan. Sejak saya sendiri, saya lebih bebas membelanjakan uang saya. Jika dulu saya bekerja untuk Najwa, saat ini saya lebih banyak mencurahkan perhatian untuk diri saya. Di India dulu, saya sering membeli pakaian, atau perhiasan murah untuk diri saya. Namun saat itu, saya masih membeli dengan uang saya dari sisa-sisa beasiswa saya. Dan alhamdulillah, pelan-pelan saya mulai merubah gaya berpakaian saya.

Sejak saya bertemu dengan Russell Church, kebiasaan membeli perhiasan semakin menggila. Tidak hanya kualitas, harganya pun semakin melonjak karena disini semua dihargai dengan dollar. Dan koleksi koleksi perhiasan saya semakin bertambah banyak. Hampir setiap weekend, ia akan mulai melihat iklan online, lalu membelikan saya hal yang mungkin saya sukai. Dan berbeda dengan India, perhiasan yang saya beli disini berkualitas tinggi. Setelah ia menyelipkan sebuah cinci berlian dengan emas putih di jari manis saya April lalu, ia terus membelikan saya berbagai perhiasan. Safir, topaz, ruby dan kemarin, ia melengkapi koleksi saya dengan jamrud yang cantik sekali. Tidak termasuk perhiasan silver yang ia tahu, begitu saya sukai.




Dan lihatlah, begitu banyaknya perhiasan saya saat ini. Sebagai seorang wanita, tentu saya bahagia. Siapa yang tidak bahagia melihat begitu banyaknya sparkling collection yang saya miliki? Itu tidak termasuk yang sudah saya bawa dari koleksi saya di India. Ah, lihatlah semua ini, ini saya dapatkan semuanya hanya saat hari Jumat lalu. Anda bisa bayangkan, betapa banyaknya koleksi saya saat ini. Oh, Allah, betapa besarnya karuniaMu untuk saya di NZ ini. Dimulai dengan bertemu Jon,lalu kuliah di universitas dengan rangking 100 besar dunia, lalu saat ini bertunangan dengan seorang Kiwi bernama Russell Church yang begitu membanggakan saya. Betapa Mudahnya Allah Memutarbalikan nasib seseorang. Jika dulu saya hanyalah seorang anak kos, yang hidup dengan kesendirian saya, saat ini saya sudah punya seseorang yang begitu mencintai saya. Meski saya percaya, tidak ada hal yang abadi, namn setidaknya hingga saat ini kami masih bersama. Dan semoga untuk selamanya.

Well, itulah happy people, beberapa hal yang saya syukuri minggu ini. Saya yakin, Anda punya jauhhh lebih banyak dari saya dan pastinya Anda akan jauh lebih bersyukur. Semoga Ramadan kita tahun ini barokah, dan semoga tulisan saya kali ini bisa memberikan manfaat buat Anda semua, pembaca setia saya. Stay happy, stay healthy.

Auckland, 5 Juni 2016,

-NK-

No comments:

Post a Comment