Thursday 10 July 2014

The Inner Strength

Hello readers.

Saya lagi nih. Sdh buka puasa, sdh shalat, sekarang saatnya menulis utk hobi saya. Saat ini saya sedang berbaring di sebuah kamar hotel di Kuala Lumpur. Sambil menikmati langit dari jendela kamar saya. Ah, saya rindu langit Mysore. Setiap malam minggu saya memiliki kegiatan yg saya sebut sbg The astronomical date. Saat saya memandangi bintang dri rooftop rumah saya. Rumah yg saya tempati selama dua thn.

Kali ini saya ingin bercerita ttg kekuatan. Inner strength. Tahukah readers, bahwa kita diciptakan dengan kemampuan untuk survive? Tentu kadang kita ingin menyerah dengan semua deraan hidup ini, tapi percayalah, kita yang hidup ini, sesungguhnya adalah jiwa pemberani. Bagaimana tidak berani, kita hidup, bekerja, mengumpulkan segalanya, lalu saat ajal datang harus meninggalkan semuanya. Kita hidup, berjuang, untuk akhirnya tamat. Perlu seorang berjiwa berani untuk ttp hidup. Jika tidak, tentu kita tidak dipilih Nya utk merasakan hidup. Kita berani hidup, meski akhirnya itu harus tamat.

Saat ini seluruh badan saya sdh tdk terasa lagi. Seluruh otot saya penat. Bahkan rasanya saya tdk mampu lgi melanjutkan perjalanan esok hari. Saya memulai perjalanan sejak Rabu, 9 Juli dari Mysore jam 1 siang. Sdh sejak selasa malam saya tidak bisa tidur. Saya memikirkan bawaan saya agar tdk exceed bagage yg hanya 40 kg, saya menangis melepaskan semua yg saya miliki selama dua thn di India. Tetangga, sahabat, bahkan pemilik rumah yg saya sewa pun menangis. Saya tdk menyangka, saya begitu diterima mereka. Terakhir saat saya duduk seorang diri di bis yg membawa saya ke Bangalore Internasional Airport, itu adalah saat tersunyi dalam hidup saya. Saya tdk punya nomer hape, internet saya pun sdh dicut sedari pagi krn visa saya expire hari itu, 9 Juli. Dan semua yg sudah saya miliki selama dua thn di Mysore harus pergi saat itu. Sunyi, itu yg saya rasakan.

Saat itu saya menangis sesenggukan di bis. Lima menit, itu yg saya perlukan untuk sekedar melapangkan hati saya. Dan saya memang pribadi ajaib dimana saya bisa seketika kuat saat itu diperlukan. Inner strength saya luar biasa hingga kadang saya pun dibuat takjub olehnya. Saya menghapus air mata, meraih Al Quran dan memulai tadarrus saya. Saya tahu bahwa saya sendirian dlm perjalanan panjang ini, dan jika saya menangis, saya akan lemah, bahkan bisa pingsan, karena saya juga sedang puasa dan sahur hanya dengan air putih. Lalu siapa yg akan rugi jika saya pingsan? Tentu orang orang akan menyerbu barang bawaan saya dan berpesta pora dengan kesakitan saya. Intinya satu, u just need to take care of yourself, end of the story!

So, setelah lima menit sesenggukan itu, alert mode saya ON. Saya kuat, mengingat semua barang bawaan, uang yg ada di saya dan seluruh hal yg saya bisa utk menjaga diri saya. Saya melihat seorang gadis india yg juga sendiri, lalu tersenyum padanya. Ini salah satu strategi saya bersinergi dengan siapa pun yg saya temui di perjalanan. Dan perempuan biasanya adalah the best companion. Ternyata ia juga sedang sendirian dan takut karena ini pertama kali ia terbang dari Bangalore. Kami tidak banyak bertukar cerita di bis karena ia tidur dan saya sibuk dengan bacaan Quran saya.

Tibalah kami di bandara. Saya berbuka puasa dengan segelas kopi. Si gadis yg ternyata muslim, mengikuti saya. Lalu mulailah kami bercerita. Ia kehilangan ayahnya empat thn yg lalu. Bagaimana ia akhirnya harus kuat bepergian sendirian padahal dulu selalu dilundungi ayahnya. Saya bersimpati dengan kehilangan itu. Di India, wanita sangat dilindungi dan dimanjakan. Jika tidak ada kakak lelaki, ayah dan suami adalah tumpuan utama wanita India. So, saya mengerti betapa ia harus kuat kehilangan ayah yg selalu mengurus keperluannya.

Lalu, tiba giliran saya. Well, seperti biasa, saya tdk menutup apapun ttg kisah saya. Seperti biasa, kehilangan Najwa, sekolah ke india, hidup sendiri pasca bercerai. Berusaha belajar di tengah kehilangan anak dan hidup sendiri. Hehe, si gadis ternganga mendengar kisah hidup saya. Ia hanya berucap jika ia di posisi saya, jgnkan utk sekolah, berpikir waras saja mungkin sdh tdk bisa. Well, itulah the inner strength. Itu datang begitu dahsyatnya saat kita membutuhkannya. Dan saat tidak ada pilihan lain selain MENJADI KUAT.

Si gadis ingin ke wc dan saya pun menemaninya. Saat itu saya melihat dua pemuda asing mengamati kami. Saya pun memperingatkan si gadis utk berada di bawah cahaya lampu krn well, kami hanya berdua. Dan seperti biasa, laki laki dianugerahi kemampuan cukup utk menyakiti kami. Ia pun menurut. Saya ke toilet sambil memikirkan si gadis di luar sana. Ia masih muda dan takut. Alhamdulillah ia baik baik saja.

Tiba saat saya check in, sementara ia msh menunggu penerbangannya. Ia minta saya berfoto dengannya. Terlihat sekali ia takut saya tinggal, namun tidak ada pilihan lain, saya pun harus melanjutkan perjalanan. Saya memeluknya dan berpesan BE SAFE.

Setelah itu, saya kembali sendiri. Koper saya beratnya 30 kg saudara saudara. Sampai melenguh saya mengangkat koper tsb. Alhamdulillah bagasi saya tdk over namun bawaan kabin saya harus di reduce menjadi dua tas saja. Saya diminta memasuklan tas ketiga di bagasi. Dengan memelas saya mohon jangan karena itu isinya alquran yg saya perlukan di pesawat. Alhamdulillah, saya diizinkan membawa semuanya. Begitu pun di imigrasi, saya sempat diobok obok karena membawa banyak kotak hadiah dri sahabat di mysore. Jika saja perjalanan saya direkam di video, Anda akan melihat betapa hidup telah menjadikan saya seorang wanita tangguh. Kadang geli sendiri melihat saya memunguti isi tas di lantai saat imigrasi memeriksa saya. No, saya tdk malu, apalagi jaim. Saya adalah wanita yg bepergian seorang diri, melintasi tiga negara. Tentu saya harus mengurusi bawaan saya.

Tapi percayalah, saya selalu bertemu org baik di perjalanan. Namun tentu saya tetap alert. Percayakah Anda bahwa saat saya tidur kaki saya silangkan di tas, dan meskipun saya sangat lelah, saya tdk pernah tidur pulas. Kadang saya melihat pasangan suami istri dimana si istri lelap di pundak suaminya. Dan hanya berucap "ah, itu bukan untuk saya". Saya diciptakan utk menjdi tangguh dan tidak manja. Saya dilengkapi Allah utk hidup seperti ini. Dan ini adalah yg terbaik dari Nya.

Bahkan pagi ini saya tiba di Kuala Lumpur. Saya menarik tas 30 kg itu dengan lenguhan panjang hanya sekedar mendapatkan kekuatan. Saya sahur air putih lagi di pesawat dan berbuka hanya dengan biskuit coklat, so energi saya sesungguhnya sdh menipis. Tertawa sendiri saat koper itu jatuh di jalanan Kuala Lumpur, ah betapa konyolnya saya. Wanita kurus kerempeng dengan koper segede gaban. Satu ransel di pundak belakang seberat 10 kg dan satu lagi di dada. Tangan kiri menarik koper 10 kg yg kanan menarik yg 30 kg. Haha, do i have other choice? No! Faktanya adalah, saya sendirian dan saya harus kuat, waspada, dan semua bawaan ini harus selamat ke Indonesia. NO MATTER WHAT!

Dan esok perjuangan itu dimulai lagi. Hingga kamar kos saya bisa saya tempati, baru saya bisa istirahat. Mungkin saat itulah, baru tangan dan kaki ini terasa sakit. Tahu kan saat kita alert itu adrenalin meningkat? Dan saat itu sakit tidak akan terasa. Setelah semua usai, baru asam laktat itu mengeluarkan aksinya :-).

Itulah the inner strength. Adrenalin itu akan disupply maximum saat kita perlukan. Percayalah, Anda bukan tipe penyerah sesulit apapun itu. Kita adalah pemberani, kita adalah pejuang. Karena jika kita tidak berani mengapa kita tetap ingin hidup di dunia yg fana ini? Untuk apa mengumpulkan semuanya toh akan ditinggal. Dan bagi saya, kesulitan tidak hanya membuat saya survive, tapi saya akan jadi pemenang. Kepedihan, apapun itu, not only that I will survive, i will WIN. Tidak ada kata lain, itu harga mati untuk saya. Dan jika pun perjuangan saya berakhir dalam sunyinya kematian, saya puas saya telah berjuang untuk hidup, dan perjuangan itu yg menjadikan saya pemenang. Setidaknya saya tidak mati konyol dalam keputus asaan. Saya mati, itu pasti, tapi saya mati dengan menang, karena saya telah berjuang untuk itu.

So, bagi siapapun yg saat ini sedang patah, bangkit! Kita diciptakan dengan berbagai fasilitas utk bertahan. Dan tidak hanya bertahan, kita harus jadi pemenang. Dan perjuangan itu yg menjadikan kita menang. Sikap tangguh, tidak mudah menyerah, gigih. Karena sesungguhnya seperti halnya saya, Anda juga memiliki the inner strength yg akan membuat Anda takjub karenanya. Inner strength yg siap datang saat diperlukan...seperti halnya si gadis India yg kehilangan ayahnya, seperti saya yg harus terpisah dri. Najwa.

U dont know how strong u are, until u have no other choice other than being strong.

Dan seperti kata si gadis India,

Sometimes its not about your size, its about the size of yr spirit which matters the most

Good night everyone. Doakan perjalanan saya esok hari. Menyusuri jalan kuala lumpur menuju airport. Seluruh barang bawaan ini harus selamat. No matter what! Anda, saya, kita tidak hanya harus survive. Kita pun harus MENANG! Itu harga mati. End of story...

Posted from Kuala Lumpur, Malaysia.

10.07.2014

NURUL KASYFITA

No comments:

Post a Comment