Sunday 9 August 2015

My PhD journey: IT HAPPENS FOR A REASON, part3, THE LOA

Hello readers, its me again. Saya harap Anda semua tidak bored dengan postingan my PhD journey yg ber part part, karena seperti yg saya sebutkan sebelumnya, perjuangan ini tidak sebentar pun tidak mudah, sehingga bahkan untuk menuangkannya dalam tulisan, itu perlu berpart part.

Anyway, kali ini saya meneruskan ke bagian yg esensial dan dicari banyak orang yg memburu beasiswa seperti saya, the LOA atau LETTER OF ACCEPTANCE. Dulu saat saya masih kuliah S 1, saya sering mendengar istilah LOA dan ternganga nganga mendengar orang bisa ke luar negeri dengan surat sakti ini. Saya tdk pernah membayangkan, bertahun tahun berikutnya, saya yg mengurus LOA dan berhasil mendapatkannya, HANYA DALAM WAKTU TIGA BULAN. Yup, saya berhasil melulusi semua permintaan Auckland, hanya dalam waktu tiga bulan.

Well, mari kita sambung ceritanya.

Januari 2015. Saya seperti menggila dengan rencana doktoral saya. Pada bulan ini, saya sibuk mempersiapkan tiket pesawat ke Surabaya untuk ikut tes TOEFL IBT. Selain itu, saya juga sibuk browsing browsing hotel untuk cari harga termurah karena test centrenya terletak di daerah elit, Citraland Surabaya.
Meanwhile, Miss Gretchen kembali menghubungi saya dan meminta saya mendapatkan rekomendasi dari dua prof saya yg di India. Parahnya, format surat ada dari Auckland, tapi surat ini harus diisi, diprint, distempel dan discan ulang, serta dikirimkan kembali LANGSUNG DARI EMAIL SI PROF DARI INDIA. Waahh itu tantangan berat untuk meyakinkan prof di India agar mau melakukan hal seribet itu untuk saya, the Indonesian foreigner. Tawakkal, saya email 5 prof di India mengabarkan rencana PhD saya dan betapa saya memerlukan keringanan hati beliau untuk melakukan proses itu untuk saya. Saya klik SEND dan berdoa menunggu kabar dari mereka. Saya ingat saat itu saya senyum sendiri membayangkan email saya melayang ke India, ke Auckland, Nurul Kasyfita terbang ke berbagai belahan bumi hanya dengan satu metode, INTERNET. Ada tiga negara yg memproses saya saat itu, India, Indonesia untuk TOEFL IBT saya dan NZ untuk rencana PhD saya.
Hampir akhir bulan, tidak ada balasan baik dari India ataupun Auckland. Dengan senewen, saya memutuskan meng email miss Gretchen untuk memastikan proses rekomendasi saya tidak bermasalah. Email beliau sangat mencengangkan saya
"we got four recommendations of your professor, and we are happy to say that your conditional LOA is almost ready".
Haa, empat saudara, saudara! Yg diminta hanya dua, namun yg mengirim kembali dan berproses seribet itu ada EMPAT prof! Yiiihaaa, saya jingkrak jingkrak lagi saat itu. Kesibukan doktoral ini membuat saya tdk memikirkan hal lain kecuali itu. Saya terus berusaha menemui Najwa di sekolahnya, namun rencana PhD ini membuat denyut hidup saya tetap berdetak. This is definitely, a reason to stay alive!
Saya meng email kembali kelima prof (meskipun yg satu prof tidak menulis rekomendasi untuk saya) untuk mengucapkan terima kasih. Dan satu diantara mereka, Prof Nagaraj Naik menuliskan balasan yg sangat indah.
"if you really want something, the whole universe will attract that thing to you, that is the law of attraction. All the best wishes for your PhD. We are proud to ever have you as our student".

Law of attraction, itu yg saya camkan. Hukum tarik menarik itu ada, inginkanlah sesuatu yg positif, maka alam semesta akan menarik itu untuk Anda. Dan saya ingin PhD ini, saya ingin ilmu ini, saya ingin seluruh pengalaman internasional. Dan bersama Allah, saya akan menang!

Februari 2015. Tepat tanggal 12 Februari saya berangkat ke Surabaya. Saya tes tgl 14 Februari dan sempat diolok supir taksi yg mengantar saya ke hotel, bahwa saya jomblo sejati, mengerjakan tes pada hari Valentine katanya. Haha, saya tdk celebratd valentine Pak, begitu kata saya.
Tgl 13 Februari, adalah hari bersejarah untuk saya. Saat itu saya sedang duduk di lobby menunggu mahasiswa saya datang untuk meninjau lokasi tes.
Ping! Email miss Gretchen masuk ke tab tersayang yg telah menemani perjuangan saya sejak di India. Mata saya terbelalak,
WOOOOOOO, I GOT THE CONDITIONAL LOA!
Dan merinding experience itu muncul selalu karena saya tidak pernah bersama dengan siapa siapa saat melihat pencapaian hidup saya. Selalu, saya sendiri. Saking penuhnya dada saya saat itu, saya membaginya pada reception hotel yg terkagum kagum mendengar perjuangan saya.
Meskipun masih conditional, artinya diterima dengan syarat TOEFL harus melebihi permintaan mereka dan mengirimkan legalisir seluruh dokumen, itu sudah cukup membahagiakan saya. Saya tahu, surat ini CUKUP untuk menjual diri saya ke sponsor untuk dibiayai.

Dan esoknya, saya tes TOEFL IBT. Saya mengerjakan seluruh soal, lalu diantar pulang oleh seorang gadis bernama Putri, yg saat ini sudah berada di USA dengan beasiswa aminef. Saat itu ia mendengar saya speaking dan menyebutkan Inggris saya sangat excellent. Ternyata dia sudah ikut trs tiga kali dan msh belum lulus nilai 80 seperti yg diminta aminef. Dia mengantar saya ke hotel, bahkan ikut nonton tv dengan saya hingga ashar tiba. Ia juga terkagun kagum dengan perjuangan saya.

Well, kadang saya bingung saat setiap orang mengagumi pencapaian saya. Really, i am not that genius. Saya itu biasa biasa saja. Mungkin, jalan hidup saya yg luar biasa dan bagaimana cara saya menanganinya. Saya hanya BERUNTUNG. Thats it. Bagaimana orang lain mungkin perlu berbulan bulan untuk dapat LOA, saya dibukakan Allah jalan untuk lulus hanya dalam waktu tiga bulan. Ah, sekali lagi, pertolongan Allah itu ada.

Dan, seminggu kemudian, saya dapat kabar hasil TOEFL saya. Saya sedamg duduk habis shalat subuh saat itu saat saya mengklik akun saya. Gemetar, karena ini tes bukan main mahalnya dan nilai yg harus dilulusi bukan main tingginya. 90 out of 120 dengan essay minimal 21 out of 30.

Dan....alhamdulillah, Nurul Kasyfita, melulusi TOEFL IBT nya dengan nilai
101 out of 120 dan essay 26 out of 30.

Dan saya tahu saat itu, Auckland bisa jadi rumah saya selanjutnya....

---bersambung---

1 comment:

  1. Menanti kisah selanjutnya.. meskipun sebagian sudah tau lewat facebook.. tp tetap asyik membaca lewat blog.. Hehehe... semangat ya Rul... auckland sdh menanti...

    ReplyDelete