Tuesday 29 July 2014

Good woman for a good man?

Hello there!

Di suasana idul fitri ini, saya mulai usil lagi dgn tulisan tulisan saya. Haha, sebelumnya mhn maaf lahir batin yeee readers, minal aidin wal faidzin. Jika tulisan saya ada salah, mhn maaf yaaa.

Ok, ini sih berasal dari foto profil salah seorg mhswa saya, yg ehem, memang belum menikah. Mungkin si empunya propic sdh merindukan pasangan hidup, tentu saja. Itu seperti penantian panjang, saat sahabat seumuran sdh menikah, bahkan mgkin punya anak. Sementara kita, yah, tahun demi tahun, lebaran demi lebaran, pertanyaan yg datang selalu sama, kapan nikah? Hehe, pasti pingin ngumpet yaa kalau sdh ditanya seperti itu. I can feel how u feel, of course.

Saya tentu tidak meragukan kebenaran Quran Surah An Nur ayat 26 tersebut. Indeed, good woman for good man. No doubt laah. Cumaa...dengan pemikiran yg sedikit "nyeleneh" saya hanya ingin sedikit berdiskusi, bukan ber oposisi atau pun ber kompetisi lho yaaa. Saya hanya ingin membubuhkan sedikit extension. I agree, ayat itu akan memacu kita kita para jomblo ini, untuk lebih meningkatkan kualitas diri. Of course, its a very encouraging surah. For sure.

Ok, let me picture this. Anda seorang wanita normal, punya teman, berpendidikan, punya pekerjaan. Satu yg Anda tunggu. The prince on the white horse hehe. Entah jika. Anda msh percaya fairy tale spt itu, tapi ingatlah, hidup is not a fairy tale. Tdk semua impian cinderella terjawab disini. Yaaa beberapa yg beruntung, pasti menemukan pangeran impiannya dan hidup happily ever after. Tapi bersiaplah, life is also a shit. Dan tidak ada tombol ignore, atau skip, atau escape, life cuma punya satu botton, ACCEPT it and deal with it. Anda boleh kesal dengan tulisan saya, but i am writing u nothing but the truth, even if its super bitter.

Let me continue. Year after years, Anda menunggu. Melihat sahabat sahabat Anda naik pelaminan. Bahkan setiap berkumpul, mereka sdh memiliki anak. Anda seperti tertinggal. Jika biasanya Anda bersama mereka, mungkin sejak kuliah, sering bolos bareng, nonton bareng, shopping bareng, akhirnya Anda sendiri. Mereka menemukan pangerannya dan Anda tetap sendiri. Kepedihan itu bertambah dengan pertanyaan "pacarnya mana?" atau "kapan menikah?". Dan parahnya, pertanyaan itu kdg datang bukan hanya dari keluarga, yg MEMANG berhak untuk itu karena well, family kan berhak atas apapun terhadap hidup kita, kadang pertanyaan itu datang dari teman seumuran, yg kdg merasa LEBIH BENAR untuk menghakimi Anda. Hanya karena, SHE LIVES A LIFE LIKE EVERYBODY ELSE. Menikah, punya anak, terus mulai bertanya pada yg msh single, kapan menikah.

Terus terang, saya pribadi yg sangat sedikit perduli dg kehidupan org lain. Alhamdulillah, saya tetap pusing dengan hidup saya sendiri yg cukup membingungkan sehingga tdk punya waktu untuk sekedar MENENGOK hidup orang lain, apalagi MENGHAKIMINYA. Tapi, percayalah, saya bukan cuek. Saya menerima siapapun yg berkenan curhat dengan saya. Intinya, saya peduli, bukan penasaran. Bedakan, peduli, berarti saya siap mendengarkan, membantu, bahkan mendoakan, jika itu satu satunya yg bisa saya lakukan untuk meringankan. Sedangkan penasaran, berarti hanya ingin tahu keadaan hidup Anda, lalu jika Anda terpuruk, bertepuk tangan di atas kesakitan Anda. Trust me, saya mungkin terlihat seperti monster, tapi saya tidak sekejam itu. Bahkan, hingga saat ini, tidak ada satu pun sahabat atau mhswa yg pernah saya tanyakan, KAPAN MENIKAH. Itu sih sama saja bertanya KAPAN MENINGGAL iya gak? Siapa yg tahu kapan jodoh akan datang? Sama lah seperti ajal. Itu rahasia Allah yg tidak bisa dipaksakan kapan datangnya. Ya intinya simple kan, jika yg bersangkutan dtg berpasangan, berarti sdh menemukan jodohnya, alhamdulillahhh :-).

Anda boleh tanyakan pada mhswa saya. Yg saya tanyakan biasanya kapan lulus skripsinya? Itu karena saya tahu, proses itu DO ABLE, bisa dikerjakan. Proses kelulusan itu adalah proses kerja keras, dan siapa pun yg bekerja keras, pasti bisa lulus. No matter what. Asal Anda tidak putus asa. Dan jika ada yg belum lulus, biasanya saya beri semangat agar tdk patah semangat dan meninggalkan kuliahnya. Tapi, saya tdk pernah menanyakan KAPAN MENIKAH pada yg jelas jelas belum berpasangan. Untuk apa? Toh, itu proses yg biarpun Anda bekerja keras, pantang menyerah, kalau belum jodoh, ya belum aja. Kalau yg sudah berani menunjukkan kekasihnya, biasanya pernyataan saya NIKAH UNDANGIN SAYA YA. Itu berarti doa. Saya bukan wanita sekuler yg mengutuk pernikahan, oh no, saya msh menjunjung tinggi nilai itu. Dan msh mampu berbahagia dengan perayaan cinta itu. Walaupun hidup saya up and down begini, i can still be happy for all of u, lovers!

Ok, let me back again to that verse. Good woman for good man. Untuk peningkatan diri, ini tentu ayat yg sangat baik. Anda akan terus berdoa, memohon, sedekah, terus mendekatkan diri pada Allah, agar saat Anda mencapai kualitas yg terbaik, saat itu lelaki baik itu datang. Saya sangat setuju dengan ini.

Namun, extension nya adalah, will u stop to be a good woman if the good man never come? Terus, are the single women low quality woman? Atau mereka yg divorce berarti wanita yg tdk baik karena ditinggalkan oleh para lelaki baik? Ini yg biasanya saya tdk suka. Anda tentu tahu status saya saat ini. Saya gagal dalam rumah tangga, bahkan ditinggalkan sendiri oleh mantan suami saya dan anak saya. Lalu, apakah saya a bad woman? Hanya karena takdir hidup saya sedikit UNMATCH dengan org kebanyakan?

NO, BIG NO! Saya suka sedih dengan sahabat yg diputuskan kekasihnya, yg lalu mengutuki dirinya sendiri. Mereka yg berkata, yah, saya memang kurang baik untuk lelaki itu, sehingga ia memilih orang lain. Come on, jangan terlalu kejam dengan diri Anda sendiri. Anda itu berharga. Anda tidak perlu membuktikan kualitas diri hanya dengan cara BERPASANGAN. Anda pasti wanita hebat hingga Anda masih dipercaya Allah untuk hidup sendiri. Ditinggalkan itu sudah menyakitkan, kawan, jangan lah ditambah dengan mengutuki diri sendiri. Berbaik hatilah dengan diri Anda sendiri. Jika bukan Anda, siapa lagi?

Ah, seandainya Anda tahu bagaimana porak porandanya hidup saya dan bagaimana saya masih bisa waras hingga hari ini, kesakitan ditinggalkan kekasih itu akan terasa ringan. Seandainya saya hendak mengutuki diri saya sendiri, percayalah, saya punya banyak alasan untuk itu. Tapi tidak, saya harus berbaik hati dengan diri saya sendiri. First, love yourself, others will come next. Bagaimana mungkin Anda mampu membahagiakan orang lain, jika Anda tidak mampu membahagiakan diri sendiri?

Jadi, menjadi single itu bukan berati u are a bad woman. Kita tetap a good woman dan terus berusaha stay as a good woman EVEN IF lelaki baik itu tidak pernah datang. Kualitas diri kita ini terlalu murah jika hanya diperuntukkan MENUNGGU SI PANGERAN TIBA. Kita harus tetap bahagia, mencapai mimpi kita, meningkatkan kualitas hidup, meskipun kita tidak berpasangan. Listen, Anda bisa bahagia dengan cara yg TIDAK SAMA dengan orang kebanyakan. Saya mengenal begitu banyak wanita single yg bahkan tetap single hingga ajal menjemput, dan mereka truly good women. Mereka wanita wanita baik yg tangguh dan tidak meletakkan kebahagiaannya di pundak orang lain.

Dicintai orang lain itu tidak harus berwujud kekasih. Jika saat ini Anda memiliki sahabat wanita yg tdk pernah meninggalkan Anda bahkan saat Anda sangat menyebalkan, see, Anda dicintai. Jika Anda mampu membangun komunikasi yg baik dengan mahasiswa, rekan kerja, bahkan anak kecil, see, Anda dicintai. Bahkan jika pun Anda memiliki hewan pelihraan dirumah, yg senang bermanja di kaki Anda, see, Anda dicintai. Saya sangat bersyukur pasca perceraian saya, hidup melempar saya ke India, negara yg jarang didatangi pelajar lain sehingga saya betul betul berjuang dan merasa dicintai disana. Saya diterima, dimudahkan, oleh profesor, kawan, tetangga, sahabat, meskipun saya tdk berdarah India dan sangat berbeda dengan mereka. Menjadi sendiri bukan akhir hidup. Anda harus meng eksplore kekuatan diri Anda yg terdalam. Karena inner strength itu tidak akan keluar jika tidak dalam keadaan terdesak.

So, melalui tulisan ini, saya ingin menghimbau mereka yg masih sendiri. Be a good woman, tapi bukan HANYA untuk menunggu a good man. Percayalah, jika pun hingga mati kita ditakdirkan sendiri, itu karena kita dicintai Allah. Kita dipandang tidak akan mampu berpasangan, dan menjadi sendiri jauh lebih bermanfaat bagi kita. Mungkin mereka yg berpasangan, mereka mampu untuk itu dan Allah pun mencintai mereka. Saya tidak membenci mereka yg berpasangan, dan tidak menolak hal itu, tapi saya juga tidak menjadikan berpasangan sebagai SATU SATUNYA metode untuk memanusiakan saya. Saya tetap manusia berkualitas, dengan atau tanpa pasangan. Dan i will always be a good woman, and stay as a good woman, even if the good man never come. Saya tidak akan merendahkan kualitas diri saya hanya untuk menunggu dia yg belum tentu datang. Hidup hanya sekali, reader. So, berbahagia lah. Sedih boleh, tapi jangan berlarut larut. Bangkit, dan jadilah wanita hebat yg mandiri. Yg tidak perlu ditelpon pasangan hanya untuk hidup bahagia. Anda yg bertanggung jawab atas kebahagiaan Anda sendiri, no one else do!

So, be a happy single. Jadilah pribadi yg deeply in love with yourself, sehingga orang lain pun akan tertarik untuk mencintai Anda. Jadilah orang yg mampu membahagiakan diri Anda sendiri, hingga orang lain tertarik untuk berbahagia bersama Anda. Happiness itu menular, saudara saudara. Dan itu magnet yg cukup kuat untuk melanjutkan hidup. Dan jika pun, finally lelaki baik itu datang, well, just consider itu sebagai...nothing but a bonus in life. Congratulation, u just got a life jackpot!

Be happy, be good, with or without him, no matter what!

Samarinda, 30.07.2014

Nurul Kasyfita.

2 comments:

  1. Andai saja tulisan ini di buat 5 atau 6 tahun yang lalu, mgkin saya g akan merasa utk harus berstatus "menikah"... suatu kesalahan besar menikah hanya karna ingin merubah status, agar terlihat seperti orang normal lainnya,inilah yg saya sesali saat ini. tapi apalah daya skrg yaa hanya bisa dijalani....dengan sabar & ikhlas. mudahan saja dgn mbaca tulisan K' Nurul yg lain bisa lebih mengerti terutama anak-anak muda (abg) yg kadang mengira cintanya itu cinta mati...

    ReplyDelete
  2. Percayalah, apapun skenario hidup yg tengah dijalani saat ini, it must be the best for each and everyone of us. Couple or uncouple, Anda pasti seorang aktris terbaik yg dipilih Allah untuk menjalaninya.
    Saya pernah jatuh cinta, menikah, punya anak, hingga bercerai dan kehilangan semuanya. Namun, hidup saya saat ini jauh lebih ringan. Saya terbebas dari kungkungan yg disebut ATURAN UMUM. Saya membangun hidup saya sendiri dan mendefinisikan kebahagiaan menurut versi saya sendiri. Dan meskipun sendiri, saya percaya saya tetap orang baik dan berkualitas, tanpa pasangan di samping saya.
    No regret. Hidup pasti yg terbaik saat ini. Thank u for reading ika. All the best for life, and send my regards to yr family.

    ReplyDelete