Wednesday 26 March 2014

Semudah Allah Melepaskan Nabi Yunus dari perut ikan

Hello there.

Sudah sore di Mysore. Mumpung belum malam, izinkan saya menulis disini. Hmm tulisan kali ini agak miris nih. Saya sedang sakit saat menulis ini. Biasa, penyakit lama saya, diare, kambuh. Sakit sekali rasanya perut saya seperti berkelahi. Padahal sejak kemarin tak ada satu pun makanan yg masuk. Sejak tdi malam, saya sdh mengalami diare. Air keluar seperti keran saja hingga tubuh saya lemas paginya.

Namun itu tak menyurutkan langkah saya. Pagi ini saya menghadiri ujian kimia fisik meskipun dengan perjuangan. Saya menemui professor dan meminta izin untuk mengerjakan soal dekat dengan toilet. Beliau sih tdk habis pikir bagaimana saya masih memaksa utk ikut ujian dengan kondisi diare dan bolak balik ke wc. Saya hanya ingin menuntaskan perjuangan saya belajar. Saya hanya berkata menggagalkan ujian saya hanya karena saya diare itu penghinaan terbesar untuk ilmu pengetahuan. Akhirnya dengan menepuk jidatnya, sang professor mengizinkan saya mengerjakan ujian di dekat wc. Sebuah terobosan baru lagi dri mahasiswa asal indonesia! :-)

Ok, now kita bicara lagi ttg penyakit saya. Ini penyakit seperti serangan satu maret. Datangnya tdk disangka sangka. Terakhir saya kena diare seperti ini tahun 2007. Saat itu saya cuma makan lalapan langusng deh moncor. Dan tdk tanggung tanggung, penyakit ini menghantam saya hingga 2011. Mengubur cita cita, membuat saya bertekuk lutut. Sejak saya terbang ke india, nyaris tdk ada saya kena diare. Umumnya saya kena muntah muntah karena tdk bisa makan jika ingat Najwa. Yah meskipun saya dianggap ibu yg meninggalkan anaknya, saya masih seorang ibu yg ttp tdk bisa makan jika ingat anak.

Jika saat 2007 lalu saya ditemani Najwa yg berbaring di samping saya, saat ini saya sendiri. Saya hanya punya tablet utk sekedar mengalihkan pikiran saya dari sakit perut ini dan baju najwa disamping saya. Tidak ada keluarga, sendiri, benar benar sendiri. Saya hanya sedih jika penyakit ini kembali menghantam saya. Saya sadar saya sendiri dan hidup saya bergantung pada kekuatan saya utk beraktivitas. Tidak ada lagi suami yg bisa melindungi ataupun anak yg bisa sedikit menghibur.

Lalu tiba tiba saya ingat Nabi Yunus. Saat itu beliau diterkam ikan. Dan selain keadaan gelap, wong dalam perut ikan lho, beliau pun sendiri. Saat itu beliau mengucaokan doa "la ila hailla anta subhanaka inni kuntu minazzalimin", beliau menyandarkan bahwa Allah tak prnah Menzalimi hamba hamba Nya. Dan setelah itu tiba tiba ikan bersin dan beliau bisa kekuar dari gelapnya perut ikan. Saya hanya brusaha mengingat bahwa tdk ada yg susah utk yg Maha Besar Allah Azza Wajalla. Meskipun penyakit ini pernah menyerang saya bertahun tahun lamanya, alhamdulilah saya bisa bangkit. Dan kali ini pun insya Allah bisa. Bayangkan, betapa tidak mungkinnya seorang manusia yg berada dalam gelapnya perut ikan, bisa keluar dengan selamat. Tapi itu mungkin utk Allah, tdk ada yg tdk mungkin. Hanya kita yg tidak menyandarkan diri pada kekuatan Nya.

Ah, saya pun tidak sendiri. Ada dua malaikat yg berada di kanan dan kiri saya. Dan Allah yg Maha Melihat dan Maha Memelihara. Saya harus berdoa dan mengandalkan pertolongan Nya. Seperti ayat yg berbunyi "hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wanni'man nasiir". Cukup Allah penolong kami, dan Allah lah sebaik baik penolong.

Bagi Anda yg mungkin juga sdg sakit, semoga cepat sembuh. Bagi Anda yg sedang berada dalam gelapnya pusaran hidup, semiga terang itu segera tiba. Bagi Anda yg merasa sendiri, insya Allah Anda tdk pernah sendiri. Bahkan saat Anda tidur, dua malaikat itu duduk di kepala dan kaki Anda.

Ah, perut saya masih sakit dan tdk ada sepotong makanan pun didalamnya. Terima kasih telah membaca tulisan ini ya. Saya mhn maaf jika membebani Anda dg tulisan ini. Mari kita lafazkan "la ila hailla anta subhanaka inni kuntu minazzalimin", agar Allah mengangkat segala kesulitan kita, melepaskan saya dari sakit perut ini, dan membukakan jalan kesembuhan bagi siapa yg sedang sakit. Amin ya rabbal alamin.

Tak ada yg tak mungkin untuk Allah. Hanya kita yg kurang mengandalkan kekuatan Nya. Cukuplah Allah sebaik baik penolong...

Dalam sakit,

Mysore, 26 Maret 2014

No comments:

Post a Comment